Suara detik jarum jam terus menghantuiku. Mataku tidak pernah terpejam sedikit pun sejak tadi. Pernyataan Jun Hee masih terngiang di telingaku saat kami berpisah di depan rumah Raya. “Sasya, aku sudah katakan pada Celine kalau kau akan ikut ke mana pun aku pergi.” Kuenyahkan suara itu. Saat aku berpikir untuk pasrah selalu ada sesuatu yang membuatku ingin bertahan. Kusingkap selimut tebal yang membungkus tubuhku. Kuhirup udara sejuk saat tiba di balkon kamar. Malam begitu indah bertabur bintang di langit gelap. Tuhan apa yang sedang kau rencanakan untukku. Aku tidak mengerti sama sekali dengan perasaan asing ini. Aku tidak pernah berpikir untuk menerima cinta dari seorang pria sebelumnya tapi nyatanya dia datang menawarkan rasa itu padaku. Dan sekarang aku jatuh sedalam-dalamnya sampai