Penjahat

1691 Words

Mata hitam itu menajam seperti hewan buas yang ingin menerkam mangsanya ketika lapar. Tatapan itu tidak sama seperti dulu. Jika diibaratkan tatapan Kevin sekarang seperti singa, berbeda saat berpacaran dulu ia yang terlihat seperti kucing imut yang ingin dibelai. Tapi sekarang jadi amit-amit. “Tidak sia-sia aku mengikutimu sampai sejauh ini,” ujarnya dengan suara berat. “Pergilah. Aku tidak punya urusan denganmu.” Kututup pintu apartemenku namun Kevin menahannya. Aku terdorong ke belakang saat Kevin menerobos masuk ke dalam. Tubuh tingginya menjulang membuatku mendongkak untuk bisa menatapnya. “Apa maumu? Aku sudah peringatkan berkali-kali untuk tidak menggangguku. Apa kau tuli?” Aku marah untuk yang kesekian kalinya pada Kevin. Namun pria itu hanya terkekeh menganggap ucapanku angin l

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD