Diraga membawakan segelas air putih untuk Bening yang tengah duduk dengan mata sembab, rambut setengah kering dan wajah yang pucat karena kebanyakan menangis. Perlahan Bening meneguk air putih dalam gelas itu sampai tandas. Tenggorokannya terasa kering bahkan suaranya sampai serak karena terlalu banyak berteriak. “Kamu lapar?” tanya Diraga yang telah mengganti pakaiannya yang basah oleh air mata. Bening hanya menggelengkan kepalanya seraya berkata dengan suara lirih, “Aku mau pulang, kasihan Banyu dan Lembayung pasti cemas dirumah.” “Mereka baik-baik saja. Barusan aku menelepon ibu dan berbicara dengan Lembayung. Hari ini mereka semua akan menginap di hotel bersama ibu.” “Jangan mas! Aku tidak mau! Ibu tak boleh membawa mereka!” “Stt, Ning… berikan mereka waktu untuk bertemu…” “Aku g