Ibu mengupas kulit apel dengan lincah seperti sudah pekerjaan sehari-harinya. Dipotongnya apel yang baru saja ia kupas dan menyuapinya untukku dan satu potong lagi ibu berikan untuk Jun Hee yang duduk di sampingku. Kami berdua―aku dan Jun Hee―sudah seperti anak TK yang penurut, menunggu giliran disuapi oleh ibunya. “Kalian pacaran?” Uhuk.. uhuk… Aku tersedak saat ibu mengatakannya. Jun Hee dengan cepat memberiku air dan mengurut punggungku. “Kau tidak apa-apa?” tanya ibu khawatir. Aku mengangguk setelah menghabiskan satu gelas air. “Jadi apa kalian pacaran?” “Tidak.” “Iya.” Spontan aku menatap Jun Hee yang mengiyakan pertanyaan ibuku. Kami belum pacaran. Lebih tepatnya belum resmi. Aku tidak mau ibu berpikir yang tidak-tidak antara aku dan Jun Hee. “Kapan kita pacaran?” bisikku.