Setelah Devan bisa menenangkan pikirannya, ia langsung pulang ke apartemen, tidak ada makanan di atas meja seperti sebelumnya, hanya lampu kamar yang menyala. Di atas ranjang ada Ratu yang sedang tidur membelakangi Devan, terdengar isak tangis Ratu yang tak henti. Apa dia nangis dari tadi? Jujur Devan menyesal karena telah membentak Ratu, tidak seharusnya ia lakukan itu, karena bagaimana pun Ratu adalah seorang perempuan yang harus dilindungi dan disayangi. Sejak ijab qabul tercipta itu berarti tugas Devan adalah membahagiakannya, harus menerima segala kelebihan dan kekurangannya. Devan langsung duduk di tepi ranjang. "Sayang, maafin Kak Dev." Devan mengelus rambut Ratu. "Tadi Kak Dev enggak sengaja bentak kamu." Ratu menarik napasnya, lalu menyeka air mata yang sudah membasahi pipinya