Re hanya menatap sekilas gadis itu disana. Ia juga tidak mempermasalahkan apakah gadis itu mau duduk di sampingnya atau di jok belakang. Tapi ia begitu heran kenapa gadis keras kepala seperti Felisia bisa sedikit sadar saat itu.
"Apa yang kamu lihat? kamu kira aku nggak tahu apa kalau kamu merhatiin aku dari kaca spion! tahu lah aku cantik!" ucap Feli dengan angkuhnya, dan saat itu kian membuat Re merasa jengkel. Hingga sebelum gadis itu mengenakan sabuk pengamannya disana. Re segera menancap pedal gas mobilnya saat itu.
"Ehhh..." teriak Feli saat itu disana karrna terkejut. Gadis itu pun segera memasang sabuk pengaman itu disana.
"Dasar! bisa nyetir mobil nggak sih? biasa nyetir odong-odong ya?!" ucap gerutu marah Veli saat itu disana. Dan membuat Re sedikit menahan senyumannya karrna secara tidak sengaja rambut gadis itu sedikit berantakan disana.
"Apa yang kamu ketawain?" ucap Fe dengan ketusnya. Namun Re saat itu hanya diam saja di tempatnya. Lelaki itu lalu memfokuskan pandangannya ke depan ke arah jalan raya. Dimana setelah berada disana Re sudah tidak main-main lagi. Ia tahu tanggung jawabnya sebagai seorang bodyguard bagi Felisia. Hingga mobil masuk di area parkir salah satu Universitas bisnis paling bergengsi di Kotanya. Saat itu Re sudah tahu alamat kampusnya karrna dia juga mempunyai seorang teman yang menjadi Dosen disana. Tapi Re kurang tahu ia memberi bimbingan di mata kuliah apa.
"Heh... kamu tunggu sini aja ya... nggak usah ikut masuk kedalam ruang kuliah aku. Paham nggak?" ucap Feli dengan ketusnya. Namun Re saat itu acuh tak acuh saja disana. Re tidak mau menjelaskan ia mau disana atau ikut Feli masuk. Lelaki itu hanya diam saja disana. Lalu Fe pun membiarkannya dan pergi. Dari kejauhan Re menatap gadis itu dari belakang. Lalu Re pun keluar dari sana dam perlahan mengikutinya tanpa sepengetahuan Feli. Dan diam-diam rupanya gadis itu bukannya masuk kedalam ruang kuliahnya melainkan keluar, Feli tidak tahu jika Re tengah membuntutinya saat itu.
Nampak di seberang jalan terlihat seorang lelaki dengan taa ransel di punggungnya dan topi hitam yang ia kenakan tengah melambai kearah Feli, dan Fe pun terlihat membalas lambaian tangannya saat itu. Dari sana Re segera tahu jika lelaki itu datang untuk bertemu dengan Felisia.
"Apa dia pacar Fe? akh... tidak! kata om Adam itu Fe tidak punya pacar." Ucap dalam hati Re saat itu. Lalu ia pun memberanikan diri telpin om Adam untuk bertanya sesuatu.
"Halo om, maaf mengganggu waktunya om." Ucap Re saat panggilannya sudah tersambung pada yang bersangkutan.
"Nggak apa Re, ada apa?" tanya Adam pada lelaki yang bersama putrinya itu.
"Emb gini om, jika ada kendala yang membuat Feli tidak bisa menghadiri kuliah, bolehkah saya melakukan sesuatu yang membuatnya kembali lagi untuk kuliah?" tanya Re pada Adam.
"Maksud kamu itu Fe mau bolos kuliah?" tanya Adam balik.
"Diam-diam dia nemuin cowok di luar kampus om, kalau dia balik lagi ke kampus ya Re nggak akan ngelakuin apa-apa. Tapi kalau sampai tu cowok ajak Fe pergi, ya Re turun tangan." Ucap Re dengan penjabarannya.
"Oke Re, kamu atur aja gimana enaknya, Fe aku serahin ke kamu." Ucap Adam yang lalu menutup panggilan telpon nya. Re pun segera menaruh pinsel itu kedalam kantongnya kembali. Lelaki itu lalu mengawasi Feli lagi dari kejauhan. Rupanya Fe berhenti di trotoar jalan. Dan lelaki bertopi itu nampak berlari mendekat ke arah Fe disana. Re pun hanya bisa mengawasi dan sedikit mendekat kearah keduanya. Paling tidak ia bisa meraih cepat jemari Feli saat lelaki itu akan mengajaknya pergi dari sana.
"Hain Fel... lama tidak ketemu... aku sangat merindukanmu." Ucap lelaki itu pada Feli. Sembari salah satu tangan lelaki itu terangkat dan mengusap lengan gadis itu beberapa kali.
"Aldo, aku juga kangen kalian... pengen nongkrong lagi di bar sam kalian... akh... papa aku makin ketat aja Do..." ucap Feli disana. Nampak lelaki itu mengangguk tanda ia mengerti.
"Gimana kalau kita cabut sekarang Fe?" ajak Aldo pada Feli. Dan sebelum gadis itu mengiyakan ajakan Aldo. Re segera menarik tangan Feli agar mendekat ke arahnya. Fe pun segera ke tarik saat itu hingga jatuh membentur d**a Re, membuat Re segera meraih tubuh Feli dan menangkapnya. Seolah keduanya saling berpelukan.
"Hei! siapa kau?" tanya Aldo pada Re.
"Sayang... kamu tidak bilang sama dia siapa aku?" ucap Re sembari merangkul kuat pundan Feli disana. Karena gadis itu mencoba lepas dari tangan Re.
"Sayang? kamu panggil dia sayang? lu siapa?" tanya Aldo pada Re.
"Gue... adalah orang yang akan selalu ada di samping Feli. Jadi... lu nggak usah tanya lagi." Ucap balasan Re pada pertanyaan Aldo. Dan disana nampak kedua mata Feli membelalak tanda ia sangat marah pada perlakuan dan sikap Re disana. Namun Re segera menunduk dan membisikan sesuatu di telinga gadis itu.
"Kalau masalah ini nggak mau sampai ke telinga papa kamu, cepat masuk kedalam kelas." Ucap Re saat itu. Dan nampak tatapan mata tajam itu melunak begitu saja. Begitu juga tangan kekar Re yang juga melunak saat itu dan melepas rangkulannya.
"Do... emb... maaf ya, hari ini aku nggak bisa ikut kamu keluar, aku masuk dulu ya Do, salam buat Siska, Raya, dan Jeri." Ucap Fe saat itu yang lalu pergi dari sana. Nampak Re pun mengikutinya dari belakang. Aldo menatap gadis itu pergi begitu saja, mengawasinya dari belakang. Lalu mengiriminya pesan disana.
"Siapa pria itu?" tanya Aldo pada pesan yang ia kirim pada Feli. Nampak gadis itu lalu membukanya dan membacanya. Dan Fe tidak ingin memberi tahu siapa Re sebenarnya.
"Bukan siapa-siapa Do." Ucap pesan balasan yang Fe kirim untuk Aldo. Hingga Fe marasa ia sudah cukup jauh dari Aldo. Gadis itu segera berbalik kearah belakang dengan segera. Membuat Re refleks menghentikan langkahnya. Namun malah membuat Feli terkejut saat itu dah bahkan hampir jatuh ke belakang. Untungnya kedua tangan Re dengan sigap menopangnya disana. Sesaat tatapan keduanya bertemu. Feli dan Re tidak tahu jika banyak pasang mata tengah menatap ke arahnya.
"Sampai kapan kamu mau dalam pelukanku?" ucap Re saat itu yang membuat Feli tersentak kaget disana. Lalu ia pun segera berdiri seperti semula lagi.
"Akh aku mau bilang. Cukup! aku nggak akan bolos di mata kukiah hari ini. Jadi... kamu nggak usah repot-repot buat jagain aku. Kamu tunggu aja di mobil sana." Ucap ketus Feli saat itu yang lalu ngeloyor pergi begitu saja.