Chapter 2

1660 Words
Ketika aku menyukai seseorang, aku tidak memiliki penjelasan yang tepat untuk itu ______________________________________ Ketika sedang membolak-balikan kotak yang ia terima dari kurir, tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya lagi. "Siapa lagi yang datang?" Gumamku mendengus kesal. Clarissa meletakkan kotaknya kembali, lalu ia berjalan ke arah pintu. "Siapa ya?" Tanyaku seraya berjalan ke arah pintu. Ketika Clarissa membuka pintu, ia hanya bisa melihat seseorang berdiri di depan pintunya dengan membawa sebuah buket bunga mawar yang besar tapi bukan seperti karangan bunga untuk orang yang meninggal. Itu hanya bunga mawar merah. "Hei! siapa ya?" Tanyaku sekali lagi. Orang itu hanya diam. Karna merasa takut, Clarissa berniat untuk menutup pintunya kembali. "Maaf, saya tidak memesan bunga mawar. Mungkin Anda salah kamar," Ucapku yang akan menutup pintu. “Tunggu,” ujarnya. Ketika orang itu menurunkan buket bunganya barulah Clarissa bisa melihat wajah orang tersebut. “Kamu,” ucapku tersenyum. Ternyata Clarissa mengenal orang yang membawa bunga tersebut. Karna merasa bahagia Clarissa pun langsung memeluknya. "Hei," Ucap ku seraya tersenyum senang. "Hay sayang," ucapnya seraya mengecup keningku. Ternyata yang datang merupakan Kekasih Clarissa, ia sangat senang melihat kekasihnya datang. "Bagaimana harimu?" Tanyanya. "Sama seperti biasanya, ayo masuk!" jawab ku sambil menarik lengan kekasihku untuk masuk ke dalam apartemen. "Ini bunga mawar untukmu," Ujarnya sembari memberikan bunganya padaku. "Wah... bagus sekali. Terima kasih banyak," Ucap ku. "Sama-sama" Balasnya. Clarissa meletakkan bunga mawarnya di atas meja ruang tengah, lalu ia berjalan ke dapur untuk mengambilkan Raynard minum. Di New York, Clarissa tinggal sendirian di sebuah apartemen dan terkadang pacarnya datang untuk melihat Clarissa. Flashback On Satu setengah tahun yang lalu, Clarissa pergi meninggalkan Mansionnya di Los Angeles. Ia datang ke kota New York untuk mencari pengalaman kerja serta hidup mandiri jauh dari kedua orang tuanya dan kakaknya. Clarissa tinggal di sebuah Apartemen kota New York sendirian tanpa keluarganya, memaksanya untuk hidup berhemat. Karena ia tidak membawa uang yang banyak ketika kabur dari Mansion. Dimulai dari kebutuhan sehari-hari, Clarissa harus mengatur semua pengeluarannya sendirian. Dari makanan yang ia harus beli dan keperluan yang ia butuhkan. karena ia belum terbiasa untuk masak sendiri, jadi untuk sementara waktu Clarissa akan membeli makanan di luar. Clarissa yang merasa bingung mencari tempat makan dengan harga yang cukup terjangkau karena kondisi keuangannya sekarang. "Andai saja aku bisa membawa salah seorang koki dari Mansion atau membawa uang yang lebih banyak mungkin aku tidak akan kebingungan mencari tempat makan yang murah dan enak" keluhku. Tapi kenyataannya Clarissa tidak bisa membawa seorang koki keluar dari Mansionnya, karena seorang koki tidak akan muat berada di dalam koper Clarissa. Dan memangnya seorang koki itu termasuk barang yang bisa ia masukan ke dalam tas. Terpaksa Clarissa berjalan di sekitar apartemennya dan pada saat berjalan, Clarissa melihat ada sebuah tempat makan yang baru saja dibuka. Ketika ia melihat harga makanan di restoran tersebut cukup terjangkau, Clarissa memutuskan untuk membeli makanan di restoran tersebut dan mencoba rasa makanannya. Tidak disangka ketika pertama kali Clarissa datang ke restoran itu dan membeli makanannya, Clarissa merasakan masakan makanan itu cukup enak jadi ia memutuskan untuk membeli makanan di restoran tersebut di kemudian hari. Selama beberapa hari Clarissa datang kembali dan makan di restoran itu. Tidak terlalu sering juga ia makan di tempat itu, terkadang Clarissa juga membawa pulang makanannya. Karena beberapa kali Clarissa datang, jadi ada salah seorang karyawan yang memperhatikannya Suatu hari salah seorang karyawan tersebut bertanya pada Clarissa tentang namanya. "Hai, maaf. Bolehkah saya tahu siapa namamu?" Tanya seorang lelaki. Yaa.. karyawan yang selalu memperhatikan Clarissa ketika ia datang ke restoran itu adalah seorang lelaki. Clarissa merasa tidak nyaman karena ditanya oleh pelayan restoran itu jadi ia hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaannya. Lelaki tersebut merasa jika ia membuat Clarissa merasa tak nyaman jadi ia langsung meminta maaf. "Maafkan saya jika membuat Anda merasa tidak nyaman" ucap lelaki dengan sopan. Clarissa hanya membalasnya dengan senyuman tanpa mengatakan satu katapun sampai ia pergi dari restoran tersebut. "Sebaiknya aku segera pergi dari sini sebelum ia mengajak aku bicara" Batinku sembari beranjak dari tempatnya. Lelaki itu melihat Clarissa yang memiliki sikap acuh dan dingin membuatnya merasa penasaran dengan identitas Clarissa, ia pun tidak menyerah sampai disitu saja. Pria itu melakukan berbagai cara untuk mendekati Clarissa hingga ia berusaha lebih baik dan lebih ramah pada Clarissa, jika ia datang ke restoran. Beberapa kali ia tanpa sengaja bertemu dengan Clarissa diluar restoran. Ia mencoba untuk ramah pada Clarissa, tapi sikap Clarissa tetap acuh dan dingin. Hingga suatu hari Ia melihat Clarissa yang sedang dalam kesulitan dan memerlukan bantuan jadi ia menawarkan diri untuk membantunya. "Hei, aku bisa membantumu untuk membawakan beberapa barangmu" Ujar lelaki itu. "Tidak perlu. Aku bisa sendiri" Ucap ku sembari membenarkan beberapa kantong plastik yang aku bawa. "Ayolah. Kamu terlihat sangat kesulitan membawa ini semua sendirian" Kata lelaki itu seraya mengambil beberapa kantong plastik yang ada di tanganku. "Sebenarnya ia tidak bermaksud jahat padaku, tapi karena aku yang terlalu paranoid jadi menghindarinya" batinku seraya melihatnya membawakan barang-barang ku. "Terima kasih" ucapku seraya tersenyum. "Sama-sama" balasnya "maaf jika beberapa waktu lalu aku membuatmu merasa tidak nyaman" sambungnya. "Tidak apa-apa" Jawabku. "Siapa namamu?" Tanyanya seraya mengulurkan tangan. "Clarissa Ashley Tania. Kamu bisa memanggilku Clarissa" jawabku sembari membalas uluran tangannya dan aku bertanya balik padanya "siapa namamu?" "Danish Raynard. Kamu bisa memanggilku Ray" jawab Raynard. Selama perjalanan menuju apartemen Clarissa mereka membicarakan sesuatu yang tidak terlalu penting. "Hei, akhir-akhir ini mengapa aku tidak melihatmu datang ke restoran tempatku bekerja?" Ujar Raynard. "Ah, iya. Beberapa hari ini aku sudah belajar masak makanan jadi aku sudah tidak perlu datang lagi ke restoran itu" Jelasku. "Oh begitu" Ujar Raynard. Tanpa terasa mereka telah sampai di depan gedung Apartemen Clarissa. "Terima kasih telah membantuku membawa barang-barangku" Ucap ku sembari mengambil kantong plastik yang dibawa Raynard. "Sama-sama. Lain kali jika kamu bosan dengan masakan mu, kamu bisa datang ke tempatku" Kata Ray. "Oke" Balasku. Clarissa masuk ke dalam sedangkan Raynard kembali ke Apartemen nya. *** Setelah hari itu mereka menjadi teman dan beberapa kali bertemu untuk sekedar mengobrol atau bertukar cerita. Tanpa disadari hari menjadi Minggu dan Minggu menjadi bulan, mereka semakin dekat Raynard yang merasa dirinya memiliki rasa lebih dari sekedar teman dan merasa cocok dengan Clarissa, ia memutuskan untuk mencoba mengungkapkan perasaannya. Suatu hari ia datang ke apartemen Clarissa untuk mengajaknya keluar dan memberikan kejutan padanya. Clarissa yang sedang duduk santai di sofa menikmati acara televisi yang ia lihat tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya. Tok Tok Tok "Siapa yang datang?" Fikirku. Ia tidak merasa jika ada janji dengan seseorang atau ia juga sedang tidak teman yang berkunjung ke apartemennya. Clarissa berdiri dan berjalan ke arah pintu. "Siapa?" Tanyaku. Tidak ada jawaban dari luar dan ketika Clarissa membuka pintu, ia terkejut melihat Raynard ada di depan apartemennya. Cklek "Apa yang kamu lakukan disini?" Tanyaku heran. "Apa kamu sibuk?" Tanya Raynard. "Tidak, ada apa?" Kataku. "Bisa keluar sebentar?" Tanyanya. "Kemana?" Tanyaku. "Ke taman depan" Jawab Ray. "Bi-bisa, tapi tunggu sebentar ya" Ucapku. Clarissa masuk ke dalam untuk mematikan televisi dan mengambil tas kecil yang berisi ponsel dan beberapa lembar uang kertas. Lalu Clarissa keluar dan mengunci pintu Apartemennya. Mereka berjalan keluar menuju ke taman dekat apartemen Clarissa. Beberapa saat kemudian mereka sampai di taman tersebut. Clarissa merasa aneh karena ini sudah malam dan mereka berada di taman. "Apa yang kita lakukan disini?" Tanyaku. "Main" jawabnya. "Main?" Ucapku heran. Clarissa mengernyitkan dahi melihat sikap Ray yang sedikit aneh. Dan ketika Clarissa sedang bermain ayunan tiba-tiba Ray memegang tangannya. Clarissa merasa terkejut dan mencoba melepaskan tangan Ray. "Apa yang kamu lakukan Ray?" Tanyaku. "Clarissa, ada yang ingin aku katakan padamu" ucap Ray seraya meraih tanganku lagi dan itu membuat jantungku berdegup kencang seperti drum yang di pukul cepat. "Apa yang ingin kamu katakan?" Tanyaku dengan raut wajah yang kubuat setenang mungkin. Clarissa mencoba untuk tidak terlihat gelisah. "Se-sebenarnya selama ini aku merasa nyaman saat bersamamu. Aku suka padamu dan sayang padamu, Sa. Apa kamu mau menjadi pacarku?" Ujar Raynard. Setelah penjelasan yang ia berikan dan juga mengungkapkan yang ia rasakan lalu menyatakan cinta pada Clarissa, ia pun merasa seperti tidak percaya. Tapi Clarissa juga memiliki perasaan yang sama dengan Ray. "Ehm... Ray sebenarnya aku juga suka padamu" ucapku. Mereka memutuskan untuk berpacaran. Ya... Pacar Clarissa adalah Danish Raynard, ia merupakan seorang karyawan di sebuah restoran. Ia pekerja keras, baik, dan tampan dan itu yang ia tahu. Flashback Off Setelah masuk ke dalam, Raynard duduk sendirian di ruang tengah. Sedangkan Clarissa baru keluar dari dapur dan membawa segelas minuman dingin untuk Raynard. Kemudian Clarissa duduk di sebelah Raynard. "Ini minumlah," ucapku seraya memberikan minuman tersebut. "Terima kasih" Kata Ray. "Bagaimana pekerjaanmu?" Tanyaku. "Hari ini sangat melelahkan" Jawab Raynard. "Apakah ada cerita yang menarik hari ini?" Tanyaku lagi. "Ada beberapa hal yang menarik" Katanya. Raynard mulai menceritakan hal menarik yang terjadi padanya hari ini dan ia juga bercerita tentang kekonyolan dari sahabatnya yang belum pernah aku temui. Clarissa hanya mengetahui nama sahabat Raynard dari cerita-ceritanya yang ia bicarakan pada Clarissa. Begitu sebaliknya setelah Raynard selesai bercerita, kemudian ganti Clarissa yang bercerita. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 22.30, dan Raynard harus pulang ke apartemennya karena ia besok harus bekerja. "Aku pulang dulu ya" Kata Ray. "Oke" Jawabku. "Jangan lupa istirahat, nanti aku akan memberimu kabar jika sudah sampai Apartemen" kata Ray. "Baiklah" Jawabku. Clarissa mengantar Ray hingga keluar pintu lalu ia mengunci pintunya dan masuk ke dalam kamar. Karena ia sama dengan Raynard, besok Clarissa harus bekerja. Sebelum Clarissa masuk ke dalam kamar, ia menyempatkan untuk membuka kotak yang tadi ia terima dari kurir. "Apa isi kotak ini?" Gumamku seraya membuka kotak. Ketika melihat isi kotak tersebut, Clarissa merasa terkejut karena kotak itu berisi sebuah gaun bagus. "Siapa yang mengirim ini?" Fikirku seraya mengambil gaun tersebut dari dalam kotak. "Sudahlah, akan ku simpan saja gaun ini. Mungkin saja gaun ini dari kakak" Gumamku sembari memasukkan lagi gaunnya ke dalam kotak. Clarissa pun masuk ke dalam kamar dengan membawa kotak tersebut, setelah itu kotaknya ia simpan di dalam lemari pakaiannya. Lalu ia bersiap untuk tidur. To be continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD