Langkah kaki Crisstian secara spontan terhenti ketika mendengar suara ponselnya yang berdering nyaring. Crisstian mengurungkan niatnya untuk memasuki walk in closet. Crisstian meraih ponselnya yang ada di meja, segera menggeser ikon hijau pada layar ponselnya begitu melihat nama Carloslah yang tertera di layar. "Ada apa, Carlos?"
"Saya sudah berhasil mendapatkan informasi tentang Felix dan wanita itu, Tuan."
"Ok, 1 jam lagi, kita bertemu di kantor."
"Baik, Tuan."
Crisstian memegang dadanya, saat itulah ia bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. "Sial! Kenapa gue jadi deg-degan?" gumamnya sambil meletakkan ponselnya di meja. Crisstian bergegas memasuki walk in closet, bersiap untuk pergi ke kantor.
Tak butuh waktu bagi Crisstian untuk bersiap. Saat ini Crisstian sedang dalam perjalanan menuju ruang makan, tempat di mana semua orang sudah berkumpul.
"Selamat pagi!"
Sapaan penuh semangat dari Crisstian mengejutkan semua orang yang saat ini sudah berkumpul di ruang makan.
Alih-alih duduk di kursinya, Crisstian malah mendekati Sein. "Mom, Criss mau langsung berangkat ke kantor ya."
"Loh, kamu enggak mau makan dulu?"
"Enggak, Mom. Criss harus berangkat sekarang, karena 15 menit lagi ada meeting."
"Ya sudah, pergilah. Tapi nanti jangan lupa makan ya, Sayang." Sein tidak akan membekali Crisstian dengan sarapan, karena Crisstian memang tidak suka makan di dalam mobil.
"Iya, Criss berangkat ya." Crisstian lantas mengecup pipi kanan dan kiri Sein secara bergantian. Crisstian tak lupa untuk pamit pada anggota keluarganya yang lain, termasuk pada sang keponakan tampan menawan, Noah.
Sepanjang perjalanan menuju kantor, Crisstian terus memikirkan, kira-kira, informasi apa sudah Carlos dapatkan tentang Felix juga Olivia? Crisstian sangat penasaran sampai-sampai merasa tak sabar untuk segera bertemu Carlos.
Lalu lintas pagi ini sangat lancar, tapi entah kenapa, Crisstian merasa jika perjalanan menuju kantor memakan waktu yang sangat lama.
"Akhirnya sampai juga," gumam Crisstian dengan perasaan luar biasa lega.
Begitu Crisstian keluar dari mobil, Carlos langsung menyambut kedatangan sang atasan.
"Selamat pagi, Tuan."
"Pagi, Carlos."
Carlos mengikuti langkah Crisstian, memasuki loby kantor, lalu di saat yang bersamaan, Steve baru saja keluar dari lift. Steve mendekati Crisstian.
Crisstian menghentikan langkahnya, begitu juga Carlos. Crisstian berbalik menghadap Carlos. "Ada meeting penting yang harus saya hadiri, jadi kita akan berbicara setelah meeting selesai."
"Baik, Tuan."
Crisstian dan Steve pergi menuju ruang meeting, sedangkan Carlos pergi menuju lantai di mana ruang kerja Crisstian berada. Carlos akan menunggu di ruang tunggu, sesuai dengan arahan Crisstian.
2 jam adalah waktu yang Crisstian habiskan untuk meeting. Meeting berjalan lancar, tidak mengalami kendala apapun, dan itu membuat suasana hati Crisstian menjadi tetap stabil.
Carlos segera berdiri dari duduknya ketika melihat Crisstian dan Steve baru saja keluar dari lift. Keduanya berpisah, pergi menuju ruangan masing-masing. Carlos mengikuti Crisstian.
Crisstian melepas jasnya, kemudian menggantungnya di dekat kursi.
"Ini laporan tentang keduanya, Tuan." Carlos meletakkan 2 dokumen berbeda warna tepat di hadapan Crisstian. "Warna hitam untuk Tuan Felix, dan warna merah untuk wanita yang kemarin menabrak Tuan di club," lanjutnya.
Crisstian memegang kedua dokumen tersebut masing-masing menggunakan satu tangannya. Crisstian akhirnya memilih untuk membaca terlebih dulu informasi tentang Felix.
"Felix George Grissham," gumam Crisstian. Crisstian terdiam, dan mulai fokus membaca setiap kata yang ada di hadapannya. "Jadi ... dia dan Olivia benar-benar dijodohkan oleh orang tuanya?" gumamnya sambil tersenyum tipis.
"Tuan Felix terpaksa menikahi Olivia karena kedua orang tuanya mengancam tidak akan memberikan apapun padanya kalau menolak perjodohan itu, Tuan."
"Ah, jadi Felix takut kehilangan hartanya?" Crisstian melanjutkan bacaanya secara seksama, cukup terkejut dengan alasan perjodohan antara Felix dan Olivia. Crisstian belum selesai membaca semua informasi tentang Felix, tapi segera beralih membaca informasi tentang Olivia.
"Wanita yang tempo hari lalu menabrak Tuan di club adalah Olivia Dwyne Grissham, istri Tuan Felix."
"Jadi ... ternyata benar, Queen itu adalah Olivia," gumam Crisstian dengan raut wajah sedih. Crisstian benar-benar tak menyangka jika Queen dan Olivia adalah orang yang sama. Awalnya Crisstian berharap kalau keduanya adalah orang yang berbeda, dengan kata lain, keduanya kembar.
Crisstian berharap kalau wanita yang kemarin baru saja melakukan hubungan one night stand dengannya bukan orang yang tadi malam baru saja ia temui. Crisstian berharap kalau wanita itu bukan Olivia, istrinya Felix. Tapi ternyata, Queen dan Olivia adalah orang yang sama, itu artinya, kemarin malam dirinya baru saja melakukan hubungan one night stand dengan wanita yang sudah menikah.
"Kenapa, Tuan? Apa ada masalah?" Raut wajah Crisstian terlihat sedih, dan itu mengusik Carlos.
"Tidak ada," sahut lirih Crisstian. Crisstian tidak akan memberitahu Carlos kalau kemarin malam dirinya baru saja melakukan hubungan one night stand dengan Olivia, istri Felix.
Carlos hanya mengangguk.
"Apa informasi ini benar?" Crisstian mengangkat wajahnya, menatap Carlos dengan raut wajah serius.
"Maksud Tuan tentang Olivia yang adalah anak hasil perselingkuhan antara Tuan Hamond dan sekretarisnya yang bernama Bianca?"
"Iya, apa informasi ini benar, Carlos?" Crisstian tak bisa menutupi rasa terkejutnya sesaat setelah membaca informasi tentang Olivia.
"Saya sudah berkali-kali memeriksanya, Tuan, dan itu memang benar. Tuan Hamond berselingkuh dengan sekretarisnya yang bernama Bianca. Bianca hamil anak Tuan Hamond, dan anak itu adalah Olivia, wanita yang menikah dengan Tuan Felix." Carlos memperjelasnya.
"Apa Nyonya Beatrice tahu tentang perselingkuhan keduanya?" Setahu Crisstian, sampai saat ini, status Hamond dan Beatrice adalah pasangan suami istri, membuatnya berpikir kalau mungkin saja Beatrice tidak tahu tentang perselingkuhan Hamond dan Bianca.
"Nyonya Beatrice tahu kalau Tuan Hamond berselingkuh dengan sekretarisnya, Tuan. Bahkan ketika tahu kalau Bianca hamil anaknya Tuan Hamond, Nyonya Beatrice meminta Bianca untuk menggugurkan bayi dalam kandungannya, tapi rencana tersebut berhasil Tuan Hamond gagalkan."
"Lalu apa yang selanjutnya terjadi?"
"Tuan Hamond melindungi Bianca, dan Bianca meninggal dunia sesaat setelah melahirkan Olivia."
"Bianca meninggal dunia setelah melahirkan Olivia?" Tanpa sadar, Crisstian bertanya dengan nada tinggi.
"Iya, Tuan."
"Lalu?" tanya Crisstian tidak sabaran.
"Tuan Hamond memutuskan untuk membesarkan Olivia."
"Oh, saya pikir dia akan membuang Olivia." Tanpa sadar, Crisstian menghela nafas lega.
"Tentu saja Nyonya Beatrice sempat menolak keputusan Tuan Hamond yang ingin merawat Olivia, bahkan sempat meminta Tuan Hamond untuk membawa Olivia ke panti asuhan, tapi Tuan Hamond menolak, dan tetap pada pendiriannya, ingin membesarkan Olivia."
Crisstian tidak akan menghakimi Beatrice, mengatakan kalau Beatrice tidak memiliki hati nurani karena sudah meminta Hamond membawa Olivia ke panti asuhan. Menurut Crisstian, wajar saja Beatrice bersikap seperti itu, istri mana yang tidak akan sakit hati begitu tahu kalau suaminya selingkuh, lalu wanita selingkuhannya sampai hamil dan melahirkan seorang anak. Crisstian tak bisa membayangkan betapa sakitnya hati Beatrice. Crisstian memberi isyarat pada Carlos untuk melanjutkan ceritanya.
"Nyonya Beatrice tidak punya pilihan lain selain tunduk dan patuh pada Tuan Hamond, karena jika terus memberontak, atau menyuarakan ketidaksukaannya atas keputusan yang Tuan Hamond pilih, mungkin saja posisi Nyonya Beatrice akan terancam."
"Terancam?"
"Ternyata saat itu Tuan Hamond sudah berulang kali mencoba untuk menceraikan Nyonya Beatrice, tapi selalu gagal, karena Nyonya Beatrice selalu mencoba untuk bunuh diri."
Penjelasan Carlos barusan mengejutkan Crisstian, sekaligus membuat Crisstian semakin penasaran, kenapa Hamond menggugat cerai Beatrice?
"Tuan, sebenarnya ada lagi yang ingin saya sampaikan," ucap Carlos yang terdengar sekali sangat ragu, juga terlihat sangat bimbang.
"Jangan ragu, katakan saja, Carlos." Crisstian tahu, kalau Carlos ragu-ragu.
"Saya tidak tahu ini benar atau tidak, tapi dari informasi yang saya dapatkan dari beberapa orang terdekat Tuan Hamond dan Nyonya Beatrice, dulu sempat beredar gosip, kalau katanya, Tuan Hamond menikahi Nyonya Beatrice bukan karena cinta, melainkan karena sebuah kecelakaan." Carlos ragu untuk mengatakan semua itu karena ia tidak memiliki bukti konkret.
"Kecelakaan? Kecelakaan apa yang kamu maksud?"
"Tuan Hamond mabuk berat, secara tidak sadar memperkosa Nyonya Beatrice sampai akhirnya Nyonya Beatrice hamil, itulah alasan kenapa keduanya bisa menikah. Tuan Hamond bertanggung jawab dengan cara menikahi Nyonya Beatrice."
"Tunggu dulu." Crisstian mengangkat tangan kanannya, meminta Carlos untuk diam sejenak. "Barusan kamu bilang kalau Nyonya Beatrice hamil, itu artinya Olivia punya kakak tiri?" lanjutnya.
"Nyonya Beatrice memang sempat hamil, tapi 1 bulan setelah secara resmi menikah dengan Tuan Hamond, Nyonya Beatrice mengalami keguguran ketika kandungannya menginjak usia 8 minggu."
"Jadi Olivia tidak punya Kakak tiri dan hanya punya adik tiri bernama Ariana, kan?" Setahu Crisstian, anak Hamond dan Beatrice hanya Ariana, itulah kenapa tadi ia sempat terkejut dan tak percaya ketika tahu kalau ternyata Hamond punya anak lain selain Ariana, dan orang itu adalah Olivia, wanita yang berhasil menarik perhatiannya.
"Iya, Tuan."
"Orang tua Felix, Tuan Darius dan Nyonya Emily adalah sahabatnya Tuan Hamond, kan?" Ketika menghadiri acara-acara penting, Crisstian sering sekali melihat ketiganya bersama, membuatnya berpikir kalau ketiganya sangatlah dekat, bukan hanya sekedar rekan bisnis semata.
"Iya, Tuan. Keduanya adalah sahabat Tuan Hamond, bahkan dari gosip yang saya dengar, keduanya sempat mendukung hubungan yang terjadi antara Tuan Hamond dan Bianca."
Untuk kesekian kalinya, Crisstian terkejut.
"Saya tidak tahu ini benar atau tidak, tapi katanya, Tuan Darius dan Nyonya Emily sempat berpikir kalau insiden kecelakaan pemerkosaan yang Tuan Hamond lakukan pada Nyonya Beatrice adalah rencana dari Nyonya Beatrice sendiri. Dengan kata lain, Nyonya Beatrice sengaja menjebak Tuan Hamond supaya Tuan Hamond memperkosanya, lalu menikahinya."
Crisstian awalnya berpikir kalau Beatrice adalah wanita paling tersakiti, tapi setelah mendengar penjelasan Carlos, pemikiran Crisstian tentang Beatrice mulai berubah.
Crisstian menyandarkan punggungnya di kursi sambil memejamkan matanya. "Ok, sepertinya saya tahu apa alasan sebenarnya orang tua Felix menjodohkan Felix dengan Olivia."
"Dari informasi yang saya dapatkan, ternyata Nyonya Emily memang lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Olivia, bahkan sejak Olivia masih bayi. Bisa dikatakan kalau Nyonya Emily sangat menyayangi Olivia, bahkan sudah menganggap Olivia seperti anaknya sendiri."
"Ah, jadi mereka berdua sangat dekat ya?"
"Iya, Tuan, mereka sangat dekat."
"Felix anak mereka satu-satunya, kan?"
"Iya, Tuan. Tuan Darius dan Nyonya Emily hanya memiliki satu anak, dan itu adalah Tuan Felix. Nyonya Emily memang sempat hamil lagi, namun sayangnya, Nyonya Emily mengalami keguguran, dan setelah itu, Nyonya Emily tidak pernah hamil lagi, karena jika hamil, nyawanya akan terancam."
"Semuanya sangat masuk akal," gumam Crisstian sambil tersenyum sinis.
Crisstian mulai mengerti apa yang kira-kira terjadi antara keluarga Hamond dan keluarga Darius.
"Terima kasih atas semua informasinya, Carlos."
"Sama-sama, Tuan."
"Ingat, jangan sampai ada yang tahu tentang masalah ini, Carlos, termasuk Daddy dan Mommy."
"Baik, Tuan."
"Kamu boleh pergi."
Carlos pergi meninggalkan ruang kerja Crisstian, meninggalkan Crisstian yang kini sedang memikirkan Olivia, lebih tepatnya memikirkan cara untuk bisa mendapatkan Olivia, merebut Olivia dari Felix.
"Dia harus jadi milik gue," ucap Crisstian penuh penekanan.
Nyatanya, fakta kalau Olivia sudah menikah dengan Felix sama sekali tidak membuat niat Crisstian untuk bisa mendapatkan Olivia sirna begitu saja. Crisstian malah semakin bersemangat untuk merebut Olivia dari Felix.
Crisstian tahu kalau dirinya terobsesi pada Olivia. Crisstian juga sadar kalau sejak pertama kali dirinya melihat Olivia sedang mabuk di club, ia sudah jatuh cinta, ya, jatuh cinta pada pandangan pertama. Sejak hari itulah, ia sering mendatangi club hanya untuk sekedar melihat Olivia.
Crisstian meraih selembar foto milik Olivia, membelai foto tersebut menggunakan jemari tangannya. "Jadi ... apa yang harus saya lakukan supaya saya bisa mendapatkan kamu, Olivia?" gumamnya sambil tersenyum tipis.
Lamunan Crisstian tentang Olivia harus buyar karena suara ketukan di pintu ruang kerjanya.
"Masuk!" Crisstian segera memasukkan semua dokumen tentang Felix dan Olivia ke dalam laci.
Tak lama kemudian, Steve memasuki ruang kerja Crisstian.
"Ada apa, Steve?"
"Bella baru saja mengajukan surat pengunduran diri, Tuan." Steve meletakkan surat pengunduran diri Bella di atas meja kerja Crisstian.
Crisstian terkejut. "Bella mengundurkan diri?"
"Iya, Tuan."
"Alasannya apa?" Crisstian terkejut, mengingat menurutnya ini sangatlah tiba-tiba.
"Bella akan menikah, Tuan. Jadi memutuskan untuk mengundurkan diri."
"Kenapa dadakan sekali?" Tanpa membaca lagi surat pengunduran diri Bella, Crisstian membubuhkan tanda tangannya.
Steve diam, tidak menjawab pertanyaan Crisstian.
"Saya akan segera mencari pengganti Bella, Tuan."
"Kamu memang harus segera mencari penggantinya, jadwal kita saat ini sedang padat-padatnya." Crisstian terdengar sekali sangat kesal.
Menurut Crisstian, Bella mengundurkan diri di saat yang tidak tepat, mengingat saat ini, jadwalnya sedang sangat padat.
Crisstian menyerahkan surat pengunduran diri Bella.
"Terima kasih, Tuan."
"Sama-sama."
Steve keluar dari ruang kerja Crisstian.
Setelah memastikan kalau Steve keluar dari ruangannya, Crisstian lantas menghubungi Carlos.
"Iya, Tuan."
"Apa Olivia bekerja?"
"Setahu saya, Olivia tidak bekerja, Tuan. Tapi nanti akan saya cari tahu lagi, apa Olivia bekerja atau tidak."
"Ok, terima kasih." Tanpa menunggu balasan dari Carlos, secara sepihak, Crisstian mengakhiri sambungan teleponnya.