Maria berdiri di depan pintu rumah Wael, menunggu pemiliknya membukakan pintu. Tak lama, pintu terbuka. Laki-laki paruh baya itu terlihat sangat bersemangat, “Masuk, ayo cepat! Aku sudah siapkan camilan!” langsung menarik tangan Maria mengikutinya. “Pelan-pelan Wael, aku bisa jalan sendiri,” jerit Maria. Wael masih saja terlalu antusias, ia belum berhenti sebelum ia mendudukan Maria ke kursi santai di balkon samping rumah. Tentunya, sudah ada bermacam-macam makanan ringan dan minuman kaleng yang tersedia di atas meja. Mereka berdua duduk bersebelahan di kursi panjang yang tersedia. “Jadi, apa yang terjadi di konser tadi? Kencan dengan Oase menyenangkan?” Tanpa berbasa-basi, Wael langsung memulai acara tanya jawabnya. Maria tertawa, tak habis pikir kenapa malah laki-laki ini yang lebih