Membeli mobil bekas

1575 Words
Seperti janji Reval semalam, dia akan mengantarkan Kiara untuk membeli mobil. Tapi Hingga pukul delapan pagi, Kiara belum juga keluar dari kamarnya. Reval terbiasa hidup disiplin. Meskipun sedang tidak bertugas, dia masih akan bangun pagi. Tangannya terulur untuk mengetuk pintu kamar Kiara. Setelah dua kali ketukan, terdengar erangan dari dalam. "Bangunlah, aku akan membeli sarapan di luar!" Reval belum mandi, tapi dia tampak segar setelah berolahraga. Karena ibunya pergi ke rumah temannya untuk menghadiri sebuah acara, maka tidak ada yang memasakkan sarapan. Dia juga sedang malas masak, jadi membeli makanan adalah solusi untuk mereka berdua. Kiara tidak langsung bangun setelah Reval membangunkannya. Dia masih berguling-guling di tempat tidur. Sebenarnya dia sangat suka bermalas-malasan. Biasanya saat aktif kerja, dia hanya memiliki sedikit waktu untuk bersantai. Sekarang akhirnya dia memilikinya, mana mungkin dia mau menyia-nyiakan waktu. Setelah merasa harus bangun, dia pergi membuka pintu kamarnya. Halaman rumah itu tampak sepi, sepertinya Reval belum kembali dari membeli sarapan. Jadi dia masuk ke dalam untuk kembali berbaring. Memainkan ponselnya untuk membuka pesan dari ayah dan beberapa teman baiknya. Tapi yang membuatnya matanya terbuka lebar adalah melihat pesan dari mamanya. Mamanya memintanya untuk menelpon kembali, karena ada hal penting yang ingin dia bicarakan. Kiara telah memblokir nomor Jordi dan Asyla. Karena dia berharap bisa melupakan masalah keduanya selama liburan di sini. Jadi saat melihat pesan mamanya, dia khawatir hal penting itu terkait dengan keduanya. Jika benar, maka bagaimana dia akan meresponnya? Marah? Atau berpura-pura tidak terjadi apa-apa? Dia belum siap untuk merobek wajah diantara mereka. Karena mamanya masih berstatus sebagai istri ayahnya. Lebih baik jika masalah Asyla tidak mengganggu hubungan dalam keluarga. Dia menelpon nomor mamanya. Tidak peduli apa, dia akan merespon sesuai keadaan. Toh tidak mungkin untuk menghindarinya. Sayangnya Kiara salah menebak. Mamanya menelpon, karena urusan perhiasan. Sama sekali tidak terkait dengan Asyla. "Sayang, bantu mama. Bagaimanapun teman mama itu tahu kamu adalah perancang merk perhiasan EXLo. Tapi entah kenapa sangat sulit untuk memesan design khusus. Jadi dia meminta mama bertanya padamu!" Kiara mendengus kesal. Karena teman-teman mamanya ingin dia bersikap tidak profesional demi hubungan yang dangkal. Dia benci, tapi tidak bisa menemukan kata untuk menolak. "Teman mama harus mendaftar untuk design khusus. Itu tidak bisa dipesan begitu saja. Mama tahu aturannya!" Kiara sudah pernah mengingatkan mamanya, lebih baik jika tidak melibatkan bagian belakang demi hal-hal murah seperti itu. Elsa mengerti maksud putrinya. Hanya saja, dia berharap Kiara mau memberikan bantuan kecil. Karena temannya itu sedikit tidak mudah untuk dihadapi. "Tidak bisakah memesan melalui kamu?" Mendengar pertanyaan Elsa, Kiara menjawab dengan tegas. Tidak! "Mama tahu hadiah ulang tahun yang ayah berikan pada mama tahun lalu juga design khusus, tapi aku harus mendaftarkan pesanan papa melalui prosedur yang ditetapkan di toko kami. Kiara hanya memainkan trik dalam perancangan design agar papa memilih sendiri paling awal dari pemesan yang lain!" Kiara kembali mencoba menjelaskan pada mamanya, kalau penolakannya bukan Tanpa alasan. Elsa belum menyerah untuk membujuknya, tapi suaranya sedikit melunak. "Bagaimana liburanmu. Apakah kamu makan dengan baik di sana?" Kiara mengingat orang yang bilang akan beli sarapan, tapi belum kembali sampai sekarang. "Hem, pemilik rumah menyediakan makanan. Mama tidak perlu khawatir!" "Mama bisa lega mendengarnya!" Elsa tahu Kiara memang biasanya cukup mandiri, jadi tidak mungkin gadis itu akan dianiaya. Setelah pertimbangan matang, Kiara kembali membicarakan topik perhiasan. "Kiara akan coba menghubungi asistenku untuk mendaftarkan teman mama dalam antrian. Itu juga belum tentu akan membantu pemesan bisa berhasil!" Mendengar janji putrinya, Elsa senang. Karena Kiara mau membantu, maka dia akan memiliki wajah untuk bicara pada teman-temannya. Karena dia sendiri yang menyanggupi untuk temannya itu melakukan pemesanan melalui putrinya. Karena putrinya adalah orang yang bekerja di bagian penting perusahaan perhiasan tersebut. "Maka mama akan tunggu perkembangannya. Terimakasih, sayang!" Kiara menjawab dengan ringan sebelum mereka mengakhiri panggilan. Dia buru-buru pergi ke kamar mandi untuk mandi, karena hari ini dia akan pergi. Setelah mandi dan berdandan dengan santai, Kiara masih belum melihat keberadaan Reval. Dia mencoba menghubunginya, tapi laki-laki itu tidak mengangkat panggilannya. Karena tidak melakukan apapun, Kiara kembali teringat pesanan mamanya. Dia pun menghubungi perusahaan, ingin mendapatkan informasi dari orang kepercayaannya. Ternyata ada banyak hal terjadi setelah beberapa hari dia mengajukan cuti dari perusahaan. Yaitu kabar pencurian rancangan design dari salah satu rekannya di perusahaan tersebut. Jika bukan karena mamanya meminta tolong untuk pemesanan, mungkin dia tidak akan tahu tentang hal tersebut. Kenapa tidak ada yang mencoba memberitahunya? Kiara sedikit serius tentang hal tersebut, kerena pencurian design terjadi tepat setelah dia mengajukan cuti. Ini mengarahkan dirinya sebagai orang yang patut dicurigai. Meskipun dia bukan tersangkanya, tapi tetap saja dia tidak merasa nyaman. Apakah lebih baik dia bertindak lebih dulu untuk menjelaskan dirinya tidak terlibat dalam masalah itu, atau menunggu bosnya menemukan tersangkanya? Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, Kiara memilih untuk menghubungi bosnya dan menanyakan tentang masalah tersebut. Karena apapun yang dilakukannya pasti akan menimbulkan kecurigaan, lebih baik maju dan menanyakan detail permasalahannya. Dia telah bekerja dengan baik selama ini. Hanya karena gangguan hati, dia memberikan waktu bagi dirinya untuk berlibur. Bukan untuk berhenti dari pekerjaannya. Saat Reval datang dan memanggilnya, Kiara masih memiliki keseriusan pada ekspresinya. Berbeda dengan Kiara yang biasanya, ada sedikit kedinginan dalam sikapnya. "Makan dulu sarapannya!" Reval membawa Kiara ke dapur, meletakkan makanan di atas meja makan. "Aku membeli jus kemasan, lihat rasanya enak tidak!" Reval tadi mampir ke minimarket, dia membeli beberapa minuman soda. Tapi dia tidak tahu tentang minuman yang disukai kiara, saat matanya menemukan deretan botol minuman rasa jeruk berjejer, dia memilih itu. Kiara mengambilnya, melihat kalau kemasannya agak biasa. Dia tidak yakin kalau itu enak. Tapi saat mencobanya, dia cukup terkejut. Karena ternyata rasanya cukup segar. Seperti jus jeruk asli yang baru diperas langsung. "Lumayan!" Reval tersenyum mendengar komentarnya. "Makanlah!" Dia telah memindahkan makanan ke piring. Keduanya makan sambil berbincang. Reval memberitahukan kalau Dia bertemu Navo kemarin. Dan anak itu menanyakan tentangnya. Navo, anak orang yang hampir menabraknya dan membuatnya harus menanggung ganti rugi itu ternyata masih mengingatnya. Setelah selesai makan, mereka langsung berencana pergi membeli mobil. Reval bahkan tidak berpikir untuk mandi dulu. Tapi dia tidak terlihat buruk. Masih cukup tampan dan hal baiknya tidak bau. "Kamu sudah menentukan mobil apa yang akan kamu beli?" Kiara terdiam sebentar sebelum menjawab. "Sudah, aku ingin beli mobil bekas!" Jawaban Kiara agak mengejutkan Reval. Dia tidak pernah terpikirkan kalau Kiara akan beli mobil bekas. Bukan tidak mungkin, hanya saja awalnya dia bertanya agar bisa memperkenalkan mobil yang sesuai dengan jenis yang diinginkan gadis itu. "Meskipun bekas, aku ingin mobilnya tidak bermasalah. Setidaknya selama tiga bulan kedepan, aku tidak perlu khawatir tentang kerusakannya!" Kiara sangat tegas dalam pilihannya. Dia sendiri tidak berpikir untuk membeli mobil bekas, tapi mengingat tentang masalah di perusahaan, dia tidak yakin pekerjaannya masih bisa dipertahankan. Artinya sumber pendapatannya bisa saja terputus. Dia belum memiliki rencana tentang bekerja di perusahaan lain. Jika nantinya dia tidak lagi diterima oleh perusahaan lagi, barulah dia mencari pekerjaan di tempat lain. Menghela napas, dia tidak menyangka kalau pekerjaan bagus yang awalnya begitu stabil, bisa terguncang di waktu seperti ini. Hatinya yang terluka belum sembuh, dan kini karirnya juga terganggu. Reval yang duduk di kursi pengemudi disebelahnya, dia bisa merasakan emosi Kiara. Tidak bertanya, tapi memiliki tebakan kalau Kiara sedang memikirkan tentang kopernya yang sampai saat ini belum ada kabar. "Setelah menemukan mobil, ayo ke kantor polisi. Aku akan melihat laporan terbaru dari kasus kopermu yang hilang!" Kiara mengangguk. "Sebenarnya jika kopernya tidak ketemu pun tidak masalah, tapi laptopnya cukup penting untukku. Ada beberapa pekerjaan yang tersimpan disana!" Jika laptopnya tidak ketemu, terpaksa dia harus memulai semuanya dari awal. Meskipun design tersebut belum dikirimkan untuk diajukan, tapi beberapa telah siap untuk ditinjau kembali. Keduanya mengunjungi sebuah rumah dengan halaman yang luas. Tapi Kiara tidak melihat ada mobil di sana. "Kenapa kita kesini?" "Ini rumah temanku. Dia biasanya terlibat dalam bisnis jual beli mobil. Ayo tanyakan, mungkin saja ada yang cocok dengan keinginanmu!" Reval tidak menunggu kiara, dia turun dari mobilnya dan berjalan menuju pintu yang tertutup. Ada anjing yang menggonggong dari arah belakang rumah. Terlihat anjing itu mengetahui ada tamu yang datang. Kiara awalnya agak terkejut dan takut kalau anjingnya salah mengira mereka sebagai orang jahat. Karena wajah anjing itu terlihat galak. Tapi tiba-tiba saja anjing itu melompat ke arah Reval. Kiara berteriak ketakutan. Hanya saja dia salah, anjing itu tidak ingin mengigit Reval, tapi ingin mengajaknya bermain. "Jangan takut, dia sudah mengenalku. Ayo, berdiri di belakangku jika kamu takut. Nanti dia juga mulai mengenalimu!" Reval sendiri kaget dengan teriakan Kiara, jadi tidak heran kalau anjing itu juga kaget dan jadi agak waspada terhadap Kiara. Kiara melihat fokus anjing itu berpindah padanya. Dia merasa khawatir. "Anjingnya tidak menyukaiku!" "Karena dia pikir kamu meneriakinya tadi! Berjalan perlahan ke belakangku. Jangan tunjukkan perlawanan!" Reval tiba-tiba merasa lucu melihat reaksi Kiara. Sesaat kemudian pemilik rumah itu menyadari adanya kebisingan di halaman depan. Pintu rumah terbuka, memanggil Reval untuk masuk ke dalam. "Kalian menakuti anjingku!" tuduh temannya Reval, saat melihat anjingnya menyalak. Reval tertawa, dia melirik Kiara yang terlihat waspada di sebelahnya. "Bukan aku, ini gadis cantik di sebelahku!" Kiara menepuk tangan Reval. Bisa-bisanya laki-laki itu menuduhnya. Melihatnya tertawa membuatnya jadi kesal. "Aku bercanda, ayo masuk. Anjingnya akan dibiarkan tetap diluar!" Reval mengandeng tangan Kiara dan mengajaknya masuk ke rumah, melewati pemilik rumah yang menegur anjingnya agar tenang. Kiara memperhatikan tangan Reval yang memegang tangannya. Dia mencoba melepaskan setelah berada di dalam rumah. "Aku kaget, bukan takut!" "Yah, aku melihatnya!" Jawaban Reval hanya menunjukkan kalau laki-laki itu tengah mengejeknya. Kiara tidak berniat berbicara dengannya lagi. Reval melihat kalau gadis itu benar-benar kesal. Kenapa para gadis mudah marah?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD