7

1083 Words

Melirik ke kiri dan kanan, Icin tidak menemukan sosok yang mencurigakan di cafe itu namun tidak menemukan siapapun. Tak menyerah, Icin sekarang menatap Dimas dengan tatapan yang sampai kapanpun tidak akan bisa Dimas tolak. “Siapa?” “Apanya?” tanya Dimas yang hanya ingin menatap semuanya tapi tidak dengan mata gadis di depannya. “Tadi ada yang nguping kita kan? Bang Aksa?” tanya Icin lagi. Berdehem sebentar, Dimas menegakkan punggungnya kemudian meraih minum Icin untuk ia teguk dalam satu tegukan kasar. Jangan tanyakan kemana minumnya, minumnya sudah Icin habiskan dari beberapa menit yang lalu. Bukankah mereka sudah sepeti pasangan yang sangat serasi? Icin meminum minuman favoritnya dan ia menandaskan minuman manis khas Icin. Jadi jangan salahkan tindakannya beberapa saat yang lalu. “D

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD