bc

Cinderella Girl

book_age16+
25.8K
FOLLOW
190.4K
READ
billionaire
possessive
escape while being pregnant
arrogant
goodgirl
CEO
drama
tragedy
bxg
city
like
intro-logo
Blurb

Sahabat-sahabatnya sudah menikah. Tapi Evra masih saja betah sendiri. Dia bukannya tidak iri melihat kemesraan sahabat-sahabatnya dengan istri dan anak mereka. Tapi masalahnya, bukan karena Evra tidak tertarik dengan pernikahan. Melainkan karena tak ada wanita yang bisa membuatnya cukup tertarik untuk menikah. Dia belum menemukan wanita yang bisa membuatnya ingin cepat pulang kerumah. Dia belum menemukan wanita yang bisa menjadi alasannya tersenyum sendiri seperti orang gila.

Tapi... tiba-tiba saja dia sudah menikah. Bahkan sebelum dia melihat wajah istrinya.

"Orang tua kejam. Terkutuklah aku jadi anak durhaka. Tapi ini sudah kelewatan. Aku menjadi suami bahkan sebelum tau apa istriku punya lubang surga atau tidak." - Eviano Fariel Ramaditya

All copyright reserved to Greenqueen_ #2018

chap-preview
Free preview
BLURB
MALAPETAKA | EVRA "You must be kidding me," aku bangkit dari dudukku. Sofa yang aku duduki tiba-tiba terasa panas. Bukan panas dalam artian terbakar. Tidak!! Aku tau betul kalau ini adalah jenis sofa mahal yang dibeli orang tuaku dengan harga yang tidak main-main. "Duduk," kata Papa tegas. Keseriusan yang terpancar di wajahnya membuatku mau tak mau kembali duduk. Pria tua ini sangat jarang keras padaku. Keras yang tenang seperti ini. Aku lebih suka dia yang marah-marah hingga mengeluarkan otot-otot dan urat di lehernya. Dan sikapnya hari ini membuatku khawatir. Khawatir bahwa dia serius dengan kata-katanya. "Papa tidak mengatakan ini untuk meminta pendapatmu Vian. Papa mengatakan ini untuk menyuruhmu siap-siap." Meski suaranya pelan sama sekali tidak mengurangi tingkat ketegasan dalam kalimatnya. Itu pertanda malapetaka besar buatku. "Tapi Pap-" "Tidak Vian!" Pria tua itu menyela lebih dulu sebelum aku menyuarakan pembelaan diri. Astaga. "Kau akan menikah dengan wanita itu dua hari lagi. Tidak ada alasan lagi. Ini keputusan final dari papa dan mama," dia nyaris berteriak. Papa menatapku tajam. "Dan jangan ada pikiran untuk melarikan diri." Papa menarik napas lagi. Ia diam beberapa detik. Lalu melanjutkan kata-katanya. "Sudah cukup main-mainnya. Kau sudah 30 tahun dan bersikaplah layaknya pria dewasa." Papa menyelesaikan kalimatnya. Dia bangkit dan berlalu begitu saja. Bahkan sebelum aku sempat bersuara. Sebelum aku sempat.... "Btw, mam..." aku beralih menatap mama. "Setidaknya bolehkah aku tau siapa nama gadis itu?" Mama tersenyum. Wajahnya tampak tenang. Perdebatan dan ketegangan antara aku dan papa tadi seolah tidak mengusiknya sama sekali. "Kintani Aisyah. Namanya Kintani Aisyah," jawab mama dengan wajah bersinar dan senyuman lebar. Ya TUHAN. Bahkan baru namanya saja sudah berhasil menyiksaku. Adakah nama yang lebih aneh dari itu? *** Ai | AISYAH Panggil aku Ai atau Ayi juga boleh. Panggilan itu adalah salah satu hal yang menjadi favoritku. Entah kenapa aku begitu menyukai saat seseorang memanggil namaku. Apalagi kalau mereka mrmanggilnya lengkap-lengkap. Aisyah. Ah, aku jatuh cinta pada namaku sendiri. Terimakasih kepada Umi dan Abi yang sudah memberi nama ini. Nama ini juga salah satu berkah terbaik di dalam hidupku. Tapi... tidak ketika dia muncul. Pria itu, yang katanya akan menjadi imam dalam keluargaku, yang akan menjadi pemimpin rumah tanggaku, pria yang akan menjadi suamiku. Dia, bisa-bisanya dia menghina namaku. "Adakah nama yang lebih aneh dari itu?" Astagfirullah. Bagaimana bisa kalimat itu muncul dari bibirnya bahkan sebelum dia mengenalku? Terlebih lagi, dia menghina sesuatu yang sangat aku banggakan. Nama yang aku cintai dengan sepenuh hati. Memang sih namanya Keren, Eviano Ramaditya. Ya, jenis nama orang-orang kaya konglomerat darah biru. Atau lebih tepatnya kelas atas. Lantas jika dia orang kaya kelas atas dia berhak menghina namaku? Tidak! Tidak ada yang boleh menghina namaku. Jika tidak suka tidak usah menghina, diam saja. Ugh, menyebalkan. Sejujurnya aku tipe orang yang jarang marah. Tapi kali ini kata-katanya cukup membuat aku tersinggung. Tapi.. aku tidak akan mundur meski aku sedikit sakit hati. Ya, tidak ada kata mundur karena kemarin aku sudah setuju ketika Abi dan Umi pertama kali menyebut namanya. Ketika Abi mengatakan sebuah lamaran datang untukku. Lamaran ke sekian kali yang aku terima sejak umurku 18 tahun. Lamaran yang entah kenapa membuat wajah Abi dan Umi tampak bersinar dari banyak lamaran yang datang. Sedikit banyaknya aku sudah mendengar cerita tentang dia dari Abi. Dia tipe laki-laki pekerja keras. Dia bisa ke luar negri sampai 15 kali dalam satu tahun. Gila kan? Dan urusannya juga macam-macam. Entah untuk bisnis atau hanya untuk berfoya-foya. Karena dia laki-laki yang sangat suka bersenang-senang. Tapi kata Abi dia orang yang humoris dan hangat. Aneh kan? Jika hangat kenapa menghina namaku? Atau dia sengaja. Mungkin.. ya, jika dilihat dari sifatnya yang diceritakan Abi, dia sepertinya belum ingin menikah. Jadi bisa dikatakan ini perjodohan. Yap, dan dia sengaja mengatakan itu agar kami tidak jadi menikah. Tapi sayang dia salah. Karena aku tidak akan mundur. "Baiklah. Kita lihat saja Tuan Eviano. Apa yang bisa kau lakukan selain menghina namaku. Yang jelas aku tidak akan kalah, Eviano Fariel Ramaditya." ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Husband My Step Brother

read
55.3K
bc

The Perfect You

read
293.5K
bc

PEPPERMINT

read
372.2K
bc

His Secret : LTP S3

read
656.5K
bc

Marriage Agreement

read
594.4K
bc

Unpredictable Marriage

read
281.7K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
51.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook