Icin mendapati Dimas menatap lurus padanya ketika ia menurunkan kedua tangan dari wajah. Berniat membersihkan wajahnya dari air mata ia keduluan oleh Dimas. Jelas cowok ini marah padanya tapi perlakuannya masih lembut seperti dulu. Icin jadi meringis apalagi mengingat beberapa menit lalu ia sudah menampar Dimas. “Pikiran lo udah jernih?” tanya Dimas memakaikan Icin jaket denimnya. “Hm,” gumamnya sambil membersitkan hidung. “Dua tahun gue lupa kalo gue kotor,” kekeh Icin. Kekehannya membuat gerakan Dimas terhenti. “Lo ga kotor, ga pernah kotor! Jaga mulut lo!” ucap Dimas menatap tajam pada cewek yang matanya kembali bengkak, mengingatkannya pada masa lalu. “Kalo di mata lo gue ga kotor, lo harus pikir-pikir lagi soal kata-kata lo di cafe tadi.” “Kenapa lo balas gue dan ikutan sandiw