Prolog

253 Words
Assalamu’alaikum. Selamat siang. Berjumpa lagi dengan saya, Bilbul17 penyuka alam dan sesuatu dengan rasa cokelat. Ini cerita kelima saya di Dreame/Innovel. I hope, you will enjoy it. Give me a comment if any typo or incorrect words. Thank you. Happy reading :) Suara lengkingan tangis membuat Anjani terbangun dari tidurnya. Mengambil handphone yang terletak di samping bantal kemudian menekan tombol power untuk melihat tampilan layar. Layar handphone dengan wallpaper bunga tulip menunjukkan pewaktu di angka 04.07 pagi. Anjani bangun dari tidurnya dengan mata yang masih menahan kantuk. Ia menyibak selimut bulu dengan motif bunga tulip lalu berjalan ke kamar mandi. Adzan Shubuh belum berkumandang, tetapi rumahnya sudah terasa ramai. Anjani berjalan ke arah kamar yang berada tepat di depan kamarnya. “Ada apa, Bu?” tanya Anjani saat sudah berada di dalam kamar yang dulu ditempati oleh kakak perempuannya. “Minta minum s**u. Kamu kebangun, ya denger suara tangisan Putri?” tanya Sukma—ibu Anjani—tak enak hati. “Bu, kenapa sih selalu ibu yang merasa tak enak hati? Harusnya Kak Anjeli yang tidak tahu diri itu yang merasa begitu ke kita. Lagian ibu kenapa sih mau diminta buat mengurus Si Putri ini. Kita jadi nggak pernah tenang,” ucap Jani dengan kesal. “Anjani! Jika kamu tidak mau mengurus Putri, keluar dari kamar ini dan siapkan sarapan!” perintah Sukma dengan tegas. Anjani keluar dari kamar dengan perasaan dongkol. Bukan ia marah pada ibunya, tetapi ia marah karena ibunya yang selalu membela kakaknya meskipun menurutnya kakaknya itu tak tahu diri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD