Mencengangkan Venia mengira bahwa Rover akan marah besar padanya, akan tetapi dugaannya ternyata salah. Lelaki itu kini hanya bediri menatapnya dari atas sampai bawah dengan tatapan misterius. Venia meremas jari jemarinya sambil tertunduk. Ia merasa seolah-olah hidupnya sedang di ujung tanduk kini. “Karena satu lain hal aku memaafkanmu walau sudah jelas-jelas tertangkap olehku sendiri ingin membuka pintu ini walau sudah sering diperingatkan untuk jangan menyentuh pintu ini, bahkan dalam benak memikirkan pun tidak diperbolehkan. Mengerti?” Venia mengangguk, kedua kakinya yang berpijak di atas lantai kini rasanya dingin seperti jelly tak bertenaga. Mungkin lain kali ia harus berhati-hati jika ingin mencoba untuk membuka pintu tersebut. Tidak seperti sebelumnya langsung saja tanpa menoleh