Chapter 1
Hidup itu tidak selalu mudah, apa yang kamu inginkan tidak selalu terjadi jadi jalani hidup ini dengan bahagia
___________________________________
Tap Tap Tap
Suara langkah sepatu highheels Clarissa di pagi ini dengan bermake-up tipis dan memakai kemeja berwarna softpink serta rok hitam panjang selutut. Clarissa telah bersiap untuk berangkat ke kantor, Ia telah bekerja di sebuah perusahaan yang cukup terkenal di kota New York
And Corporation merupakan salah satu perusahaan yang cukup terkenal yang dimiliki oleh Brian Anderson. And Corporation berada di gedung 35 lantai dan perusahaan itu berada di lantai 10 hingga lantai 15. Suatu keberuntungan bagi Clarissa bisa bekerja di perusahaan tersebut sebagai salah satu karyawannya, walaupun ia belum memiliki pengalaman kerja.
"pagi, Clarissa" sapa Allura seraya menyeringai.
"Pagi, Allura" balasku seraya membaca beberapa map yang aku pegang.
Allura merupakan salah satu teman sekaligus partner kerja sejak bekerja di And Corporation. Selain Allura, Clarissa juga memiliki beberapa rekan kerja yang cukup dekat dengannya. Selama bekerja di perusahaan tersebut, Clarissa hanya mengenal CEO yang pertama sekaligus pendiri perusahaan yaitu Mr. Brian Anderson.
Namun, beberapa bulan yang lalu Mr. Brian Anderson sedang jatuh sakit, sehingga Mr. Brian Anderson meminta anaknya untuk menggantikannya menjadi CEO And Corporation. Sejak pergantian CEO yang baru, Clarissa belum pernah bertemu dengan beliau.
"Ssttt, Clarissa. Apa kamu pernah bertemu atau melihat wajah CEO baru kita?" Bisik Allura yang mulai menggosip.
Clarissa mengelus dadanya karena terkejut melihat Allura yang berada di sampingnya.
"Astaga Allura, sejak kapan kamu ada di sini?" Tanyaku berbisik.
"Baru saja, aku habis dari ruangan manager" Jawab Allura. "Hei, apa kamu sudah pernah bertemu dengan CEO baru kita?" Lanjut Tanyanya sekali lagi.
"Astaga orang ini selalu saja bergosip di pagi hari. Apa ia tidak ada pekerjaan penting yang harus dilakukan?" Batinku seraya menghela nafas.
Setiap pagi Allura selalu datang ke meja Clarissa dan menggosipkan sesuatu. Ia selalu mempunyai topik baru, mungkin itu sudah jadi salah satu kebiasaannya.
"aku belum pernah bertemu dan melihatnya" jawabku seraya berbisik "bagaimana dengan kamu?" Lanjut tanyaku balik.
"Aku juga belum pernah," jawab Allura berbisik dengan wajah kecewa.
"Ya sudah, mungkin nanti kita akan bertemu juga dengan pengganti Mr. Anderson" Ucapku berbisik.
"Apa kamu tidak penasaran dengan wajah CEO baru kita?" Tanya Allura.
"Hmmm... Sepertinya tidak terfikir olehku untuk bisa bertemu dengan CEO baru And Corporation," batinku.
"Clarissa" Panggil Allura sembari menepuk pundakku.
Belum sempat Clarissa menjawab pertanyaan Allura tiba-tiba dari belakang mereka terdengar suara yang tidak asing.
"HEI!! Kalian sedang membicarakan apa?! Kenapa berbisik dan Kenapa aku tidak diajak?!" Ucap salah satu temanku yang memiliki suara nyaring dan keras.
Ia membuat Clarissa dan Allura jadi dilihat oleh beberapa karyawan yang ada di ruangan. Karena malu dilihat oleh karyawan lain Clarissa langsung menutup wajahnya dengan sebuah berkas yang ada di meja dan tidak memperdulikan temannya itu.
"Astaga, dasar Meida!!!" Geram dalam hatiku.
Meida merupakan teman dan partner kerja yang dekat dengan Clarissa juga. Meida memiliki suara nyaring dan keras seperti radio rusak ketika sedang bicara, tapi ia orangnya baik dan setia kawan.
Plak!
Sebuah map yang ada di tangan Allura langsung melayang ke kepala Meida.
"Aduh!! Sakit," kata Meida seraya mengelus kepalanya.
"Mampus kamu Meida! Salah sendiri mengagetkanku dan juga Allura," batinku sembari menahan tawa.
Ternyata bukan hanya Clarissa saja yang geram tetapi Allura pun juga merasa geram pada temannya yang satu itu, pasalnya karena suaranya yang nyaring membuat Clarissa dan Allura jadi diperhatikan oleh orang-orang di sekitar mereka.
Allura langsung berbisik kesal pada Meida. Ia memberitahu Meida agar mengecilkan suaranya "Bisakah kamu kecilkan suara nyaring mu yang seperti radio rusak?!!."
"Astaga" Ucap Meida seraya langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Lalu dengan polosnya ia bertanya pada Allura "Apa suaraku terlalu keras?" bisik nya.
"Menurut kamu?!!" Tanya Allura dengan raut wajah yang kesal.
"Maaf" kata Meida.
"Sekarang kembalilah ke mejamu dan duduk manis di sana mengerjakan pekerjaanmu!" titah Allura seraya berbisik.
Meida hanya mengangguk kan kepalanya, lalu ia langsung berjalan kembali ke mejanya dan menuruti perintah Allura tanpa berkomentar.
“aku kembali ke meja kerjaku ya,” ujar Allura.
Clarissa hanya mengangguk mengiyakan perkataan Allura. Setelah kembali ke meja kerjanya masing-masing, mereka fokus kembali pada pekerjaannya.
"Syukurlah sekarang lebih tenang dan bisa mengerjakan tugas masing-masing," Batinku seraya mengerjakan berkas yang ada di mejaku.
Beberapa hari ini pekerjaan Clarissa sangat banyak hingga menumpuk beberapa berkas di mejanya. Sudah hampir dua hari Clarissa selalu membawa pulang pekerjaannya supaya bisa cepat selesai tapi kenyataannya berkas-berkas itu tidak kunjung habis.
---
Setelah pergantian CEO beberapa bulan ini karyawan yang telah bertemu dan melihat pengganti Mr. Anderson membicarakannya. Sedangkan karyawan yang belum pernah bertemu dengan pengganti dari Mr. Anderson merasa penasaran. Ada beberapa yang mengatakan bahwa CEO baru tersebut berpostur tubuh tinggi dan tampan.
Clarissa yang terlalu fokus dengan pekerjaannya jadi tidak merasa penasaran dengan CEO yang baru dan juga tidak memperdulikan gosip-gosip yang ada di dalam kantor. Ia hanya ingin fokus bekerja karena tujuan utamanya yaitu menambah pengalaman kerja dan tentu untuk menyambung hidup
Walaupun Clarissa terlahir dari keluarga yang kaya raya, tapi ia ingin merasakan bekerja sebagai karyawan.
Clarissa Ashley Tania Mathewson, Gadis dengan tinggi 167cm bersurai cokelat, dan memiliki iris sebiru lautan. Mansion ia biasa di panggil Tania sedangkan di kantor And Corporation semua memanggilnya Clarissa. Ia anak kedua dari dua bersaudara. Clarissa memiliki Kakak yang sangat menyayanginya dan juga menjaganya.
---
Ting
Clarissa dan kedua temannya turun ke lantai 1 untuk pergi ke kantin karena ini sudah Pukul 12.05pm, waktu istirahat dan jam makan siang untuk karyawan. Seperti biasanya Clarissa dan kedua temannya berjalan ke kantin kantor.
"Allura, Clarissa, kalian ingin makan apa?" Tanya Meida seraya melihat menu makanan.
Ketika sedang berjalan ke arah kantin, mereka bertiga sempat membicarakan akan makan makanan yang seperti biasanya, tapi ternyata menu yang mereka inginkan sedang tidak ada. Hingga Allura dan Meida telah memutuskan untuk memilih makanan yang lain, namun Clarissa masih berfikir.
"Ingin makan apa ya?" Fikirku seraya melihat menu.
"Come on Rissa, jika kamu terlalu lama berfikir waktu istirahat kita akan habis" keluh Allura seraya membawa makanannya "Dan aku juga sudah sangat lelah berdiri seperti ini" lanjut keluhnya.
"Astaga, Allura sudah mulai mengeluh" batin ku menghela nafas.
"Iya Allura, tunggu sebentar ya. Aku masih berfikir untuk memesan makanan yang mana" Jelasku.
Menurut Clarissa, Allura seseorang yang suka menggosip, tidak sabaran dan juga orang yang mudah kesal tapi ia orang yang baik.
"mungkin kamu bisa mencoba makanan yang sama denganku?" Saran Meida seraya menunjukkan makanannya.
"Aku harus segera memilih makanan, Jika terlalu lama berfikir jam istirahat mungkin akan benar-benar habis. Sebaiknya aku menyetujui saran Meida dan mencoba makanan yang sama dengannya" Fikir ku.
"baiklah, aku akan mencoba makanan yang sama denganmu, Meida" ucapku menyetujui saran Meida.
Kemudian Clarissa memesan makanan yang sama dengan Meida karena makanan yang sudah dibawa oleh temannya itu terlihat sangat menarik dan enak.
Setelah mendapatkan makanan, Clarissa dan kedua temannya berjalan ke tempat duduk yang kosong. Dengan duduk santai mereka menikmati makanan dan seraya berbicara tentang beberapa hal pekerjaan.
30 menit berlalu. Waktunya Allura, Meida dan Clarissa kembali ke ruang kerja mereka karena jam istirahat telah selesai.
Ting
Mereka bertiga bersama beberapa karyawan lantai 10 telah keluar dari lift. Semua karyawan mengerjakan kembali tugas mereka.
"Clarissa, apa kamu sudah mengerjakan berkas yang kemarin di rapatkan?" Tanya Meida.
"Sepertinya sudah. Tunggu sebentar aku cari dulu" Ucapku sembari mencari berkas yang diminta Meida.
Setelah membuka map satu persatu akhirnya Clarissa menemukan berkasnya.
"Ini berkasnya" Ucapku seraya memberikannya pada Meida.
"Baiklah" Kata Meida.
Clarissa melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai, sedangkan Meida ke ruang Manager untuk menyerahkan berkasnya.
Ketika sampai di depan ruang Manager, Meida mengetuk pintu ruangan Managernya.
"Masuklah" Kata seorang pria dari dalam ruangan.
"Siang, Mr. Johnson. Saya ingin menyerahkan berkas yang kemarin kita rapatkan" Ucap Meida seraya menyerahkan berkas ditangannya.
"Taruh saja di meja nanti akan saya periksa" Titah Marvel.
"Baik, Mr. Johnson" Kata Meida sembari meletakkan berkas tersebut diatas meja.
Setelah itu Meida berjalan keluar dari ruangan Managernya. Ia menghampiri Clarissa yang berada di meja kerjanya.
"Clarissa" Panggil Meida.
Clarissa yang sedang serius mengerjakan berkasnya jadi terkejut karena panggilan Meida.
"Astaga, Meida. Ada apa?" Ucapku.
"Apa kamu nanti ada waktu setelah pulang kerja?" Tanya Meida.
"Maaf, aku tidak ada waktu. Hari ini aku harus pulang cepat" Jawabku.
"Baiklah" Kata Meida dengan wajah kecewa.
"Hei! Ada apa Meida?" Tanya ku.
"Tidak ada apa-apa. Lain kali saja" Jawab Meida sembari kembali ke meja kerja nya lalu melanjutkan pekerjaannya.
***
18.00 waktu pulang kerja.
Pekerjaan Clarissa telah selesai dengan cepat dan waktunya Clarissa untuk pulang ke Apartemen.
Ting
Clarissa masuk ke dalam lift dan turun ke lantai 1 untuk berjalan ke halte Bus.
Ting
Pintu lift terbuka, Clarissa keluar dari kantor. Clarissa berjalan menuju halte.
"Aku bersyukur sekali karena hari ini aku tidak ada pekerjaan yang lebih banyak jadi tidak perlu lembur seperti biasanya" gumam ku sembari berjalan.
Karena merasa lelah jadi Clarissa memutuskan untuk tidak berkunjung ke tempat lain. Dari kantor hingga halte dekat Apartemennya memerlukan jarak tempuh kurang lebih tiga puluh menit untuk perjalanan. Setelah itu ia berjalan selama lima menit. Lalu Ia masuk ke Apartemen dan membersihkan diri.
Lima belas menit kemudian, Clarissa keluar dari kamar mandi dan sudah memakai baju piyama, ia ingin merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah.
Sebelum Clarissa sampai di sofa panjangnya tiba-tiba ada yang mengetuk pintu apartemennya.
"Siapa yang datang?" Batin ku mengernyitkan dahi.
"Sepertinya aku tidak memesan makanan antar dan sepertinya aku juga tidak ada janji dengan temanku" gumamku.
Clarissa berjalan ke arah depan untuk melihat siapa yang datang dan membukakan pintu. Ketika Clarissa membuka pintu ternyata seorang kurir yang ada di depan pintunya.
"Selamat malam, ada kiriman atas nama Clarissa" Ucap seorang kurir.
"Oh ya, saya sendiri" Ucapku.
"Ini. Silahkan tanda tangan disini" Ucap kurir sembari memberikan sebuah kotak dan juga selembar kertas untukku tandatangani.
"Ini kertasnya. Terima kasih" Ucapku.
Setelah itu kurirnya pergi dari apartemen Clarissa, lalu ia masuk lagi ke dalam.
"Siapa yang mengirim ini?" Fikirku.
Alamat pengirimnya dari toko yang tidak kuketahui, aku agak merasa takut untuk membukanya.
"Kira-kira siapa yang mengirim ini?" Gumam ku sembari membolak-balikan kotak yang aku pegang.
Tok Tok Tok
To be continued