SAAT BUNGA AKAN BERMALAM

715 Words
SAAT BUNGA AKAN BERMALAM "Kenapa kok sepertinya resah sekali ?, ada yang dipikirkan ya... ?" Tanya Arum sambil menggelanyut manja di pundak Hendrik. Hendrik lelaki normal, yang bisa merasakan bahwa Arum sangat mencintainya. Ia bukan lelaki bodoh yang begitu saja menutup mata akan kebaikan Arum. Hendrik memilih tidur di pangkuan Arum lalu Arum mengusap lembut kepala lelakinya itu, agar semua beban dan dukanya hilang. Mereka terjebak dalam romantisme hubungan suami istri yang saling menyayangi. Mereka tidak lagi ingat pada kebencian yang sengaja ditebarkan setan. Begitu Allah menghadirkan kedamaian di hati suami istri. "Nggak pingin cerita ke aku ?" Tanya Arum sambil jemarinya tetap mengusap-usap lembut kepala Hendrik. Hendrik menatap mata wanita itu, wanita yang bahkan berpuluh-puluh kali telah ia sakiti. "Aku takut Ummi sakit nanti." "Sudah sering sakit kok masih takut disakiti." Arum membuat lelucon yang menohok ulu hati. "Um," "Hmmmmm" "Bunga ingin bermalam di sini." ucap Hendrik sigap. "Ya nggak pa-pa, kita punya banyak kamar di rumah ini, yang dirisaukan apa lagi ?" Arum bicara lancar sekali seolah tak ada dendam, sakit hati juga benci. "Ummi nggak marah ?" "Tidak." jelas sekali Arum bicara. "Jika itu tujuannya untuk membahagiakan mas, maka aku tidak akan pernah marah." Hendrik mengubah posisinya, sekarang ia duduk tepat menghadap Arum. Hendrik bahagia sekali memiliki wanita sehebat Arum. Hendrik memeluk wanitanya itu dengan sejuta pujian yang tidak pernah bisa ia ucapkan satu per satu. "Kapan Bunga akan datang ?" Tanya Arum. "Hari ini, Um." "Kalau begitu, ummi akan siap-siap." Arum berdiri, hendak beranjak pergi meninggalkan Hendrik tetapi Hendrik memegang lengannya. Arum terkejut. "Kenapa ?" Tanya Arum heran. "Beberapa hari selama Bjnga di sini, ummi tidak perlu repot memasak. Kita pesan catering aja." "Kenapa begitu ?" "Ummi ikuti saran abi dulu, ya." Hendrik membuat sebuah kesepakatan. Dan dengan satu anggukan kepala Arum menyelesaikan semua gundah gulana di hati Hendrik. Hendrik berdiri, mengambil tasnya, lalu mengeluarkan uang dan meletakkannya di tangan Arum. "Ini sepuluh juta untuk kebutuhan beberapa hari itu, ummi tidak perlu mengurangi uang belanja." "Cie, , , gayanya, oke deh terimakasih." Hendrik tersenyum digoda begitu rupa. Arum pun memilih keluar kamar dengan alasan melihat anak-anak waktunya sarapan. Dan Hendrik pun setuju. Arum masuk ke dalam kamar tamu lalu mengunci diri di dalam kamar itu. Ia menangis, tangisnya tumpah, kegalauannya pecah. Lelaki selalu berpikir menyelesaikan semua masalah dengan uang. Apa mereka pikir dengan memberi uang sepuluh juta dan kalimat tidak perlu memotong uang belanja semua permasalahan akan selesai ?. Apakah hati seorang wanita bisa ditukar guling begitu saja ? Arum ingin sekali berteriak agar semua emosinya tersalurkan, tetapi itu adalah hal konyol yang tidak mungkin ia lakukan. Mestinya Hendrik sebagai suami paham bagaimana hati Arum bila melihat Bunga berada dalam rumahnya ? Bunga memang putra Hendrik, tetapi Bunga juga bagian dari masa lalunya Hendrik. Masa lalu itu tetap akan jadi duri bagi hubungan masa kini. Tidakkah para lelaki memahami itu ? Tidak perlu bertanya tentang setuju atau tidak, karena segala yang berhubungan dengan masa lalu pasti tidak akan mengenakkan. Sebegitu bodohnyakah para lelaki hingga tak memahami itu ? Arum mual, rasanya ingin muntah. Kenyataan yang dihadapi hari ini terlalu menyakitkan baginya. Mungkin orang lain akan berkata, kalau sakut kenapa bertahan ?, mengapa pura-pura setuju padahal nyeri ?. Kalimat itu benar, namun tidakkah kalian berpikir bahwa ini sebuah peperangan ? Dibutuhkan strategi untuk menang. Tidak boleh ada siapapun yang menghancurkan rumah tangga Arum Hendrik. Untuk itulah Arum menjadi artis saat ini. "Dreeet, , , dreeet, , ," Suara ponsel Arum bergetar. Arum meraih ponsel itu. "Ummi di mana ? , ini Bunga sudah datang " Tulis Hendrik dalam perbincangan mereka. Rabbana, Bunga benar-benar datang dan Arum benar-benar harus tampil menjadi aktris yang baik. Peran ini harus ia jalankan meski dengan rasa sakit yang mendalam. "Iya, sebentar aku keluar, lagi dandan, tunggu ya." 'Ayumi, lancarkan terus tipu muslihat mu dan kamu akan kenal siapa aku.' Desis Arum dalam gemuruh hatinya. Arum tahu ini tipu muslihat jahat yang dilancarkan Ayumi, itu sebbnya Arum memilih menjadi kuat meski ia tidak jadi dirinya sendiri. Arum melangkah ke beranda dengan hati yang porak poranda. Mohon maaf baru up.. titip ceritaku yang lain ya, semoga berkenan. Terimakasih banyak. Rarashasha. "Dua orang yang saling sayang kadang terjebak dalam hubungan yang tidak sehat tetapi mereka tidak bisa pisah meski sakit. Tidak ada yang tahu bagaimana rasanya sampai mereka mengalaminya sendiri."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD