Pagi hari ketika berkeliling rumah Theo, untuk pertama kalinya Kara benar-benar bertemu dengan Aira. Mereka terdiam selama beberapa detik, saling tatap dalam kebisuan sekalipun ada begitu banyak pertanyaan yang mengisi benak mereka. “Jadi, Theo benar-benar menemukan orang yang bisa menyembuhkanmu.” Aira yang lebih dulu bersuara, memecah keheningan itu dengan ungkapan rasa leganya. Sedangkan Kara mengernyit. Rasanya ada yang salah dengan pertemuan antara tunangan dan kekasih gelap ini. Ia belum tahu soal pembatalan pertunangan Theo dengan Aira. “Apa maksudmu berkata demikian.” Kara sensian tak jelas. “Nada suaramu menyebalkan sekali. Padahal kau terlihat lucu saat bersosok kucing.” Aira jadi geram. Mau berapa kali pun bertemu dengan Kara, kesan yang ditinggalkan pria ini tak pernah men