Prolog

350 Words
Prolog "Menikahlah denganku Dayana." Pandu terus menciumi pipi Dayana, perlahan ia mendorong Pandu dan menatap wajah laki-laki yang sangat ia cintai. Dayana menggeleng pelan. "Nggak mungkin,, sebentar lagi kamu nikah, mungkin cara yang baik bagi kita adalah saling melupakan dan aku akan mencoba mencintai Kak Abimanyu, laki-laki yang memang sejak awal dijodohkan denganku, aku menghargai wanita yang telah berjasa membuat aku jadi wanita yang layak, Ibu Renata, orang tuamu." "Jangan Dayana, jangan tinggalkan aku, aku nggak bisa jauh dari kamu." Pandu merintih. "Lalu kita harus bagaimana?" "Jalani saja, karena hidup tidak harus kita mengerti, hidup ini terlalu puitis untuk kita, cukup kita rasakan meski kadang tak ada makna." Pandu memeluk wanita yang sejak awal sampai di rumahnya telah membuat hatinya selalu tidak baik-baik saja, gadis yatim piatu yang diambil sebagai anak angkat oleh mamanya karena dianggap cekatan saat bekerja paruh waktu di butik milik mamanya. Namun apa daya, Pandu sudah terikat sejak lama dengan Syila, wanita manja yang sudah lima tahun dekat dengannya bahkan bertunangan dan akan segera menikah. Keduanya saling melepas pelukan, menatap dalam-dalam dan tanpa aba-aba telah saling menautkan bibir, kembali kisah kelam keduanya berulang, tanpa jeda, tanpa hitungan waktu dan tak peduli pada hari yang bergerak semakin malam. Sementara di tempat lain Syila cemas menunggu untuk fitting baju pengantin dan Abimanyu yang cemas karena Dayana yang tak kunjung pulang setelah pamit pulang lebih dulu dari kantornya. "Yana belum pulang Bi?" Renata melihat wajah cemas anaknya Abimanyu menggeleng. "Belum Ma." "Ah aku khawatir dia ke butik lagi karena di sana saat ini memang ada kerjaan, lembur untuk persiapan pembukaan cabang butik yang baru." "Bisa jadi Ma." Hawa kamar yang semakin panas, diselingi desah keras, erangan dan sesekali teriakan membuat Pandu dan Dayana lupa jika mereka sama-sama ditunggu oleh orang-orang yang mencemaskan keduanya. Hingga satu jam lebih berlalu keduanya yang kelelahan saling memeluk dan terlihat tak mau saling melepaskan. Napas mereka masih memburu. "Betul kan tubuhmu tak akan bisa lepas dari aku, selamanya Dayana, selamanya, meski mungkin aku telah memiliki Syila dan kau memilih hidup dengan Abimanyu." Dayana memejamkan mata, ia tahu selanjutnya hidupnya tak akan pernah baik-baik saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD