Napasnya terengah, Flower masih enggan menjauhkan wajahnya dari ceruk leher beraroma mint yang sangat maskulin itu.
Alex menyeringai, kali ini Flower kembali takluk pada permainannya. Alex mengecupi bahu telanjang yang sudah dipenuhi tanda kepemilikannya. Saat ini kedua manusia itu layaknya sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara.
"Hey jalang!” panggil Alex saat Flower masih menetralkan detak jantungnya.
"Apa pria iblis?” jawab Flower pelan dan lirih. Flower sangat mengantuk, tenaganya terkuras habis. Bahkan untuk sekedar menjawab pertanyaan Alex saja rasanya sangat sulit. d**a bidang dan keras milik Alex, entah kenapa juga membuatnya betah berlama-lama bersandar di sana.
“Akui jika hari ini kau kalah!” ledeknya dengan bangga, “Aku tau kau malu mengakui kekalahanmu!” ucapnya
