Sekembali dari kampung Ikan Bolu, JP sangat lelah. Memasuki rumah dan langsung menuju kamarnya. Istirahat.
Sebelumnya membersihkan diri.
Ingin bersantai, berleha-leha. Sambil mengamati apa yang telah dilakukan. Tidak ada.
JP bersandar, menerawang. Badannya lelah dan ingin istirahat. Pikirannya terkuras. Hasil dari survei akan dilaporkan besok.
Harapan masih Nol, belum ada keyakinan.
Biarkan saja semua, biarkan saja semua seperti sedia kala. JP akan menerima kekalahannya.
Kekalahan dalam kehidupannya. Hidupnya berliku, berlika. Seperti inilah kehidupan, namun tetap sulit untuk diterima. Hatinya belum seluas samudra.
Hatinya baru tumbuh kemarin. Menancap lembut ditanah. Mudah tercerabut dengan keadaan. Keinginannya menjulang, namun akar itu belum kuat tumbuh kedalam.
Apa yang membuat JP tidak mampu berdiri diatas julangannya? Mengapa ingin menyerah? Semua berliku?
Berliku
Tidak teras lima belas menit bersantai membuat JP terlelap dalam kelelahan. Baru saja tertidur, JP terbangun melihat keadaan. Apa yang terjadi, JP lelah dan melanjutkan menutup mata.
Tidur ayam-ayam. Tidur seperti ayam. Hanya menutup mata dan terbangun karena sesuatu. JP tidur dalam lelahnya. Posisinya berganti menjadi tergeetak dilantai, seperti sedang tidak berguna.
Lantai itu berlapiskan kasur dan sprai. Dingin menjadikannya dia memilih tidur diatas sprai kusut yang dilipat dan dicuci sebulan sekali.
Tidarlah dalam lelah, hingga terbangun menyelesaikan masalah yang ada. Tidurlah dengan baik.