Benci Tapi Sayang

1257 Words

Tamy memandangi sekeliling jalanan di depan rumah kost-nya yang hampir gelap. "Kamu benar minta Pak Toto jemput di sini?" Tanyanya. Cindra mengangguk. "Iya, katanya tadi udah dekat?" Cindra melirik jam di ponselnya. Sudah menjelang Maghrib. Ia tidak boleh pulang lebih dari jam tujuh malam. Atau Mama akan mencabut ijin cutinya. "Aku telepon lagi, deh!" Gusarnya. Namun belum sempat Cindra menekan nomor di ponselnya, sebuah SUV hitam dengan lambang bulatan biru putih berhenti di hadapan keduanya. Dan saat kaca mobil di samping kemudi terbuka, tampak wajah Leo muncul dengan senyum menyeringai. "Oh, Leo yang jemput?!" Seru Tamy terkejut. "Hai, Tamy!" Sapa Leo ramah. Cindra menarik nafasnya dengan kesal. Pantas Pak Toto telat. Ternyata ia menunggu Pangeran Kodok. Keterlaluan sekali, Leo! D

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD