jingga 17

1504 Words

Dalam perjalanan, diam-diam Kasa memerhatikan gadis di sebelahnya itu dari sudut matanya. Jingga hanya duduk diam sembari menundukkan kepalanya. Wajahnya terlihat begitu sendu. Lagi-lagi Kasa merasa tidak senang dengan raut wajah kesedihan yang ditunjukkan gadis itu. Tidak seharusnya Jingga bersedih. Kasa menoleh kembali ke depan. “Apa kamu sudah makan? Saya yakin kamu belum makan kan. Bagaimana kalau kita mengisi perut dulu.” Ucap Kasa kemudian berusah mencairkan suasana di antara mereka berdua. Jingga mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Kasa. “Saya baik-baik saja, tuan Angkasa.” “Kasa. Kamu bisa memanggil saya dengan panggilan itu. Dan saya pikir kamu sudah tahu bahwa saya tidak suka mendengar penolakan. Jangan menolak saya lagi, kamu mengerti kan, Jingga?!” “I-iya, tuan Kasa. S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD