Syaqila melangkah lesu dengan sesekali mendenguskan hidungnya yang masih memerah. Gadis berkerudung itu berusaha menahan isak tangisnya yang hampir meledak, dadanya sedari tadi masih naik-turun menahan sesak. Lututnya bergetar kecil membuatnya hampir menjatuhkan diri di teras rumah. Namun, Qila berusaha kuat dan kembali melangkah memasuki rumah dengan mendongakan kepalanya. Gadis itu berusaha menarik kembali bulir hangat yang sudah memberontak ingin keluar. Langkahnya memelan dengan menatap dua orang yang kini tengah duduk di ruang tamu sembari menyicipi sesuatu di atas meja yang terlihat asing. Salah satu di antara mereka mengangkat wajah dengan sontak tersenyum lebar menatapnya. "Qila, kok baru pulang?" Ujarnya lalu mendekat dengan tersenyum lembut, "tadi mama coba resep baru, bikin c