Kiara tidak mengerti ada apa dengan pria di depannya. Setelah mengganggunya untuk lari pagi bersama, dia mencurigai kalau pria itu sedang ingin menyiksanya. "Apakah biasanya kamu tidak berolahraga?" Reval melihat bagaimana wajah wanita itu sangat merah, dan tubuhnya juga sangat berkeringat. Sepertinya gadis itu terganggu dengan kondisinya sekarang. "Kamu yang gila! Aku tidak sedang berada di militer, kenapa aku juga harus lari denganmu?" Kiara sudah berhenti, dia melihat sekeliling untuk mencari tempat duduk. Tatapannya tertuju pada pedagang es kelapa, seperti melihat oasis di Padang pasir, matanya berbinar penuh harapan. Reval juga menyadari arah tatapan Kiara. Dia menggelengkan kepalanya, tidak berniat untuk mencegahnya. "Kamu kayaknya gak trauma beli es kelapa!" Kiara mengabaikan