Sore yang luar biasa indah diiringi gerimis yang mengiris, Hendrik memasuki kampung tempat tinggal keluarga Arum. Tanpa mengabari Arum terlebih dahulu, Hendrik sengaja membuat kejutan untuk wanitanya itu. Ia tidak ingin Arum tahu kedatangannya. Sengaja ia melaukan hal itu. Hendrik merasakan ada yang berdebar di hatinya. Gelora yang lama mereda itu muncul lagi. Siapa yang menyangka di usia yang tidak muda seperti ini Hendrik masih juga merasakan debar aneh itu. Hendrik memarkir mobilnya di lapangan, beberapa meter dari rumah Arum. Ia sengaja berhenti sejenak di lapangan ini semata demi meredakan gejolak hatinya. Beberapa menit kemudian Hendrik pun melaju perlahan menuju rumah itu. "Rumahnya sepi" "Arum dan anak-anak kemana ya ?" "Apa mungkin mereka sedang keluar ?" Hendrik bergumam