Rara bangun dari jongkoknya, dihapus air mata. Ia tak mungkin menolak bertemu pria itu, lagipula maminya mengatakan, ia tak harus menerima pria itu sebagai calon suaminya. Rara membersihkan wajah dengan pembersih. Lalu mengganti pakaian. Celana kain hitam, dipadukan dengan tunik batik panjang melewati lututnya. Kerudung hitam dipasang di kepala. Rara duduk di tepi ranjang, mengingat kembali pertemuan, demi pertemuannya dengan Aay. Sekalipun tidak pernah ia bersikap ramah pada Aay. Benar kata Aay, apa salahnya, sehingga Rara bersikap judes padanya. 'Salahmu, karena kamu membuat aku jatuh cinta, namun aku tak bisa mengungkapkannya. Salahmu, kamu terlalu ganteng, dan gagah sebagai pria, sehingga banyak mata wanita tertuju padamu. Salahku ... aku .... Ikhlas, Ra ... ikhlas, jika dia memang j