"Kamu tuh yang nurut sama suami. Jangan sering bikin dia panik dan sakit hati. Nanti Allah makin lama ngasih kamu anaknya." Bla... bla... bla.... Ocehan Bunda saat aku mengantarnya di bandara tadi terus berputar. Apa aku berdosa kalau bahagia mereka kembali ke California? Demi Tuhan, aku menyayangi mereka. Tetapi, kalau mereka berada di radar yang dekat denganku, rasanya menyebalkan. Selalu aku yang salah. Tak kunjung hamil karena diriku. Suami kurus, karena diriku. Tenggelamkan aku! Aku segera turun dari mobil, dan mendapati Mbak Ijas sedang menyiram beberapa tanaman milik Pram di pojok halaman. Ada bunga yang tak kutahu namanya, ada beberapa pohon yang masih kecil dan Pram bilang nanti akan membentuk cemara. Entahlah. Hanya dia yang paham semua jenis dan cara merawatnya. "Ibu?" Berhe