PART-15
Lengan besar Dewa menindih perutku yang terasa sangat perih. Lampu temaran menyinari kamar tempatku tertidur bersama si malaikat pencabut nyawa. Deru napasnya bisa kudengar dengan jelas. Aku mengangkat tangan Dewa dan menaruhnya di kasur. Kuraih ponsel Dewa yang berada di atas nakas. Masih jam dua pagi. Itu berarti aku tertidur selama dua belas jam. Terakhir yang kuingat saat dokter memeriksaku masih pukul dua siang.
Aku turun dari ranjang, membelai tangan Dewa yang tadi memelukku lalu mengecup bibirnya singkat. Kuambil jaket tebal Dewa dan kupakai untuk menghalau dingin yang mungkin menusuk tulang-tulangku. Penampilanku malam ini tidak sekacau malam-malam sebelumnya. Aku memakai piyama berlengan panjang dan celana panjang. Dewa pasti mengganti pakaianku saat aku tidur tadi. Kare
