When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Saat pagi, Aku terbangun saat tangan Eyang membelai ujung kepalaku dengan lembut, aku memeluk tubuhnya dengan erat, karena sepanjang malam tangan wanita tua itu memeluk memperlakukanku seperti Putrinya. Tetapi, saat aku mendekatkan wajahku ke perut, aku mencium bau yang berbeda dan tubuh yang aku peluk malam itu, tubuh yang aku peluk saat ini … keras dan kokoh. ‘Bau ini …?’ Seketika mataku terbuka dan mendongak, ternyata Farel yang tidur di sampingku. Aku tidak tahu sejak kapan lelaki itu datang dan tidur di sampingku, Aku mendengar belakangan ini Farel lagi mempersiapkan pernikahannya, karena itu dia jarang bertemu denganku. Namun, saat aku akrab dengan Eyang seakan-akan banyak yang berubah, Bapak Mertua yang tiba-tiba peduli denganku. Kini, Farel yang memperlihatkan perhatiannya pa