14. Cassanova

757 Words
“Eh iya Beb, lo belum jawab kenapa tadi semua orang di kantin melihat ke arah lo sama Virgo semua?” Helen mencoba meneruskan obrolan yang sempat terhenti karena kedatangan Rama dan Indra tadi. “Itu ulah si cassanova sekolah, dia pakai acara menyuapi gue segala tadi.” Bebby menunjuk Virgo menggunakan ujung dagunya. “Hah? Ngapain si Virgo menyuapi lo segala, Beb?” Rama jadi penasaran, padahal sebenarnya dia cemburu mendengar Bebby disuapi oleh Virgo. “Tahu itu kenapa, dia kan kadang-kadang suka aneh.” Bebby hanya bisa mengedikkan kedua bahunya. “Pesanan datang...” suara Indra terdengar. “Sayang... Aku kangen banget sama kamu, dari semalam kamu ke mana saja sih kok enggak datang ke rumah? Padahal aku sudah dandan cantik-cantik loh, aku juga pakai parfum limited edition pemberian Papaku waktu kemarin pulang kerja dari Jerman.” cerocos seorang gadis centil yang langsung duduk di sebelah Rama. Indra mendengus sambil menggerutu ketika siswi tadi menyerobot tempat duduknya begitu saja. Akhirnya Indra sekarang duduk di sebelah Helen sambil memainkan bibirnya mengikuti gaya bicara kekasih Rama yang super centil dan cerewet. “Gue sibuk.” sahut Rama tanpa minat. “Eh... Eh... Main serobot saja, punya Helen ini.” Indra mengambil kembali es teh bawaannya untuk Helen. “Tidak apa-apa kok, biar gue pesan sendiri lagi saja.” Helen tidak bisa berkata apa-apa selain itu. “Tidak bisa dong Len, Indra kan pesan buat lo.” Bebby mengambil kembali gelas es teh dari tangan kekasih Rama lalu memberikan pada Helen lagi. “Ish... Ngeselin banget sih.” “Lo yang ngeselin, datang-datang bikin ribut.” balas Indra. “Ye... Suka-suka, gue ceweknya Rama.” “San, mending lo ke kelas deh. Gue mau makan.” usir Rama tanpa perasaan. “Yah... Kok begitu sih sayang?” “Gue mau makan San, gue enggak mau diganggu.” Virgo Bebby, Indra dan Helen hanya melihat saja drama percintaan ala-ala anak SMA yang ada di hadapan mereka secara langsung. “Ya sudah deh aku gabung sama teman-temanku lagi. Tapi nanti malam kamu ke rumah ya? Kebetulan di rumah lagi sepi loh, Mama sama Papa pergi ke Australi.” katanya genit sambil mencubit pelan pipi Rama. “Iya, nanti gue ke rumah lo.” sahut Rama tanpa menoleh ke arah kekasihnya sama sekali. Usai kepergian Santia, mereka langsung memandang Rama serius kecuali Helen karena memang tidak berani. Gadis itu sibuk mengaduk nasi sotonya hasil pesanan Indra yang dibawa di nampan tadi. “Lo ngapain ke rumah cewek pas lagi sepi?” Virgo berbisik di dekat telinga Rama karena takut pertanyaannya didengar oleh murid lain. “Enggak ngapa-ngapain, lagi pula gue ke rumahnya karena mau memutuskan hubungan kita saja.” Bebby mengusap-usap punggung Helen perlahan, dirinya takut yang lain akan melihat ini. Bebby mengerti, pasti perasaan Helen begitu hancur setiap kali Rama bermesraan dengan para wanita yang menjadi kekasihnya. “Berapa lama sih lo pacaran sama Santia?” “Sudah lama, sudah enggak betah gue.” “Iya, berapa lama?” “Dua bulan.” “Anjir... Dua bulan lo bilang sudah lama? Itu tuh masih mesra-mesranya.” heran Indra yang tidak mengerti dengan jalan pikiran Rama dan Virgo yang suka sekali gonta-ganti pacar. “Gue sudah ada calon pacar baru, gue PDKT sama dia sudah dari dua minggu lalu. Rencananya habis memutuskan Santia, gue mau nembak cewek itu.” “Terserah lo saja deh, Ram. Tapi awas loh kena karma nanti suatu saat.” “Jangan bawa-bawa karma kenapa coba, gue juga bakal kena kalau Rama kena. Gue kan seminggu sekali ganti pacar.” Virgo merasa tersindir ketika Indra membawa-bawa kata karma. “Ya lagian, kalian ini kenapa suka banget mempermainkan perasaan perempuan?” “Gue tidak mempermainkan perasaan mereka, Ndra. Gue hanya memberi mereka kesempatan supaya bisa jadi pacar gue meski hanya satu minggu saja.” Virgo tampak sudah berhasil menghabiskan nasi ramesnya. Kantin sudah lumayan sepi, hanya tersisa beberapa siswa-siswi saja yang memilih belakangan ke kantin karena tidak berdesakan dengan murid lainnya. “Kalau lo kenapa, Ram?” “Bisa dibilang sama kayak Virgo, tapi gue juga buat kesenangan saja sih.” “Cowok itu memang doyan banget ya mempermainkan perasaan cewek. Dasar kelinci.” celetuk Bebby. “Semua itu akan berhenti kalau sudah menemukan perempuan yang benar-benar membuatnya ingin berhenti meski tidak diminta untuk mengakhiri.” sahut Rama yang membuat mulut Virgo menganga tanpa jadi bicara. Indra juga tidak percaya jika Rama bisa bicara sebijak ini. Kata-kata Virgo pun harus tertelan lagi karena perkataan yang akan dia ucapan memiliki inti yang sama dengan yang dikatakan Rama. *** Next...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD