3. Zoo Bar & Club

720 Words
Rubby bernyanyi dengan suara nya yang khas, sedikit menggoyangkan badannya mengikuti irama dari musik DJ teman sekerjanya Evan. Sesekali Rubby melirik Evan dan memberikan senyuman kepada pria itu yang juga tersenyum. "Oh I need some just real Freinds,......." Rubby yang asik bernyanyi itu tanpa sengaja melihat seseorang yang dia kenal. "Betty," gumamnya dalam hati tapi dia tidak percaya dengan penglihatannya itu. Tapi wanita itu tadi benar-benar mirip Betty dengan kaca mata tebal yang bertengger di hidung wanita berambut blonde sama sepertinya. Setelah selesai gilirannya bernyanyi Rubby turun dari panggung dan digantikan temannya yang lain, mereka memang bergantian untuk meramaikan suasana di Bar itu. Rubby mencari tempat duduk disisi sebelah kanan panggung, rok yang hanya sebatas paha nya itu memperlihatkan bentuk kakinya yang jenjang serta paha mulus nya. Beberapa pria melihatnya tapi Rubby tidak menanggapi, dia sibuk dengan ponselnya mengetikkan pesan untuk Betty. Saat sedang asik membuka media sosial miliknya Rubby terkejut dengan kehadiran manager Bar nya. "Rubby," panggil pria bernama Andreas itu. "Ya pak," jawab Rubby berdiri dan tersenyum. "Ikut saya sebentar." Rubby mengangguk dan mengikuti langkah bos nya itu masuk kedalam ruangannya. "Rubby kamu ditawarkan job besar untuk besok malam, bayarannya sepuluh kali lipat dari gaji kamu saat ini. Apa kau mau menerima nya?" Rubby menaikkan alisnya dan keningnya berkerut, dia bingung pekerjaan semacam apa yang akan ditawarkan padanya. Dia bukan gadis bodoh yang langsung tertarik dengan embel-embel gaji besar. "Rubby apa kamu mendengar saya?" Rubby tersenyum dan mengangguk. "Saya dengar pak, tapi saya bingung pekerjaan semacam apa yang akan bapak berikan. Saya tidak mau jika harus menjadi simpanan bapak." Andreas melotot dengan ucapan Rubby, bisa-bisanya dia memikirkan menjadi simpanan bos nya. "Saya memang menyukai wanita cantik dan seksi, tapi sayangnya yang dirumah saya lebih nikmat dari kamu." Rubby tertawa didepan bos nya yang baik hati ini, ya Andreas memang adalah bos yang baik. Dia tahu kesulitan Rubby, Andreas lah yang menawari Rubby bernyanyi di Bar ini saat usianya sembilan belas tahun. Rubby yang tidak melanjutkan kuliahnya hanya bisa bekerja sebagai penyanyi di Bar ini, dan dia menjadi Diva di 'Zoo Bar & Club' bukan hanya karena suara nya yang indah, tapi Rubby adalah wanita yang ramah,cantik,dan selalu tersenyum. Banyak pria yang mengira Rubby adalah wanita penghibur seperti penyanyi lainnya tapi Rubby tidak sama seperti mereka, itu yang membuat Andreas pria berumur tiga puluh delapan tahun itu menganggap Rubby seperti adiknya sendiri. "Kamu mendapatkan tawaran lagi seperti sebelumnya." Rubby mendengus dan duduk sambil menyenderkan punggung tubuhnya karena dia tahu tawaran apa itu, hanya saja kali ini gajinya yang begitu fantastis membuat Rubby tidak memikirkan hal itu. "Apa tidak ada tawaran untuk menjadi istri dari para pria kaya itu." "Kau sudah pernah mendapatkan tawaran seperti itu tapi kau tolak, apa kau lupa?" Rubby merengut saat itu juga, dia menatap Andreas garang sedangkan Andreas tertawa. "Aku bilang menjadi istri, bukan menjadi istri muda ataupun simpanan." "Tetap saja ada istrinya," jawab Andreas lagi tak mau kalah. "Pak bos bisakah berhenti menertawai hidupku yang malang ini?" Andreas diam karena tatapan Rubby yang akan mengamuk. "Siapa p****************g yang ingin aku menyanyi didepan nya secara live and private itu?" "Dia salah satu teman bisnis pemilik tempat ini dan kau bukan hanya memanjakan mata mereka tapi semua rekan kerja yang datang kesana. Aku sudah memberikan tawaran ini kepada Sofia dan dia mau, hanya tinggal kau saja." Rubby mengangguk tentu saja Sofia mau, ditiduri dua pria dalam satu malam saja dia mau. "Aku tidak mau, aku hanya menunggu tawaran menikah dari pria tampan kaya raya dan juga tidak memiliki istri." Andreas tertawa lagi mendengar khayalan Rubby, tepat saat Rubby berdiri ingin pergi pintu ruangan Andreas itu terbuka Andreas tampak salah tingkah dan menunduk sopan Rubby tentu saja langsung membalik tubuhnya dan melihat sosok pria tampan yang pernah menolongnya itu. "Andreas jika sudah selesai bermain dengan wanita ini kau bisa menyuruhnya keluar, ada yang harus aku bicarakan denganmu." Andreas menyuruh Rubby keluar tapi Rubby hanya diam serta memicingkan matanya lalu kembali tersenyum. "Baiklah permisi tuan yang terhormat, tapi saya belum pernah bermain-main dengan pria lain, kecuali anda ingin mengajak saya mungkin akan saya pertimbangkan." Andreas memejamkan matanya akan perkataan genit Rubby sedangkan pria yang barusan masuk itu mengangkat wajahnya, menatap lekat wajah Rubby seakan menguliti wanita itu. Tatapan yang sama dengan tatapan pria itu di Mobil, dingin dan penuh ancaman. Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD