Masa Kuliah

1097 Words
Memasuki lingkungan kampus saat pagi buta rasanya seperti sedang berperang menghadapi anak buah Thanos. Sudah sepi pengunjung, suasana kantor yang penerangannya ala kadar plus  cuaca yang sangat dingin ciri khas kota ini yang memang terkenal ademnya. Semua rasanya melengkapi rasa horror dan berhasil membuat bulu kuduk seorang Dana pada meremang tak beraturan. Hari ini adalah hari pertama ia menjalani statusnya sebagai mahasiswa. Jurusan manajemen ekonomi yang ia ambil karena menyesuaikan jurusan sewaktu duduk di SMA. Dana enggan mengambil jurusan akuntansi karena kelemahannya pada soal hitung hitungan. Nama gadis itu Icha. Mengenalnya juga secara tak sengaja terjadi di kampus yang sama dengan Dana. Kampus yang terkenal akan ayam kampusnya, koleksi para mahasiswi cantik yang mencari side job kala senggang dengan menjual paras wajah dan kemolekan tubuhnya. Jangan heran jika setiap hari ada saja mahasiswa dari kampus lain yang tongkrongannya sering di kampus ini. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa, orang professional juga terkadang iseng mencari mangsa di kampus tersebut. Icha adalah teman sekelas. Ia anak yang cukup smart di antara gadis yang ia kenal di kelas. Kepintarannya dalam akademik membuat Dana mencuri kesempatan agar bisa menyelesaikan semua tugas tugas kuliahnya. Icha tak menyadari jika selama ini di manfaatkan oleh seorang playboy cap kadal si Dana. Dia pun tetap berusaha baik dengan gadis itu agar ia selalu menuruti keinginannya, terutama soal tugas tugas kuliah yang enggan ia kerjakan. Perjalanan Dana dan Kacong yang penuh dengan lika liku soal wanita membuat mereka jadi sedikit tahu tentang wanita, khususnya Dana yang memang spesialis don juan. Kalau untuk Kacong sudah pasti tidak akan ada yang percaya dengan pengakuannya yang memang tak pernah terbukti. Awal-awalnya memang sulit untuk melupakan seseorang yang memiliki arti dalam hidupnya. Namun life must go on, setelah Dana di kecewakan cinta pertamanya, ia mencoba jalani hidupnya dengan mengubah caranya hingga perlahan akhirnya ia mendapatkan ritmenya. Ada salah satu gadis di kampus, kebetulan ia satu kelas sejak dari awal masa ospek masuk kuliah. Gadis itu asli orang Jawa, dari Pare, Kediri. Orangnya pendiam, kulitnya putih bersih, bodinya bohai, dan di kelas jadi idola juga. Namanya Evi. Awalnya Dana yang sering mencuri perhatian kepadanya. Setiap dipandangi pun, ia selalu tersenyum malu-malu kucing betina.. Tak butuh waktu lama, ternyata Evi yang malah datang ke indekos Dana seorang diri. Wah, terbayang, bukan! Seorang cewek mendatangi cowok di indekos cowok pula, “sarangnya penyamun”, kata orang. Teman-teman Dana satu indekos langsung heboh. Mereka tidak menyangka ada cewek yang berani datang ke sarang penyamun apalagi bertemu dengan Dana si bocah gemblung. Belum tahu mereka pelet orang Kalimantan. Dana membatin. Petualangan Dana di kampus lain. Berawal dari sebuah telepon seorang sahabat yang tak sengaja nyasar ke indekos putri dari kampus lain. Sobat terbaik Dana yang bernama Kacong.  “Pek, temenin gua, ya, mau ga lu?” pinta Kacong saat matahari sedang terik-teriknya. Ia memang sudah hafal betul kelakuan Dana yang nekat jika menghadapi situasi yang baru. Apalagi jika yang berhubungan dengan makhluk yang bernama cewek. “Perasaan gua ga enak, nih, jangan-jangan lu mau jadikan gua tumbal, ye?” “j****k! Gaklah, Pek, gua serius, nih. Gua dapat kenalan bokin baru, tapi ga tau orangnya cemane? Lu, kan, tahu kelemahan gue kalo ngadepin orang baru kenal, suka grogi gue.” “Ah, modus lu. Giliran begitu grogi, eh ... giliran nimatin mekinya lu diem-diem bae, kunyuk memang.” “Ya elah ... ngepet lu. Kan, lu dah hapal, Bray. Ayolah, Cui ... siape tahu temennya juga ada yang cakep, kan, mayan lu bisa dapet juga, Cui.” “Ayolah, kita kemon, siapa tahu dapet gratisan juga.” Setibanya di suatu daerah, perasaan Dana sudah mulai kurang nyaman. Ia berharap semoga saja tidak menghadapi demit seperti sebelum-sebelumnya. Namun, ternyata dugaan Dana salah, si Kacong ternyata membawanya ke sebuah indekos putri di daerah kampus swasta terbesar yang terletak di dekat terminal dan pasar. Dengan menggunakan pelet Jepang-nya yang bernama Mazda keluaran terbaru, mereka segera masuk memasuki area indekos tersebut. Suasananya saat itu tidak begitu ramai karena—mungkin—sebagian penghuninya sedang aktivitas kuliah. Baru sampai depan pintu indekos, mereka sudah disambut seorang gadis hasil kenalan si Kacong. Tidak ada yang spesial dari gadis itu, semua terlihat biasa. Sedikit pun tidak membuat Dana tertarik. Akan tetapi, tidak buat sobat Kacong yang edan itu, dalam otaknya pasti m***m duluan.  Saat liburan ke luar kota, Dana dan Kacong bertualang dengan mencari cinta sejati. Destinasi mereka jelas ke kota yang terkenal dengan para gadisnya yang sangat cantik. Apalagi kalau bukan Kota Kembang, Bandung. Rencana itu sudah mereka buat jauh jauh hari sebelum masa liburan di mulai. Jika si Kacong memanfaatkan Dana karena modal nekat dan tampangnya maka Dana sebaliknya, yaitu materi dari anak sultan Madura tersebut. Beruntung mereka bisa menikmati liburan meski harus mengeluarkan duit yang tidak sedikit. Mau tidak mau mereka harus membayar jasa PSK untuk menyalurkan hasrat mereka. Pengalaman mereka di kota tersebut yang baru pertama kali menjadi kendala untuk mencari mangsa buruan. Hanya di mal saja yang mereka pantau tapi tak berani memulai aksi. Rasa takjub sudah membuat mereka merasa senang hingga melupakan misi sebenarnya. Destinasi berikutnya adalah kota gudeg, Jogjakarta. Tanpa sengaja Dana mendapat kenalan saat sedang berhenti di persimpangan jalan traffic light. Nama gadis itu Vera. Gadis sintal asli kota Jogja yang cukup manis. Kuliah di semester awal di sebuah perguruan tinggi swasta favorit. Bersama temannya ia menjadi mangsa pertama untuk di kota tersebut. ilmu yang sudah mereka kuasai hanya dengan sedikit senyuman sudah bisa membuat sasarannya langsung tergila gila pada Dana. Akhirnya, Dana bisa merasakan yang namanya first love. Memang benar kata orang, semuanya terasa indah, bayangan t*i kucing saja bisa berubah jadi coklat. Apa pun yang dilakukan, semuanya selalu terasa membahagiakan. Rasanya tak percaya, bisa mendapatkan cinta seorang idola adalah keberuntungan yang hakiki bagi Dana. Semua mata rasanya hanya tertuju pada mereka, pasangan yang sedang dimabuk cinta. Namun sayang, rasa itu tidak bisa bertahan lama. Dana dan Windy harus berpisah untuk sementara karena melanjutkan studi yang lebih tinggi lagi. Pilihan keduanya juga berbeda destinasi. Jika Dana memilih Jawa sebagai kota tujuannya, maka Windy hanya sekitar  kota yang masih satu provinsi dengan kota asalnya. Sewaktu masih awal-awal berpisah, mereka masih sering berhubungan, walau hanya lewat sepucuk surat dan pesawat telepon. Hubungan itu tidak bisa bertahan lama, karena godaan pasti menguji hubungan yang terpisah terlalu jauh jaraknya. Dari awal Dana pikir bisa mempertahankannya, ternyata ia lupa bahwa cinta juga memerlukan kasih sayang dan peehatian yang nyata, bukan hanya kata-kata yang ditulis melalui surat atau kata-kata indah yang terucap di bibir saat berkomunikasi lewat telepon. Cinta itu dibutuhkan kala ia sedang terpuruk, kala ia sedang sedih.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD