10. Kok Balik Lagi?

700 Words
“Astaga, kamu bawa sendiri?” kaget Danar. “Iya Pak.” “Virgo...! Go...!” panggil Sofya sambil menengok ke dalam rumah. Lelaki yang menjadi teman Bebby sedari tiga tahun lalu itu keluar dari kamar sambil memegangi ponselnya. Dia terlihat sedang asik bermain game. “Apa, Ma?” “Bawa ini ke dalam itu kardus dari orang tua Bebby.” titah Danar. “Kok enggak telepon minta jemput, Beb?” selesai memasukkan ponsel ke dalam saku celananya, Virgo memilih bertanya terlebih dahulu pada Bebby. “Iya, kenapa tidak minta Virgo menjemput saja? Dari pada naik ojek kan uangnya sayang, mending kamu pakai buat jajan tadi.” Mendengar perhatian dari keluarga Danar padanya, membuat Bebby terenyuh. Ditinta tidak menyangka akan memiliki ibu dan bapak kost sebaik mereka. Bebby sampai tidak tahu harus membalas budi seperti apa nanti jika dirinya sudah tidak kost di sini. “Tidak mau merepotkan saja Bu, lagi pula kan sekarang minggu waktunya Virgo istirahat.” Lelaki yang dibicarakan datang lagi dari dalam, dia baru saja selesai membawa kardus oleh-oleh dari Bebby tadi. Dengan tidak sopannya, Virgo meminum teh milik Sofya sampai habis tak tersisa. “Berat banget sih, enggak susah lo tadi bawa dari rumah sampai sini?” heran Virgo. “Buktinya bisa.” “Kamu pasti belum makan, ayo makan dulu sana. Tadi Ibu masak cumi goreng tepung.” Ajak Danar. “Matur suwun, Pak. (Terima kasih). Tidak usah. Tadi Ibu juga sudah kasih bekal nasi sama lauk pauknya dari rumah. Nanti malah tidak termakan lagi hehehe...” Banyak anak-anak kost berdatangan silih berganti. Karena memang juga banyak dari mereka yang lulus SMP langsung ke kota untuk melanjutkan sekolah di kota. Tapi memang mayoritasnya dari keluarga mampu di kampung mereka. “Kalau begitu, aku ke kostan lagi Bu. Mau mandi, sudah gerah ini.” “Oh iya Beb, jangan lupa main.” Danar menganggukkan kepalanya. “Nggih Pak. (Iya Pak).” "Sekali lagi terima kasih ya Beb oleh-olehnya, Bapak sama Ibu-mu kok repot-repot segala sih pakai membawakan pisang sama beras. Padahal kan kamu ini perempuan, kasihan bawa berat-berat kayak begini sendirian." Sofya mengusap rambut Bebby yang panjang terurai sekarang. Virgo hanya menjadi penonton, baginya pemandangan seperti ini sudah tidak heran. Yang membuat Virgo heran adalah, kenapa Sofya bisa seperhatian ini kepada Bebby. Padahal jika dibilang, Sofya juga sudah memiliki keturunan perempuan sendiri. "Hehehe... Tidak apa-apa kok Bu, aku kan strong!" Bebby menaikkan sebelah tangannya ala popeye si pemakan bayam. Sofya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, bisa-bisanya Bebby bercanda saat dirinya benar-benar mengkhawatirkannya. "Iya strong Ma, maksudnya stres tak tertolong." sahut Virgo yang asik menikmati singkong goreng hasil olahan tangan Sofya. "Kamu ini apa sih Go, malah mendoakan Bebby yang enggak-enggak." Sofya menggeleng-gelengkan kepalanya. Pantas saja Bebby yang paling diperhatikan, karena kebanyakan penghuni kost yang lain adalah kaum adam. Bebby sendirian sebagai spesies perempuan yang kost di kost-kostan Sofya. Lihat saja, sedari tadi yang datang semuanya laki-laki dan tidak ada yang perempuan selain Bebby. “Bercanda Ma, serius amat hidup. Amat saja tidak serius.” “Hus, hati-hati kalau bicara. Kalau sampai terdengar sama Pak dhe Amat bagaimana? Bisa digorok leher kamu itu.” Danar memelototi putra keduanya sebentar. “Nggih Pak.” Virgo menurut saja. Ketika Bebby akan kembali ke kamar kostnya, dirinya baru teringat jika ada yang kelupaan. Cepat-cepat Bebby balik kanan dan mendekati Sofa lagi seperti semula. “Kenapa Beb, kok balik lagi?” heran Sofya. "Hehehe... Aku lupa Bu, ini kekurangan kamar kost yang belum dibayar sama Bapak." Bebby memberikan amplop coklat kepada Sofya yang berisi uang sisa pelunasan kost untuk satu tahun ini. Di tempat Sofya, memang membayar kost harus satu tahun atau enam bulan. Jadi bagi keluarga yang terlalu berat membayar satu tahun sekaligus, Sofya memberi keringanan untuk membayarnya setiap enam bulan sekali. Hanya kontrakan saja yang bayarnya sebulan sekali. "Waduh, terima kasih loh Beb. Padahal kalau belum ada, bisa bayar nanti pas tengah semester." amplop coklat berisi uang tadi diterima Sofya sekarang. "Kata Bapak ada, Bu." “Matur suwun yo. (Terima kasih ya).” “Iya Bu, sama-sama.” angguk Bebby. Usai memberikan uang untuk biaya kost, Bebby kembali ke kamar kostnya dan bergegas membereskan kamar lalu mandi. Hari sudah sore, mandi terlalu malam itu tidak baik untuk kesehatan. *** Next...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD