At the Dawn, I Miss You

1103 Words

Naviza belum menurunkan pedangnya, kesadarannya belum sepenuhnya utuh, "Angkasa?" ulang Naviza. "mengapa kau mengikutiku?" seru Naviza, nadanya rendah tapi cukup tegas. Dia tidak bisa memutuskan apakah dia terkejut, bahagia, atau apa, kesadarannya belum sepenuhnya pulih, "ada keperluan apa kau di ibukota selarut ini? bahkan ini sudah subuh!" Angkasa bertanya dengan suara penuh kecemasan yang bercampur curiga. "bagaimana jika para pembunuh itu menemukanmu lagi? kau bahkan datang ke sarang mereka!" Naviza menurunkan pedangnya, tangannya mendadak lemas, pedang itu jatuh ke tanah. Kepalanya masih juga pusing. Berkali-kali dia coba memfokuskan pandangannya, tangan kanannya meremas kepalanya, "sekarang, kau mengkhawatirkanku, Angkasa ?" bantah Naviza dengan intonasi datar. "tentu saja aku k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD