When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Bisikan itu bukan lagi sekadar suara, melainkan cengkeraman dingin yang merayap di benak Senja, mencoba merenggut cahaya terakhir dari jiwanya. Tarikan dari makhluk raksasa itu terasa seperti pusaran kegelapan yang siap menelannya, menjanjikan kekuatan tak terbayangkan dengan harga keabadian dalam kegelapan. Namun, di tengah badai itu, secercah harapan muncul, kilatan cahaya putih di mata merah makhluk itu, memicu keraguan yang membakar di benak Senja. Di tengah badai debu dan angin yang mengamuk, cahaya putih tongkat Senja berdenyut lemah, seolah ragu menghadapi kegelapan di hadapannya. Ia menatap mata merah makhluk itu, menemukan secercah cahaya yang bertentangan dengan raungan kebencian yang menggema. "Senja... menyerahlah..." bisik suara-suara itu, kini terdengar seperti paduan jiwa-