30. Miami Plan (2)

2779 Words
    "Selamat pagi, tuan," sapa Sarah kepala pelayan mansion ini saat Fredrick muncul dari dalam lift. "Selamat pagi sarah, apa Letty sudah bangun?" ucap Fredrick. "Belum, tuan. Semalam nyonya muda pulang larut malam," ucap Sarah dengan jujur. "Begitulah Letty, dia tidak hobi ke mall tapi sekali dia berbelanja maka akan memakan waktu lama. Sekarang tolong panggilkan Bruce aku ingin mengajaknya sarapan," ucap Fred. Sarah mengangguk dan langsung mengerjakan perintah Fredrick. Fredrick berjalan ke dinning room dan di sana telah tersedia banyak menu sarapan dan beberapa tumpukan koran. Sudah menjadi kebiasaan Fredrick saat sarapan sambil membaca koran di pagi hari. Para pelayan mansion Fredrick sangat mengetahui kebiasaan Fredrick di pagi hari. Terutama menu sarapannya, sebelum sarapan Fredrick biasanya menikmati secangkir kopi hangat sambil membaca koran. Begitulah yang di lakukan Fredrick pagi ini. Beberapa saat kemudian Bruce Paterson datang dan bergabung di meja makan dengan Fredrick. Fred memberi kode pada seorang pelayan untuk menuangkan kopi pada gelas Bruce kemudian menyuruh seluruh pelayan meninggalkan mereka berdua saja di ruangan makan ini. "Kapan Jhony akan tiba?" ucap Fredrick membuka percakapan. "Dia akan tiba pukul sembilan, tuan. Dan Jhonny akan mengurus paket kita. Katanya dia sudah memasukan semua barang kiriman di dalam kapal. Kita hanya tinggal pergi ke Miami dan dia akan menjemput kita di pantai," tutur Bruce lalu beralih menyesap kopi hangatnya. Fredrick mengangguk setuju. Kemudian Fred memperlihatkan isi berita American hot News pada Bruce. Van der Lyn Brother kembali membuat publik terkejut. Perusahaan yang awalnya bergerak di bidang perhiasan termahal di Amerika itu, kembali membuat publik terkejut dengan di resmikannya sebuah hotel bernama "Luxury Prime" di Denmark. Peresmian hotel bintang lima ini di meriahkan oleh beberapa artis ternama dan salah satunya adalah Justine Timberlake. Beberapa pejabat terlihat di acara peresmian gedung hotel tersebut. Namun sayangnya hanya Lucas Van Der Lyn saja yang hadir pada acara peresmian, saat di konfirmasi Lucas menyebut bahwa kakaknya tengah sibuk mempersiapkan  project terbaru mereka di New York. Namun bertepatan dengan hari peresmian di Denmark, Fredrick malah terlihat di Jacksonville bersama puterinya. Tapi, apa pun yang di lakukan Fredrick, yang jelas mereka telah membuktikan kelihayan mereka dalam berbisnis. Saat jumpa pers kemarin Lucas Van Der Lyn juga mengatakan bahwa selain hotel yang akan di bangun di beberapa Negara di Eropa dan Amerika mereka juga rencananya akan membangun sekolah dan rumah sakit di Eropa, Amerika bahkan Asia. Tampaknya kedua miliuner muda kaya raya ini akan banyak memberikan kejutan nantinya      "American News, American business magazine, dan yah berita ini menjadi tranding topic di media online," ucap Fredrick dengan gaya santai namun terdengar arogan. Dia melipat koran di tangannya lalu meraih cangkir di depannya.     "Maaf, tuan tapi saya rasa pujian saya pun rasa-rasanya tidak ada harganya di banding semua kemegahan yang anda miliki," ucap Bruce merendah.     "Ah, kau jangan merendah seperti itu. Justru karena kalian-lah aku dan Lucas jadi seperti ini. Kalian memiliki loyalitas yang tinggi pada kami, kalian bahkan rela hidup terpisah dengan keluarga kalian demi bekerja pada kami. Kalian itu sudah kami anggap sebagai saudara dan kerabat kami," ucap Fredrick.    "Terima kasih, tuan. Tapi jika aku boleh memberi saran sepertinya kita harus membuat pengamanan yang ketat di dalam dan di luar kapal pesiar. Berita anda yang sedang berkunjung ke Jacksonville telah tersebar luas di media massa dan media online. Pasti paparazi akan bersiap dengan kilat kamera mereka dan itu akan merepotkan transaksi kita nantinya," usul Bruce yang di sambut baik oleh Fredrick. Fred berpikir sejenak untuk mencari solusi.     "Kau punya usul?" ucap Fred.     "Begini tuan, ....." Bruce menjelaskan dengan penuh strategi.     "Lalu bagaimana dengan rencanaku?" sergah Fredrick.     "Menurut saya, ....." Bruce kembali menuturkan rencananya. Fredrick mengangguk-angguk setuju. "Namun, jika tuan menginginkan, nyonya muda bisa anda ajak untuk transaksi namun tetap harus menggunakan penyamaran. Kami tidak ingin identitas anda dan keluarga anda sampai terbongkar. Saya dan tim akan memastikan hanya ada kita dan orang Meksiko itu yang berada di laut. Akan saya perintahkan beberapa anak buah untuk menjaga di sekitar kapal pesiar. Mereka akan menggunakan kapal kecil dan menyamar sebagai warga sipil," tutur Bruce. Setelah melalui banyak pertimbangan akhirnya Fredrick menyetujui ucapan Bruce.     "Baiklah. Aku ikut rencana kalian. Kita lihat saja nanti malam," ucap Fredrick. °*°*°*°*°* Dering telepon membuat Letty terbangun dari tidurnya. Letty sebenarnya paling malas menerima telepon saat masih di tempat tidur, dia merasa bodoh tidak mematikan ponselnya sebelum tidur. Akhirnya Letty meraih ponselnya dan mengangkat telepon. "Mmm?" "Halo tuan puteri," sapa suara merdu dari seberang telepon. "Ku bunuh kau!!" gumam Letty. Suara dari seberang telepon terdengar terkekeh geli. "Ayolah, kau tahu kita sedang video call sekarang. Aku bisa melihat wajah pucatmu dari sini." Lagi ucap suara dari seberang sambungan telepon yang langsung membuat Letty membulatkan matanya. Sontak Letty berdiri dari tidurnya dan benar saja seorang pria sedang memperlihatkan senyum jahilnya dari balik layar ponsel Letty.     Letty menggeram dengan kuat saat mengetahui ternyata Chester melalukan video call dan bodohnya Letty tidak mengetahuinya. Dengan cepat Letty menekan tombol Endcall pada layar ponselnya. Namun hanya jeda beberapa detik ponselnya kembali berbunyi, tanpa melihat siapa yang menghubunginya Letty langsung membentak. "What the f**k you doing , dumb!" bentak Letty dengan nada sarkasmenya.     "LEETTTYYY ...."     "Awhh!" Letty menjauhkan ponselnya saat suara pekikkan dari seberang telepon menggema di telinganya. "Sial ini mom." Letty membatin.     "Maa-maaf, mom." Letty menggagap. Sontak gadis itu menarik tubuhnya dan dia duduk di atas ranjangnya. Bahkan untuk menguap pun rasanya sudah tidak bisa lagi sebab kesadarannya sudah pulih sepenuhnya karena suara ibunya.     "Sudah menjadi kebiasaanmu berteriak saat aku membangunkanmu. Aku tahu kau terganggu saat ponselmu terus berdering. Makanya kau perlu memasang jam weker di kamarmu agar kau bangun tepat waktu. Dasar pemalas!" Elena masih berbicara dengan nada tinggi. Kali ini giliran Letty yang menerima ocehan di pagi hari.     "Belum apa-apa sudah sial. Ya Tuhan, mengapa akhir-akhir ini hariku menjadi hari buruk?" Letty membatin saat Elena masih terus mengomel di seberang telepon.     "Mom ...," rengek Letty. Dia menggaruk-garuk kepalanya dengan kasar. "Aku tidak bermaksud membentakmu. Berhentilah mengomel, kupingku terasa panas," ucap Letty masih tetap menjaga nada suaranya agar tidak naik setengah oktav.     "Tidak usah banyak alasan. Cepat mandi dan sarapan. Ini sudah hampir jam sepuluh dan kau masih di tempat tidur. Letty kau itu wanita bagaimana jika kau sudah menikah dan tinggal di rumah mertuamu apa kau akan bangun saat petang?" ucap Elena dengan nada tinggi membuat Letty semakin malas mendengarnya.     "Iya ... aku akan mandi, tenanglah," ucap Letty dengan malas.    "Kalau begitu cepatlah."    TUT. TUT. TUT    Telepon terputus dan Letty kembali merebahkan dirinya di renjangnya, dengan kesal Letty mengetik SMS. TO : Dumbass Gara-gara kau, ibuku memarahiku. Awas saja jika aku bertemu dengan mu akan ku bunuh kau. k*****t!! ??     Hanya jeda 5 detik pesan Letty sudah di balas. FROM : Dumbass Aku merindukanmu ?      Letty makin geram. Ingin sekali dia mencekik Chester namun sayang, Cade sedang berada di Denmark jadi Letty hanya melampiaskan kemarahannya pada stress ball miliknya.     "Letty ...," panggil seseorang bersuara maskulin yang tidak lain adalah ayah Letty yang sedang mengetuk di depan pintu. Letty jadi semakin jengkel, dengan malas Letty bangun dari tempat tidurnya. Dia menghentakkan kakinya saat berjalan menuju pintu namun tangannya tetap meraih gagang pintu. Di depan pintu Fredrick sudah berdiri dengan pakaian kasual namun tetap terlihat rapi dan tampan.      "Mmm?!" ucap Letty dengan wajah masamnya.     "Nak, barusan ibumu menelepon dia memarahi seluruh pelayan. Dia juga memarahi Dad, katanya kami tidak membangunkan kau. Ayo sekarang mandi dan bersiaplah kita makan siang bersama," ucap Fredrick dengan nada lembut. Letty masih menutup mata sambil bertopang pada tiang pintu.     "Nak, hari ini kita akan ke Miami, kau lupa? Ayolah, bersiaplah," ucap Fredrick sambil mendorong tubuh Letty pelan. Fredrick menggiring Letty ke kamar mandinya namun Letty masih bermalas-malasan seperti bocah umur lima tahun. Dengan sabar Fredrick menuntun Letty hingga ke depan kamar mandi sampai akhirnya Letty masuk kedalam.         Drrrttt ... Drttt ...      "Oh, ya Tuhan." Fredrick memijat dahinya saat melihat siapa yang meneleponnya. "Ha-"      "Mana dia? Apa dia sudah mandi? Yang benar saja, Fred. Kau ini terlalu lembek padanya ....."     "Berhenti mengomel atau saat ini aku akan pulang dan menyumbat bibirmu dengan milikku," ucap Fredrick yang sukses membungkam mulut Elena. Sepertinya Elena tersipu mendengar ucapan vulgar Fredrick.     "Begitu baru bagus. Putrimu sedang mandi, Elena tenanglah. Bagaimana kabar kedua kesatriaku,heh?"     "Mereka baik. Ini Lennox mau bicara," ucap Elena sarkasme.      "Daddy?"      Senyuman langsung terukir di wajah Fredrick saat mendengar suara Lennox.     "Halo, jagoan," ucap Fredrick. Lenox terdengar sedang tertawa di seberang telepon.     "Daddy, aku dan mom sedang di New Jersey, kami tinggal di hotel," ucap suara halus dan menggemaskan itu.      "Ohya?"     "Aha ... kami sedang sarapan, kakak juga ada. Semalam kami main game sampai larut  ....." Mulailah Lenox berceloteh nada bicaranya yang menggelitik membuat Fredrick terus tersenyum bahkan sesekali tertawa karena ucapan polos Lenox. Sementara itu Letty masih berada dalam kamar mandi. Merendam tubuhnya dalam air hangat. °*°* Miami Florida, America __________________      "Selamat datang tuan," sapa seorang pria bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam. Dia bersama seluruh orang di dalam kapal pesiar milik Fredrick memakai kostum serba hitam layaknya body guard .    "Selamat datang, nyonya muda." Kembali sapa pria itu pada Letty saat Letty bergabung dengan mereka di dek kapal bersama Fredrick dan Bruce.     Fredrick hanya memakai pakaian casual dengan kaca mata hitam sedangkan Letty memakai loose mini dress berwarna putih dengan sepatu boots berwarna hitam tidak lupa Letty pun memakai kacamata hitam hingga dia terlihat begitu seksi hari ini.     "Scarlett?" ucap Letty saat melihat seorang wanita bertubuh maskulin berdiri di belakang Jhonny, pria yang pertama menyapa mereka. Scarlett melangkah mengambil tempat di samping Jhonny untuk memberi hormat pada majikan mereka.      "Syukurlah kau ada di sini Scar, kupikir hanya aku satu-satunya wanita di sini," ucap Letty.     "Mari silahkan," ucap Jhony sambil mengajak Fredrick dan Letty untuk turun menuju kabin karena kapalnya akan mulai bergerak.       Di dalam kapal pesiar yang seperti hotel bintang lima ini, terdapat beberapa kamar mewah dan ada empat kamar utama paling mewah yang di rancang khusus untuk Fredrick dan keluarganya yang berada di lantai empat. Lantai tiga terdapat bar dan restoran, juga tempat spa. sedangkan lantai dua terdapat lapangan golf mini dan gym. Lantai dua di khususkan untuk spot olah raga dan lantai satu terdapat banyak ruangan kosong, di antaranya ada sebuah tempat beribadah dan ada juga mini market tanpa kasir yang artinya semua orang di kapal pesiar ini boleh mengambil apa pun yang mereka mau tanpa harus membayarnya. Seluruh fasilitas mewah ini tidak di komersilkan jadi kapal pesiar ini hanya di gunakan saat Fredrick dan keluarganya akan berlibur.      Mereka tiba di restoran dan saat mereka tiba para pelayan restoran langsung membungkuk melihat Fredrick dan Letty. Mereka juga sudah menyiapkan makanan khas laut untuk di santap oleh keluarga miliuner ini. Fredrick mengajak seluruh crew kapal yang sedang tidak bertugas beserta seluruh pengawalnya untuk makan bersama mereka di restoran untuk sekedar menyapa para pekerja Fredrick. Mereka memenuhi meja kosong di restoran mewah ini kecuali sebuah meja bundar ukuran besar yang di khususkan untuk keluarga Fredrick, namun karena hanya Fredrick dan Letty saja yang datang akhirnya Fredrick mengajak Bruce, Jhony dan Scarlett mereka adalah pimpinan tertinggi dalam struktur pengawal Van Der Lyn.     "Awalnya Letty tidak ingin ikut tapi sekarang sepertinya dia tidak ingin pulang," ucap Fredrick di sela-sela dia mengunyah daging lobster di mulutnya.     Letty hanya tersenyum tipis merespon ucapan ayahnya.    "Aku akan lebih senang jika mom dan kedua adikku iku. Oh iya, Canadia juga. Aku merindukannya," ucap Letty.     "Sayangnya Istriku sedang ke New Jersey untuk menemani Lenoard. Angelie juga sedang ke Denmark bersama Lucas, ku rasa mereka juga sedang berlibur di sana," ucap Fredrick. Bruce, Jhony dan Scarlett hanya meresponnya dengan tersenyum atau bahkan tertawa saat Fredrick membuat lelucon lewat perkataannya.  "Oh iya, apa kau sudah menghubungi ibumu?" Fredrick lanjut bertanya.      Letty menggeleng. "Aku tidak berani. Aku hanya menelepon Leonard untuk menanyakan kabarnya," ucap Letty.      Fredrick tergelak mendengar pengakuan Letty. Ya, siapapun akan menyerah saat mendengarkan ocehan Elena. Tidak sering Letty dan Lenoard mendapat semburan kemarahan ibu mereka. Elena adalah ibu yang begitu bijak dan lembut tetapi kadang menjelma menjadi nenek sihir saat sedang marah, itu menurut sudut pandang Letty dan Leo. Fredrick pun merasakan hal yang sama namun dia punya jurus jitu untuk membuat istrinya bungkam.      "Scar, bagaimana kalu kita main Anggar setelah makan? Sudah lama aku tidak merenggangkan ototku," ucap Letty setelah menghabiskan makanannya.     "Baik, nyonya muda," ucap Scarlett yang juga sudah selesai makan.     "Beri aku setengah jam. Setelah itu kita ke Gym untuk treadmill ," ucap Letty. Scarlett mengangguk.     "Oke. Temui aku di Gym. Aku akan ke kamar untuk mengganti baju," lanjut Lett. Lalu dia berdiri dan segera menuju ke lantai empat.      Satu lagi yang istimewa dari kapal pesiar ini adalah kapal ini memiliki lift pribadi dengan sistem keamanan canggih dan design yang elegan. Letty menekan tombol 4 untuk menuju kamarnya.      Sesampainya di kamar, Letty langsung menuju walk in closet ternyata seluruh pakaiannya sudah tersusun rapi di sini. Para decker ternyata bekerja lebih cepat dari yang Letty bayangkan. Letty segera mengganti loose dress mininya dengan hot pants dan t-shirt ketat. Letty keluar dari walk in closet setelah selesai berganti baju.     Ponselnya berbunyi dan tertera nama Elena sedang menghubunginya melalui voice call. Letty langsung mengangkatnya, jika dia tidak ingin kena marah lagi.     Wajah masam Letty berubah saat melihat siapa orang di balik layar ponselnya. Letty tersenyum lebar saat melihat Lenox sedang memanggilnya.       "Kakak," panggil Lenox.     "Hey, dude." Letty tersenyum lebar.     "Kak, aku dan ibu sedang jalan-jalan ke mall. Leo juga ikut. Kami sedang makan siang ...." Dan bla, bla, bla. Letty hanyut dalam obrolan dan canda tawanya karena tingkah menggelitik adik bungsunya. Leo juga ikut bicara walau sekedar "Hey, kak." Sambil melambaikan tangannya di kamera. Elena tidak ketinggalan, rupanya Elena sudah tidak marah lagi pada Letty sebab dia tersenyum sambil sesekali menyuapi Lenox.      "Astaga! Aku hampir lupa."Letty menepuk pelan dahinya. "Lenox sudah dulu yah, aku ada janji dengan Scarlett. Kami akan bermain anggar, nanti ku telepon lagi, oke?" bujuk Letty dengan wajah memelas yang di buat-buat.     "Okay, be careful there sister," ucap Lenox.    "Uhh ... manisnya, terima kasih, sayang. Kalian juga hati-hati disana," ucap Letty sambil memberi sebuah ciuman jarak jauh untuk Lenox. Lenox pun membalasnya kemudian mengakhiri panggilan telepon.     Letty bergegas memakai sneakers dan segera menuju lantai dua dan saat pintu lift terbuka Letty berlari kecil ke ruang gym dan mendapti Scarlett sedang mengangkat barbel seberat dua puluh kilo dengan tangannya. Scarlett telah berganti baju dan sekarang dia menggunakan baju ketat tanpa lengan dengan short pants ketat membuat otot-otot di sekujur tubuhnya terekspos.     "Wow, Scar kau rajin sekali memelihara ototmu," ucap Letty yang terkesima melihat lekukan otot di tubuh Scarlett. Scarlett yang menyadari kehadiran Letty spontan meletakan barbel di tangannya untuk memberi hormat pada Letty. Letty menyambutnya dan kemudian segera Letty menuju treadmill untuk melatih otot kakinya sebelum bermain anggar.     "Scar, sore nanti kita akan main jetski, malamnya kita judo, yah," ucap Letty sambil terus berlari dan menambah tempo kecepatannya. Scarlett mengangguk tanda setuju. *****       Waktu seolah bergulir cepat. Setelah berlatih anggar, main jetski dan berlatih judo, tidak terasa hari telah berganti malam, dan sekarang sudah pukul delapan malam. Letty sedikit merasa lelah karena sudah lama tidak berolahraga, dan hari ini dia sudah memaksakan tubuhnya untuk berolahraga. Letty memutuskan untuk tidur sejenak setelah selesai berendam dengan air hangat.      Baru sekitar satu jam Letty memejamkan matanya, tiba-tiba Letty terusik dengan bunyi bell kamarnya.       TING TING ...    .Dengan malas Letty berdiri dan membuka pintu kamarnya.    "Maaf mengganggu, nyonya muda, tuan besar menunggu anda di restoran untuk makan malam," ucap seorang pelayan wanita kepada Letty.    "Katakan aku akan tiba dalam lima menit," ucap Letty. Pelayan wanita tersebut mengangguk dan segera meninggalkan majikannya.     Letty segera ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Dia mengganti pakaiannya sebelum menuju ke restoran karena tadi dia hanya memakai piyama dan belum sempat berganti baju.       "Hell, ternyata sudah jam sembilan," ucap Letty sambil membulatkan matanya saat melihat jam dindingnya. Letty segera melesat menuju restoran dan mendapati ayahnya sedang menunggunya untuk makan malam. ____________________________________________________ To be continue :) Follow i********: : @inezhseflina
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD