"Katakan kamu di mana , aku akan menjemputmu, bukankah kita sudah sepakat untuk menikah hari ini? Jangan mempermainkan hidupku Ririn," suara Farel terdengar bergetar di ujung telepon. Farel menggunakan panggilan video call, ia ingin melihat langsung kondisiku. "Aku sudah keguguran Pak Farel, jadi tidak ada lagi alasan kita untuk menikah, aku berharap kamu memiliki anak dari wanita yang kamu cintai nantinya, bukan dari wanita yang kamu benci dan dibenci keluargamu. Mungkin saja karena rasa benci kamu padaku selama ini, makanya aku kehilangan dia, tadinya aku berpikir kalau hati ini baik -baik saja kalau ada dia" Saat mendengar ku menangis, suaranya langsung berubah, ia beberapa kali membuang napas pendek dari mulutnya dan menggigit kepalan tangannya, aku bisa melihat ia terpengaruh de