11

1240 Words

11 "Kapan Kak Pandu datang? Aku kok gak tahu?" Abi yang baru saja ke luar dari kamarnya bertemu Pandu yang juga keluar dari kamarnya, mereka sama-sama telah memakai baju kerja masing-masing. Wajah Pandu terlihat lelah dan kurang tidur. "Baru aja." Jawaban pelan Pandu membuat Abi memegang bahu kakaknya. "Kakak baik-baik aja kan? Kalo Kakak ragu untuk melanjutkan pernikahan Kakak kenapa Kakak diam saja? Nggak ngomong ke mama atau keluarga Kak Syila?" Pandu menghela napas berat. Ia tatap wajah adiknya. "Papa Syila, Om Teddy penyakit jantungnya nggak bisa dibilang baik-baik saja, semakin parah malah, apa aku nggak semakin serba salah kalo aku gagalkan tiba-tiba dia meninggal, sementara persiapan sudah final?" "Tapi Kak ...." "Entahlah Bi, entahlah." Dari arah berlawanan Dayana juga k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD