Chapter 23

2123 Words

Bibir bawah Ardika bergetar dan membiru, kedua tangannya menyilang di dadanya sambil tertunduk duduk di atas lantai dingin dan basah kamar mandi. Semalaman anak itu tidak bisa tidur kini akhirnya menjelang pagi mulai hanyut ke alam bawah sadarnya. Namun, baru saja mata anak kecil itu terpejam suara pintau kamar mandi terbuka tiba-tiba mengagetkannya. Disusul kaki jenjang pria itu yang telah mengurungnya dalam ruangan yang tertutup hanya memiliki pentilasi kecil bahkan semalam lampu di dalam sana gelap gulita karena Albern mematikannya. Di saat Albern menatapnya dari ambang pintu, Ardika hanya diam sambil tertunduk. Ia berkonsentrasi pada rasa dingin yang menyelimuti yang terasa bagai ribuan jarum menghujamnya. Lagi pula, suara Ardika juga habis karena sepanjang malam tak henti-hentin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD