Lula bangun dan merasa tubuhnya sangat letih, ia membuka mata lalu mengumpat dirinya sendiri yang terbangun di sebuah kamar milik Sky. Ia tidak lupa ingatan, atau tidak sadar dengan yang terjadi semalam. Setiap sentuhan, keintiman yang terjadi bahkan masih terasa meninggalkan jejak ditubuhnya. Betapa liarnya pergumulan mereka semalam, masih terekam jelas hingga buat wajah Lula memanas. Sky tidak memberinya waktu untuk istirahat, berhenti, berciuman lalu kembali melakukannya. Seperti pasangan yang melepas rindu, padahal mereka bukan pasangan. Lula segera duduk, meringis kecil karena rasa sedikit tidak nyaman di bagian pribadinya.
“Jam berapa ini?” Lula langsung bergerak sambil berupaya melilitkan selimut yang besar dan tebal itu. Langkahnya berhenti saat pakaiannya yang berantakan di lant
