Eps 12. Ngajakin Jalan

2162 Words

Langkah kaki Awan terhenti tepat di depan kamar Langit. Dia diam menatap lelaki yang sebenarnya sangat ia sayangi itu tengah mengamati layar tipis di tangan. Tangan terkepal dengan tubuh sedikit bergetar. Meneguk ludah dengan sedikit kesusahan, lalu mengalihkan tatapan. Hingga menit berlalu, ia memilih berbalik. Memilih memendam semua yang ia rasa. Bukannya malu mengatakan, tapi … dirasa memang percuma. “Awan!” seru Langit saat tau jika Awan tak jadi masuk ke kamarnya. Awan membuang nafas panjang, tetap diam di tempat. Menunggu Langit yang kini memutar roda kursi untuk menuju ke arahnya. Memejamkan mata, bernafas dengan begitu pelan ketika menyadari jika kursi roda itu telah berhenti di belakangnya. “Wan,” Langit menatap punggung anaknya, bisa ia lihat, punggung itu memang sedikit ber

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD