Tipu Muslihat

2506 Words
Ponsel di atas dashboard Vario terus saja berdering, tapi untuk saat ini Vario sedang tidak bisa menerima panggilan itu karena dia harus sampai di ujung jembatan atau dia akan mendapatkan kekalahan. Ya pengemudi di balik mobil Mercedes Benz yang sudah memenangkan dua putaran dan taruhan itu adalah Vario, si dosen gila yang paling Jupiter benci. Lalu apakah Jupiter tau jika itu adalah Vario, sang dosen? Ya . Jawabannya iya, Jupiter sudah tau jika itu adalah Vario, ketika Vario membuka helmnya untuk minum dan oleh sebab itulah Jupiter memberi penawaran berupa permintaan bagi pemenang race ini. Jupiter sudah menyiapkan satu permintaan dengan memanipulasinya menjadi dua pilihan. Vario, dosen gila itu terkenal garang, dan dia tidak akan mengalah dan kalah pada seorang wanita. Tidak. Pikir Jupiter. Meskipun sebenarnya Jupiter menaruh rasa kagum pada sosok dosennya, nyatanya dia ingin balas dendam pada sang dosen atas skorsing yang dia berikan dan sungguh itu membuat Jupiter malu dan murka, terlebih video mereka di koridor kampus Minggu lalu sukses menggemparkan seisi kampus karena berpikir jika dia dan sang dosen sudah berbuat m***m padahal itu sama sekali tidak benar. Jika Jupiter mau, dia bisa membawa dua atau tiga wanita untuk memuaskannya di ranjang, dan untuk apa Jupiter akan melakukan itu dengan wanita yang bahkan tidak ingin Jupiter lihat ditambah video ketika mereka terjebak di dalam lift minggu lalu. Oh itu semakin menambah opini publik jika sebenarnya dia dan dosen baru itu memang memiliki hubungan lebih, dan Jupiter tidak ingin semua semakin merembet kemana-mana. "Come on. Kau tidak bisa kalah. Ingat ini adalah medan lu Piter dan dia hanya pendatang. Lu yang lebih mengenal jalanan ini, jadi lu tau bagaimana cara menumbangkan lawan lu!" Batin Jupiter saat mobil yang Vario kendarai berada satu body di depannya. Ini sudah putaran ke tiga dan tinggal satu putaran lagi maka pemenangnya akan pasti. "Kau tidak akan bisa mengalahkan ku, bocah. Kau seharusnya stay di rumah, dan belajar bukan malah kelayapan seperti ini!" Kesal Vario saat dengan angkuhnya Jupiter mengatakan jika dia seorang pecundang hanya karena mengabaikan tantangan Jupiter karena jujur Vario merasa Jupiter akan berbuat curang, tapi dalam bentuk apa? Vario masih belum tau, maka dari itu Vario menolak ketika Jupiter mengatakan jika dia akan menggunakan mobil lain pilihan Jupiter sementara Jupiter akan mengemudikan mobil lain pilihan Vario. Tidak . Vario tidak ingin ambil resiko jika tiba-tiba mobilnya malah di sabutase. Tidak. "Tujuh kilometer lagi tikungan terakhir, dan itu adalah garis finis!" Seru pemandu di perangkat yang terhubung dengan Jupiter juga Vario dan Jupiter semakin menaikan laju kecepatannya, sementara Vario bersiap menekan tuas NOS untuk sampai di garis finis dan keluar sebagai pemenang lagi. NOS adalah cara cepat mendongkrak dan menambah laju kecepatan mesin. NOS juga bisa di juluki obat kencang untuk mobil. Namun seperti yang Jupiter katakan sebelumnya, ini adalah wilayah kekuasaan Jupiter, Jupiter tau seluk beluk tempat itu , bahkan kapan dia harus melepas NOS nya Jupiter sudah memikirkannya dengan sangat matang. "See you and good bye Jupiter Orion!" Seru Vario lewat saluran yang menghubungkan mereka dan pemandu race, saat Vario lebih dulu menekan tombol NOS di sisi kursi kemudinya tapi Jupiter malah tersenyum dengan tingkat kepercayaan diri sang dosen yang menurutnya terlalu berlebihan. "Kau terlalu cepat, Nyonya Vega, kau hanya akan mencelakai dirimu sendiri. Ini bukan race seperti yang sudah anda menangkan tadi, ini adalah race ku, dan,,,, ini adalah waktunya!" Ucap Jupiter saat sudah berbelok di tikungan terakhir dan mendapatkan zona lurus, dan ZEEEP,,,,, "Ooh no." Umpat Vario saat asap tiba-tiba mengepul memenuhi ruang mobilnya, dan detik yang sama mobil Jupiter sudah menyalipnya dengan kecepatan penuh. "Oh jangan lakukan ini sekarang!" Vario mengomel pada kemudi nya karena tiba-tiba laju kendaraannya melambat bahkan asap semakin terlihat mengepul di dalam mobilnya dan dia yakin tidak lama lagi mobilnya pasti akan terbakar dan meledak. Para penonton sudah dari tadi berteriak menyerukan nama Jupiter. Vario menghentikan mobilnya, lalu buru-buru keluar dari dalam mobil itu, kemudian berlari cukup jauh dan ledakan sedang terjadi, seketika mobil Vario terbakar karena ledekan NOS yang sudah melewati batas-nya. Semua orang melihat dengan sangat jelas apa yang terjadi dengan mobil Mercedes Benz itu, dan melihat siapa pengemudi di balik helm itu. Seorang wanita dan sepertinya hanya Reyza dan Opan yang langsung mengenali jika itu adalah dosen di kampusnya sementara penonton yang lain malah meneriakan nama Rio,,, "Oh apa lu liat? Bukankah itu dosen baru kita?" Syok Opan. "Gila. Pantes aja dia galak di klas,,, mainnya gak kaleng-kaleng!" Timpal Reyza lagi. "Shitt. Sepertinya kita salah membully orang kali ini!" Balas Opan lagi. "That right!" Reyza membenarkan. "Bagaimana Nyonya Vega? Apa Anda suka permainan seperti ini?" Sarkas Jupiter seolah ingin mengolok-olok kekalahan sang dosen. "Kau hanya sedang beruntung bisa mengalahkan ku, malam ini. Dan ini tidak akan terjadi di race berikutnya!" Jawab Vario sinis. "Oh,,, apa itu artinya akan ada banyak race lagi nanti? Aku akan menunggunya dan kupastikan kau akan tetap kalah karena ini adalah medanku!" Balas Jupiter tapi Vario hanya menghela napas kesalnya. Kalah menang dalam sebuah pertandingan adalah hal yang biasa, tapi ternyata Vario merasa sangat muak hanya karena dia di kalahkan oleh mahasiswa begal di kampusnya. Ponsel di tangan Vario kembali berdering dan kali ini Vario melihat jika itu adalah panggilan dari Alex dan dengan cepat Vario menerima panggilan itu. "Ya hallo!" Sapa Vario "Lu di mana?" Alex "Gue di kilometer tiga lima." Vario "Nyokap wanita itu, koleps. Sekarang gue lagi di rumah sakit ama pengasuh wanita itu. Lu buruan ke sini. Karena gue gak mau di anggap gak becus jadi tangan kanan lu!" Omel Alex di seberang telpon karena sungguh Vario pergi dari rumah tanpa mengatakan apapun padanya, dan sekarang wanita yang menjadi ibu Vario malah koleps. "Oh,,, gue OTW sekarang. Lu share lokasi!" Jawab Vario saat buru-buru berbalik dan bersiap pergi dari kerumunan orang di kilometer tiga lima itu, namun baru saja Vario akan berbalik , Jupiter malah menahan lengan Vario untuk menuntut taruhan mereka. "Mau kemana? Anda belum memberikan penawarannya?" Tahan Jupiter. "Penawaran apa sih? Bicarakan saja ama dia, nanti dia yang akan menyampaikan apa keinginan mu, dan percayalah aku akan mengabulkannya. Untuk saat ini aku sedang tidak punya banyak waktu." Tolak Vario menepis tangan Jupiter yang masih mencengkram lengannya. "No. Aku bertaruh dan bertarung dengan Anda, jadi Anda tidak bisa melimpahkan kekalahan Anda pada orang lain. Tidak." Tolak Jupiter semakin mempererat cengkraman tangannya di lengan Vario. Vario menghela napas karena apa yang Jupiter ucapkan memang tidak sepenuhnya salah, dan oh,,, tiba-tiba Vario malah jadi takut jika Jupiter memintanya untuk keluar dan berhenti menjadi dosen di kampus itu. "Apa? Aku akan mengabulkan apapun yang kau inginkan, kecuali satu hal, aku tidak akan keluar dari kampus merah putih. Aku akan tetap mengajar di sana!" Ucap Vario dan kali ini Jupiter terlihat syok dengan apa yang baru saja wanita itu ucapkan. Benar bawasannya jika tadi Jupiter memang memikirkan hal yang itu, akan membuat permintaan jika dosen ini harus keluar dari kampusnya, tapi karena pikirannya sudah bisa di tebak lebih dulu, akhirnya Jupiter kembali memikirkan apa kira-kira yang akan dia minta sebagai bayaran atas kemenangannya kali ini dan tiba-tiba Jupiter teringat satu paragraf dari sebuah buku yang dia baca tadi sebelum Reyza dan Opan datang ke rumahnya. ( JIKA KAU TIDAK BISA MENYINGKIRKAN ORANG YANG KAMU BENCI DARI HATI DAN PIKIRAN MU, MAKA BUATLAH DIA SEMAKIN DEKAT DENGANMU HINGGA RASA BENCI MU AKAN BERUBAH MENJADI RASA DAMAI.) Dan saat itu lah insting alami Jupiter langsung bekerja dan memikirkan satu ide. "Santai Nyonya Vega yang terhormat. Aku tidak akan meminta Anda untuk keluar dari kampus itu. Tidak!" Jawab Jupiter sambil terkekeh dengan di saksikan oleh banyak pasang mata. "Apa? Katakan. Aku sedang tidak punya banyak waktu!" Ucap Vario lagi, dan Jupiter langsung menghela napas dalam sembari menarik satu sudut bibirnya hingga membetuk senyum culas di wajahnya. "Aku akan memberikan Anda dua pilihan. Anda bisa memilih salah satu dari dua pilihan itu." Jawab Jupiter lalu meminta bolpoin dan kertas karena dia harus menulis dua pilihan itu agar semua orang tau apa yang dia inginkan dari pengemudi yang kalah ini. Jupiter berjongkok di atas dak mobilnya, lalu menulis dua pilihan untuk Vario pilih, dan meminta dua orang saksi untuk memegang kedua lembaran itu. "Oke Nyonya Vega, Aku akan mengambil hadiahku. Anda bisa memberikanku ciuman panas atau menjadi kekasih ku selama satu tahun!" Ucap Jupiter dengan sangat bangga dan suara riuh itu semakin ricuh ketika jupiter mengatakan keinginannya. "What,,,!" Syok Vario, Opan dan Reyza. Ya tidak hanya Vario yang syok dengan keinginan Jupiter tadi tapi Reyza dan Opan juga tidak kalah syoknya. "Apa lu dah gila , Piter!" Ucap Opan menarik lengan Jupiter. "Ingat dia sudah mengskorsing lu dari kampus dan sekarang lu malah memberikan penawaran sebagus ini untuknya. Ini sama aja artinya lu memberi tempat padanya untuk tetap berada di atas angin." Sambung Opan tidak setuju dengan permintaan Jupiter yang terdengar sangat gila. "Diamlah. Ini akan baik untuk kita!" Ucap Jupiter sedikit berbisik sambil mengerlingkan matanya karena Jupiter memang sudah memikirkan ini dengan sangat matang. "Jadi bagaimana Nyonya Vega? Apa pilihan Anda? Apa Anda akan mengambil pilihan pertama, ciuman panas atau pilihan kedua, menjadi kekasihku selama satu tahun?" Tegas Jupiter lagi tapi Vario sudah terlihat kesal dengan wajah memerah. "Aku harap Anda memilih pilihan pertama, sepertinya cukup mudah!" Sambung Jupiter sambil melipat kedua lengannya di depan d**a, menunggu keputusan dari sang dosen. "Jadi ayo. Tentukan pilihan Anda. Bukankah tadi Anda mengatakan sedang tidak punya banyak waktu? Jadi,,,," "Oke. Oke. Gue,,, eh aku ambil pilihan nomer satu." Ucap Vario sinis sambil menatap tajam pada Jupiter yang masih terlihat membagi senyum. "Silahkan!" Ucap Jupiter mempersilahkan Vario untuk menciumnya setelah Jupiter naik ke atas cap mobilnya agar semua orang di tempat itu bisa melihat dengan jelas jika Vario memilih pilihan pertama. Jupiter merentangkan kedua lengannya agar Vario bisa lebih mudah menciumnya dan otomatis semua pasang mata langsung terpusat padanya. "Oh ayolah Jupiter. Tidak bisakah kau turun. Aku akan mencium mu tapi tidak di atas sana!" Tolak Vario mendongak ke arah Jupiter tapi Jupiter tetap hanya diam dengan kedua lengan yang sudah dia rentangkan, menunggu Vario berada di depannya, menciumnya, tapi Vario malah menggeleng dengan sangat cepat. "Lebih cepat Anda melakukannya itu akan lebih baik, Nyonya Vega!" Sarkas Jupiter dan Vario kembali menghela napas dalam. Muak, mual, dan raja jijik ternyata juga Vario rasakan saat harus mencium laki-laki yang sangat sombong dan sok berkuasa ini, terlebih lagi ini adalah ciuman pertamanya. Gugup ternyata juga turut menghampiri Vario tapi entah kenapa ego Vario tetap lebih tinggi dan tidak mau jika dia di anggap pecundang. Kembali Vario menghela napas lalu ikut naik di atas cap mobil di mana Jupiter berdiri, menunggu dirinya untuk menciumnya. Jupiter tampak merendahkan sedikit wajahnya untuk menerima ciuaman sang dosen dan sekali lagi Vario menghela napas sebelum akhirnya merapatkan wajahnya untuk mencium bibir Jupiter yang sudah sedikit di majukan dengan posisi sedikit miring. Belum sampai Vario menyentuh bibir itu, Jupiter malah menarik pinggang Vario untuk lebih merapat ke tubuhnya lalu menahan tengkung Vario dan Jupiter lebih dulu mencium sang dosen karena ternyata Vario sangat lambat ketika melakukan itu. Mata Vario langsung melotot sempurna karena terkejut tapi Jupiter malah sudah menahan pergerakan tubuhnya dengan bibir yang membungkam bibir miliknya. Menyesap belah bibir atas dan bawahnya dengan sangat panas dan Jupiter bisa merasakan jika tubuh Vario langsung membeku di kungkungan lengannya. "Apa kau menikmatinya?" Bisik Jupiter di depan bibir panas Vario tapi suara Vario seolah tercekal di tenggorokannya, karena Jupiter sudah kembali merampas bibir Vario sebelum Vario protes. Jupiter benar-benar menikmati bibir panas dosennya, hal semacam ini memang sudah sering Jupiter lakukan tapi entah kenapa ketika melakukannya dengan sang dosen, ada sensasi berbeda yang ternyata Jupiter rasakan dan sensasi itu membuat Jupiter enggan untuk melepas ciumannya dari bibir panas sang dosen. Jupiter memaksa lidahnya untuk menerobos masuk ke dalam rongga mulut Vario tapi Vario malah menahan pergerakan bibirnya, seolah ingin melawan dorongan lidah Jupiter, tapi Jupiter terlalu mahir malakukan ini dan dia tau cara menangani wanita yang masih belum bisa berciuman. Sebelah tangan Jupiter masih membungkus tubuh ramping Vario, dan sebelahnya lagi masih menahan tengkuk Vario untuk tetap mendongak ke arahnya, dan tiba-tiba Jupiter malah meremas sebelah b****g Vario hingga Vario sepontan melotot menatap mata Jupiter yang masih menjamah bibirnya dan sontak gerak bibir Vario melemah hingga membuat Jupiter bisa menerobos kan lidahnya kedalam mulut Vario. Vario reflek menggigit lidah Jupiter karena jijik dengan cukup keras dan detik yang sama rasa amis mereka rasakan dalam mulut mereka masing-masing dan Jupiter yakin jika lidahnya pasti berdarah karena gigitan wanita ini. "Aku akan menelanjangi mu jika kau kembali menggigitku lagi!" Desis Jupiter di depan bibir Vario. "Jangan menyentuh bok,,,!" Belum selesai kata yang ingin Vario ucapkan Jupiter sudah kembali menyerang dan membungkam bibirnya hingga suara itu hanya terdengar meredam dalam tenggorakannya. Entah sudah berapa menit mereka melakukan itu tapi percayalah, Vario benar-benar merasa kehabisan napas ketika Jupiter menarik tubuhnya untuk semakin benjinjit menyamai tingginya, masih dengan bibir yang menempel sempurna. Vario menepuk d**a Jupiter karena sungguh dia merasa sudah tidak lagi kuat untuk bertahan di posisi itu, dan Jupiter langsung melepas ciumannya dengan hisapan dalam dan kuat hingga decapan sexi itu terdengar sangat menggairahkan, dan adegan itu di saksikan banyak pasang mata. "Breng,,,sek!" Ucap Vario terengah-engah. "Malam ini. Dengan bangga gue, Jupiter Orion, mengumumkan jika mulai detik ini, wanita yang ada di sambung gue ini adalah kekasih gue. Dalam satu tahun kedepan, dia akan menjadi pacar gue, dan gue mau kalian jadi saksi jika gue udah menerima pilihan dari Nyonya Vega!" Ucap Jupiter dengan suara yang cukup keras tapi Reyza dan Opan justru menutup matanya frustasi dengan sikap dan tindakan Jupiter. "Apa maksudmu. Bukankah aku sudah mengambil pilihan pertama dan itu adalah ciuman! Kenapa aku juga harus menjadi kekasihmu?" Tolak Vario murka tapi Jupiter malah terkekeh misterius karena ini adalah permainannya. Lalu meraih pilihan pertama yang sudah dia tulis dalam kertas sebelumnya. "Anda memilih pilihan pertama dan itu adalah ciuman panas, dan itu artinya Anda juga harus menjadi kekasih ku, karena aku tidak pernah berciuman dengan wanita yang bukan kekasihku." Jupiter membuka kertas yang sudah dia tulis memberikannya pada Vario (CIUMAN PANAS DAN MENJADI KEKASIHKU) . Oh sungguh Vario merasa di tipu kali ini. Sementara orang yang memegang pilihan kedua, juga membaca tulisan tangan Jupiter yang isinya ( MENJADI KEKASIHKU SATU TAHUN DAN BERIKAN AKU CIUAMAN PANAS). Dalam artian, jika Vario mengambil pilihan kedua, juga akan sama artinya dia akan menjadi kekasih Jupiter dan menciumnya. Oh ini benar-benar tipu muslihat seorang Jupiter Orion. "Shitt." Umpat Vario dalam hati saat Jupiter akan kembali mencium bibirnya tapi Vario lebih dulu mendorong tubuh Jupiter lalu melompat turun dari cap mobil itu , dan berlalu menaiki motornya yang sudah dari tadi stay di sebelah mobil Jupiter lalu kabur begitu saja karena dia harus ke rumah sakit secepatnya sebelum Alex kembali menghubungi dirinya. "See you tomorrow baby!" Teriak Jupiter saat Vario melaju dengan kecepatan penuh lalu melompat turun dari atas cap mobilnya, mengusap darah di sudut bibirnya karena Vario benar-benar menggigit lidahnya tadi. "Payah. Sepertinya dia harus lebih sering melakukan itu agar bisa berciuman dengan baik dan nikmat. Dan sepertinya dia mendapatkan guru terbaik untuk melakukan itu." Batin Jupiter dengan senyum mesumnya yang merasa jika sang dosen benar-benar tidak mahir dalam urusan yang satu ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD