Daffa tertegun dengan sejuta tanya yang kini bergelayut di benaknya. Dia masih belum mendapatkan jawaban kenapa sang bunda mendadak menjadi sangat marah dan gusar seperti itu. Cukup lama Daffa terdiam hingga kemudian dia pun kembali masuk ke dalam rumah dan menyusul sang bunda yang saat ini sedang meneguk segelas air dengan wajah yang masih merah padam.
“A-ada apa, Bund? Kenapa Bunda tiba-tiba berbicara seperti itu?” tanya Daffa sambil terus berjalan mendekat menggunakan tongkatnya.
Sang bunda mengempaskan gelas ke atas meja dan menatap Daffa perlahan. “Pokoknya kamu tidak boleh berhubungan lagi dengan anak dari wanita iblis itu.”
“W-wanita iblis?”
“Bena-benar kurang ajar! Bagaimana bisa dia berkata seperti itu.” bunda Daffa masih mengomel dengan napas yang masih memburu.
“B-Bunda ke
