Sajian ikan memang masih primadona. Hobi menangkap ikan juga masih primadona. Memilihar ikan juga masih primadona.
“Keluarga kamu juga punya empang?”
“Keluarga saya tidak punya, paman saya yang punya. Sama saja, karena setiap panen, kami dapat bagian dari hasil panennya”.
“Bagus-bagus. Apa-apa yang ditanam di empang?”
“Setahu saya mereka menanam ikan Bolu. Itu saja”.
Dalam empang, yang tumbuh bukan hanya ikan Bolu. Meskipun hanya ikan bolu yang ditanam. Ikan Mujair juga ikut tumbuh. Ikan Betik, Ikan sepat. Tidak pernah absen. Mereka muncul sendiri, sepertinya mereka dilahirkan dari tanah dan air. Menyulitkan untuk dipahami. Selain itu, ada joi atau jenis kerang-kerangan yang memang suka hidup diantara empang-empang. Mungkin bisa juga mereka terbawa oleh aliran air yang datang dan pergi sesukanya sesuai jadwal.
“Itu bagus kalau punya empang sendiri, kita bisa piknik cari ikan kapanpun”.
“Iya bagus memang, Biasanya mereka mengundang kami untuk pergi ke empang mereka. Sekedar untuk bakar-bakar ikan”.
“Berapa luas empang disana”.
“Luas sekali disana, setiap orang rata-rata memiliki lima hektar. Ada juga yang punya satu hektar atau hektar. Rata-rata mereka punya lima hektar sampai sepuluh hektar”.
“Itu sangat luas sekali, juragan empang namanya”.
“Tidak semua juga punya empang, yang punya ya punya, yang tidak ya tidak punya”.
“Mereka juga nelayan, maksudnya mereka punya empang juga nelayan?”.
“Iya, empang tidak dikerja 24 jam X 30 hari. Menjadi nelayan juga tidak 24 jam X 30 hari. Kalau musim barat, mereka fokus di empang atau pekerjaan lainnya. kalau musim timur mereka menjadi nelayan. Mana-mana yang memberi penghasilan”.
“Luar biasa mereka”.
“Jangan ragukan mereka! Mereka sangat perkasa”.
Memiliki banyak pekerjaan memang sangat umum dilakukan bagi warga kecamatan Ikan Bolu. Banyak hal yang bisa dilakukan agar mendapatkan suplay. Mereka biasanya bekerja sesuai dengan musimnya agar mereka tetap produktif. Jika mereka hanya bergantung sebagai nelayan, mereka bisa mati di musim barat.
Musim barat, ombak sangat tinggi. curah hujan juga tinggi. ikan-ikan bermigrasi ketempat yang lainnya dan akan kembali dimusim timur.
Ikan-ikan beranak pinak. Tidak tahu dimana tempatnya. Selain itu terdapat memang lokasi-lokasi yang diharamkan untuk disentuh oleh nelayan.
Lokasi itu disebut rumah Ibu Luat. Kabarnya ibu Luat adalah penjaga para ikan-ikan dilaut. Ikan jenis apapun jika sudah berlindung di lokasi tersebut tidak boleh didatangi. Tidak boleh dipancing. Tidak boleh dijaring. Tidak boleh dibom. Harus dibiarkan hidup sesuai kehendaknya. Toh mereka juga akan kembali kelautan dimana mereka biasanya memancing.
Ibu Luat ini berwujud makhluk yang bewarna putih. Biasanya keluar disaat gelombang tinggi. Sebelum keluar, cuaca akan menjadi lebih dingin. Angin menjadi lebih kencang seakan mengantarkan kedatangan Ibu Luat. Riak dan buih datang tidak beraturan. Gelombang juga menjadi ancaman. Ada perasaan berdebar seakan laut tidak ingin bersahabat.
Disaat seperti itu, kesombongan dalam diri menghilang, hanya ada kepasrahan kepada sang hyang agung. Dan mulai meluruskan niat.
Hi, laut saya datang untuk mencari nafkah untuk keluarga saya dirumah. Berilah mereka makanan yang baik-baik darimu. Allah selalu melindungi orang-orang yang berniat baik.
Itulah mantra yang biasanya diucapkan. Diucapkan untuk melembutkan lautan yang mulai mengganas. Lautan yang tidak bersahabat.
Untuk itu sebelum berangkat menuju lautan, baiknya mereka membersihkan diri. Memperbaiki hubungan dengan keluarga dan pamit dengan baik-baik agar bisa pulang dengan selamat. Selain itu membawa bekal berupa doa-doa yang biasanya diberikan oleh orang tua dikampung.
Disaat pulangpun mereka kembali memperbaiki hubungan dengan keluarga, kembali kepada orang tua menyampaikan bahwa mereka telah kembali dengan selamat. Bersedekah atau membagikan hasil tangkapan secara gratis kepada beberapa orang kerabat.
Hal tersebut merupakan ajaran nenek moyang mereka, agar mereka bersikap baik di darat maupun di lautan. Menghormati semua makhluk. Senantiasa berserah diri kepada yang maha Kuasa. Tidak menelantarkan keluarga. menghormati para tetua. Semua masalah harus diselesaikan tidak boleh dipendam terlalu lama. Semakin lam semakin membuat sulit untuk diselesaikan.
Jalur damai adalah pilihat terbaik bagi mereka, bagi siapa saja yang ingin hidup damai.
Perpecahan yang sudah-sudah sebaiknya tidak untuk ditiru atau diulangi agar semua bisa merasakan kedamaian. Hanya saja kehidupan ini tanpa perpecahan seperti di surga, tidak ada materi yang dibahas atau diceritakan ulang. Tidak ada cerita perjuang, hero ataupun superman ataupun wonder woman. Semua flat-tidak terjadi apa-apa. Hanya sekedar menikmati apap-apa yang tersedia dengan wajah berseri-seri. Itu bukan yang diinginkan oleh kehidupan.
Meskipun memberikan nelangsa, seperti itulah adanya, sebuah kehidupan yang membuat kamu mencerna makna hidup dan meletakan tangan diatas kebenaran sesuai dengan catatan hukum-hukum alam.