When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Raungan itu bukan sekadar gema dalam jurang, melainkan seruan kemarahan yang membangkitkan entitas purba, kekuatan yang tertidur di kedalaman waktu. Cahaya merah yang menguar, bukan sekadar ancaman, melainkan pertanda bangkitnya murka, kekuatan yang mampu menelan dunia dalam kegelapan abadi. Di tengah getaran dahsyat, Senja dan Bayu merasakan kehadiran yang mengintai, sebuah entitas yang lebih besar dari jurang itu sendiri. "Kalian telah membangunkan aku," raung suara itu, gema mengguncang jurang. "Dan sekarang, kalian akan merasakan murkaku." Senja dan Bayu saling bertukar pandang, ketakutan mencengkeram hati mereka. Mereka bukan hanya menghadapi monster, melainkan sesuatu yang lebih tua, lebih kuat, sesuatu yang terikat dengan jurang itu sendiri. "Apa itu?" bisik Bayu, matanya meminda