When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Ayah Farel, sosok lelaki betubuh tinggi besar, walau beliau sudah berumur, tetapi wajah masih terlihat tampan, sepertinya dia sosok lelaki tidak banyak bicara, pembawaanya tegas dan tatapan matanya penuh penyelidikan, aku sampai tidak bernai menatap kearahnya saking takutnya. Melihat keributan dan kekacauan dalam kamar, seluruh keluarganya ikut masuk ke kamar. Mereka semua penasaran "Apa sebenarnya yang terjadi?" tanya kakak lelaki tertua Farel dengan tatapan bingung. Lelaki bertubuh tinggi besar itu menatapku. Aku tidak kuat melihat tatapan semua orang padaku, aku seakan-akan di keliling segerombolan serigala yang sedang marah, yang siap menyerang dan mencabik-cabik tubuhku. Aku bagai seekor kelinci yang masuk ke sarang serigala yang sedang marah. Virto berdiri, ia menjauh setelah me