Di perjalanan menuju hotel, Kiara mendapatkan telepon dari Jessica. Temannya itu memarahinya, karena tidak memberitakan tentang kepergiannya ke Bali.
"Ara Lo mungkin memang butuh waktu untuk sendiri, oke! Tapi ingat ya, gak boleh melakukan hal bodoh! Gue gak mau tiba-tiba liat berita Kiara Gunadi, bunuh diri karena putus cinta!" Jessica memperingatkan Kiara dengan sedikit bumbu candaan, tapi setiap kata yang diucapkannya berasal dari lubuk hatinya. Dia khawatir, Kiara melakukan hal nekat, gara-gara diselingkuhi Jordi.
Kiara tersenyum, dia tidak akan sebodoh itu untuk memutuskan mengakhiri hidupnya. Meskipun hatinya hancur, tapi kehidupannya juga sangat berharga untuk diakhiri.
"Gue udah sampai hotel, nanti gue hubungin lagi!" Kiara kemudian mengakhiri panggilannya.
Melangkahkan kakinya menuju hotel yang dulu pernah dia singgahi bersama ibu dan ayahnya. Sudah cukup lama, sehingga ada begitu banyak perubahan pada bangunan hotel tersebut. Tapi masih tidak membuatnya pangling.
Hotel tersebut hanya beberapa meter dari garis pantai, sehingga bahkan dari tempatnya berdiri sekarang, dia bisa melihat birunya air laut dan langit berwarna jingga.
"Nona, ada seseorang yang mencari Anda. Dia bilang dirinya adalah kenalan anda!" Staf hotel menyampaikan pesan, sikapnya sangat dekat dan tetap sopan.
Kiara mengangguk, dia menyewa kamar terbaik di hotel tersebut. Sehingga staf hotel sedikit segan, takut menyinggungnya. "Terimakasih, aku akan bersiap sebentar!"
Dia tidak penasaran dengan kenalan yang sedang menunggunya. Tidak tahu dari siapa orang tersebut tahu keberadaannya di Bali, tapi orang itu pastilah benar kenalan.
Kiara mengganti bajunya, dia sedang malas berdandan, jadi tidak ada riasan pada wajahnya, kecuali lipstik yang akan membuatnya terlihat sedikit ceria.
Langkahnya tidak cepat juga tidak terlalu lambat. Mencari keberadaan seseorang tanpa bersusah payah, karena begitu melihatnya, staf hotel yang tadi memangilnya langsung menghampirinya. Mengantarkannya pada orang tersebut.
"Kejutan!"
Kiara melihat seorang pria muda, berpakaian cukup rapi, sedikit gondrong, tapi begitu manis.
"Lo ada pertandingan dua bulan lagi. Kenapa malah main-main kesini?" Kiara duduk berhadapan dengan laki-laki muda itu dan tidak terlalu berminat untuk menanggapi senyumannya.
"Ayo jalan-jalan. Jangan cemberut gitu. Janji gak akan lama!" Aero tidak berniat membuat Kiara kesal, jadi dia tidak akan terlalu banyak bicara. Bahkan, dia juga tidak membahas tentang kecelakaan yang baru saja dialami Kiara setelah melihat perban di keningnya.
Ingin menolak, tapi Kiara tidak tega melihat senyum pria muda tersebut. Dia juga sedikit merasa agak menyedihkan untuk hanya menghabiskan waktu di kamar.
Aero adalah adik dari temannya, Sella. Lima tahun dibawahnya, tapi selalu bersikap sok dewasa di depannya.
Tidak tahu kenapa pria itu tiba-tiba berada di Bali, dia tidak ingin terlalu percaya diri, untuk memikirkan dirinya sebagai alasan. Juga pada dasarnya, meskipun Aero suka bermain-main, tapi dia adalah pria yang cukup serius. Di timnya, Aero cukup ditakuti.
Kiara melihat ke arah laut dan merasa lega. Tuhan menciptakan dunia yang begitu indah, sedangkan dia cukup beruntung bisa menikmatinya.
Di belakang Kiara, Aero juga berjalan sedikit lebih lambat. Menyaksikan sosok cantik wanita yang disukainya.
Pernah beberapa kali, dia merasa kesal lahir lebih lambat dari wanita itu. Karena usia mudanya, Kiara selalu melihatnya sebagai anak-anak.
Kiara adalah teman kakak perempuannya yang paling cantik. Saat pertama kali melihatnya di rumah, dia merasa terpesona. Wanita itu tertawa sambil memeluk orang lain di sampingnya sebagai kebiasaan. Pernah sekali, dia duduk di sebelahnya, dan wanita itu tertawa sambil memeluknya. Untuk orang di sekitar Kiara itu adalah hal biasa, tapi baginya adalah luar biasa.
Bagaimana bisa ada wanita secantik dan secerdas Kiara, masih disia-siakan oleh Jordi? Pria itu pasti buta, karena menyia-nyiakan wanita seperti itu. Sungguh bodoh.
"Apa? Jalan lebih cepat. Ayo kembali dan makan sesuatu!" Kiara mengulurkan tangannya, merangkul lengan Aero.
"Kamu bicara seperti wanita tua!" Aero tidak suka dengan cara Kiara yang menganggapnya masih seperti anak-anak. Bahkan dia menebak kalau Kiara juga menganggapnya sebagai adik laki-laki, seperti Sella.
Kiara tidak membalas. Dia tahu Aero tidak suka diperlakukan seperti itu. Hanya saja, Aero begitu manis, dia suka memanjakannya.
Dia berpikir, jika Asyla bisa semanis dan se-perhatian Aero, mungkin dia akan lebih kesulitan untuk menanggung pengkhianatannya. Kenapa malah kembali mengingat Asyla?
"Duduklah, aku akan memesan!" Aero melihat mood Kiara yang kembali turun, dia berpikir keras untuk mengalihkan perhatiannya.
Malam itu Kiara ditemani Aero hingga di penghujung malam. Keduanya kembali ke kamar masing-masing. Kiara tidur nyenyak, karena kelelahan.
Sedangkan Aero tidak bisa tidur. Dia memesan minuman dan sibuk dengan laptopnya.
Sebagai seorang gamers, kehidupannya cukup nyaman. Dia punya banyak uang, hanya bekerja lebih keras setiap akan ada pertandingan. Tapi kehidupannya sekarang tidak membuatnya merasa tenang. Jika ingin bersanding dengan Kiara, dirinya tidak cukup layak. Setidaknya, dia harus sedikit lebih meyakinkan.
"Laki-laki seperti apa yang disukai Kiara?"
Aero kembali memikirkan Jordi, meskipun Kiara berpacaran cukup lama dengan Jordi, tapi keduanya tidak terlihat cocok. Laki-laki itu seorang dosen, dan tidak tahu cara bersenang-senang. Terlalu membosankan dan kurang cocok berpasangan dengan Kiara.
Kiara adalah wanita mandiri dengan pekerjaan bagus dan gaji tinggi. Temannya banyak dan meskipun sangat sibuk, Kiara selalu tahu cara menikmati hidupnya. Dia pergi nonton konser di luar negeri, liburan di tiap akhir tahun bersama teman-temannya, tahu tentang berpakaian bagus dan suka berbelanja barang-barang mahal. Laki-laki seperti Jordi hanya akan menjadi malu dan tidak bisa mengimbangi gaya hidup Kiara.
Melihat foto-foto di i********: Kiara, orang akan tahu kalau Kiara bukan hanya cantik, tapi juga memiliki aura mahal.
Setelah menahan hingga pukul tiga pagi, Aero baru bisa memejamkan matanya. Dia berharap, bisa menjadi laki-laki yang beruntung mulai besok.
_
Paginya, Aero akan pergi untuk sarapan. Dia sudah pergi ke kamar Kiara, tapi ternyata dia terlambat. Kiara sudah cek out pagi ini.
Staf hotel mengatakan pesan yang ditinggalkan Kiara, memintanya untuk menjaga diri dan segera kembali ke Jakarta.
Marah, kesal dan kecewa. Kiara tidak benar-benar menganggapnya penting, sehingga kehadirannya mungkin mengganggunya.
Kemana perginya Kiara?
Menghubungi Sella, kakaknya itu mengatakan agar dia tidak mengikuti Kiara lagi. Sepertinya kakaknya sudah mendapatkan keluhan dari Kiara.
"Jangan marah dan menangis. Kiara benar-benar butuh waktu sendiri. Kamu ada pertandingan sebentar lagi, latihan dengan benar. Laki-laki gagal tidak layak untuk Kiara!" Sella tidak akan membujuk adiknya dengan kata-kata manis, dia lebih suka memukul anak itu dengan kenyataan. Agar Aero sadar, anak itu harus berhenti berharap.
Aero kesal, karena Sella hanya ingin meledeknya. Tidak mungkin baginya berkecil hati hanya karena hal seperti itu.
"Dia memberitahumu kemana dia pergi?"
Sella menghela napas, tahu kalau adiknya keras kepala. "Lo tiba-tiba nyusulin dia ke Bali, begitu gue kasih tahu. Mikir lah, sekarang dia gak akan kasih tahu keberadaannya. Udah, biarin dia sendiri!"
"Berhenti bicara omong kosong. Beritahu aku jika ada kabar dari Kiara!" Aero langsung menutup sambungan telepon.
Melihat ke arah laut, dia hanya sedikit berharap, setelah ini Kiara bisa berhenti memiliki perasaan terhadap Jordi. Laki-laki itu sudah tidak layak lagi.
Aero kembali ke kamarnya setelah hanya makan sedikit. Dia adalah pria yang ditinggalkan setelah semalam tertawa bersamanya. Menyedihkan.
_
Di jalan yang ramai, Kiara hampir menangis. Kopernya hilang, dan dia hampir mati tertabrak motor. Keadaannya tidak baik-baik saja, seorang pria pengendara motor itu malah memarahinya. Karena body motornya ada yang rusak.
"Bapak hampir bikin nyawa saya melayang!" Kiara membalas dengan sedikit serak, karena hampir menangis.
Seorang polisi tiba setelah beberapa menit kemudian. Keduanya dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.