Bab 7

1200 Words
Radhika sampai dirumahnya dan melihat motor Mario masih berada didepan rumah Anggita. Radhika mendengus kesal karena Mario ternyata mampir terlebih dahulu. Radhika pun masuk kedalam rumahnya dan langsung menuju kamarnya. "Loh, kamu uda pulang Dhik?" tanya Belinda ketika melihat Radhika melewati ruang keluarga terburu-buru. "Loh, ibu ada dirumah?" tanya Radhika balik. Belinda memutar bola matanya, "Kalo ditanya itu dijawab Dhik, bukannya dibales tanya lagi," Cibir Belinda. Radhika menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. "Hehehehe. Maaf Bu, Habis Dhika kaget tadi Dhika kira cuma ada Bibi dirumah," "Ibu baru pulang kok, kamu mau kemana buru-buru?" "Mau ke rumah Asa sama Tata," "Kamu udah minta maaf sama Tata?" Radhika menghela nafas, "Sudah Bu, cuma Tata masih marah kayaknya sama Dhika," "Ya kamu sih, ulang tahun Tata bisa kamu lupain gitu," cibir Belinda "Nggak sengaja Bu, Dhika nonton terus ternyata selesainya kemalaman," jawab Radhika jujur. "Ya sana coba minta maaf lagi sama Tata," Radhika mengangguk dan berpamitan pada Belinda. Radhika pergi kerumah Anggita dan Radhika melihat motor Mario sudah tidak berada disana. Radhika tersenyum dan masuk kedalam rumah Anggita. Didalam rumah Radhika mendapati Devano dan Diandra kini sedang keluar kota dan Oma Anggita sedang pergi bersama tante Anggita. Radhika pergi menuju kamar Anggita dan mengetuk pintu kamar tersebut. Radhika menunggu dan tidak lama kemudian Anggita keluar dengan pakaian rumahnya. "Loh, Mas Dhika disini? Cari Mas Asa?" Radhika tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Mas cari kamu," Anggita menerutkan dahinya, "Cari Tata? ada apa Mas?" "Mas mau ngomong bisa?" "Ngomong apa?" tanya balik Anggita. "Kamu uda lihat kado dari Mas?" tanya Radhika Anggita mengerutkan dahinya bingung, "Udah," "Suka?" "Suka, terima kasih ya Mas," jawab Anggita singkat. Radhika menghela nafas. Radhika tidak suka hubungannya dengan Anggita menjadi canggung seperti ini. Rasanya aneh ketika Anggita tidak seperti biasanya. "Mas minta maaf, kemarin Mas temenin Leticya nonton. Mas nggak nyangka kalau akan selesai malam," ucap Radhika jujur. Anggita sedikit terkejut dengan pengakuan Radhika, "Oh, nggak apa-apa Mas, Tata ngerti kok," ucap Anggita tersenyum tipis. "Mas Asa bilang sama Tata, kita sekarang bukan lagi anak-anak seperti dulu, Tata gak bisa terus-terusan ikutin Mas Dhika, Mas Dhika cepat atau lambat akan punya dunia Mas Dhika sendiri yang mungkin dalam dunia Mas Dhika nantinya nggak ada Tata maupun Mas Asa," "Tapi Mas Dhika nggak keberatan kalau Tata terus seperti dulu," ucap Radhika spontan. Anggita tersenyum tipis. "Tata sudah pikirin Mas, yang Mas Asa bilang bener, bukan berarti Tata gak main sama Mas Dhika lagi tapi Tata nggak mau bergantung terus sama Mas Dhika, Mas Dhika juga mau fokus untuk ujian masuk universitas kan kayak Mas Asa, lebih baik Mas Dhika fokus belajar kayak Mas Asa," Radhika pun hanya diam mendengarkan ucapan Anggita kemudian menghela nafas. "Mas masih ngerasa kamu marah karena Mas gak dateng kemarin," Anggita menghela nafas perlahan. "Enggak Mas, Tata mana bisa marah lama-lama sama Mas Dhika dan Mas Asa," "Mas Dhika nggak suka Tata kayak tadi, Tata yang Mas Dhika tau selalu ikut kemana Mas Dhika pergi," ucap Radhika sambil menatap kedua bola mata Anggita. Anggita merentangkan tangannya dan meminta Radhika memeluknya seperti saat mereka masih kecil. Radhika yang tau maksud Anggita pun mendekati Anggita dan memeluk Anggita dengan erat. Anggita membalas pelukan Radhika sama eratnya. "Mas, Tata cuma nggak mau terus-terusan bergantung sama Mas Dhika dan Mas Asa. Kalau Mas Dhika punya pacar nanti, pacar Mas Dhika bisa salah paham sama Tata," Radhika menggeleng cepat. "Kalau Mas Dhika sama Mas Asa punya pacar, mereka harus bisa terima kamu, karena kamu kan adek kesayangan kami," ucap Radhika sambil mengecup puncak kepala Anggita. "Belum tentu mereka bisa terima Mas," ucap Anggita memberi pengertian. Radhika melepaskan pelukannya. "Pasti bisa," ucap Radhika dengan nada yakin. Anggita pun memutar bola matanya malas, "Terserah Mas Dhika aja lah," ucap Anggita dengan nada malas. Radhika pun mengacak-acak rambut Anggita gemas dan tanpa mereka sadari sedari tadi Angkasa memandangi aksi mereka dari kejauhan. Angkasa yang baru sampai dirumah pun menghampiri keduanya dengan pakaian seragamnya dan plastik berisi buku soal latihan. "Loe disini?" tanya Angkasa pada Radhika. Radhika yang sedang menatap Anggita pun menengok ke arah Angkasa dan mengangguk. Radhika mengikuti Angkasa menuju kamarnya dan keduannya pun larut dengan berbagai pembahasan diantara mereka berdua sementara Anggita kembali masuk kedalam kamarnya. Di dalam kamarnya Anggita kembali duduk di meja belajarnya dan menatap kotak hadiah dari Radhika yang sejujurnya belum ia buka hingga detik ini. Anggita berbohong ketika Radhika bertanya mengenai apakah Anggita menyukai kadonya atau tidak. Melihat kado yang diberikan Radhika saja belum bagaimana ia bisa tau menyukainya atau tidak. Anggita menatapnya lama hingga akhirnya Anggita membuka kotak hadiah yang Radhika berikan. Anggita membukanya perlahan dan saat kotak itu terbuka ada sebuah kalung dengan bandul hati yang sangat cantik. Anggita tersenyum menatap hadiah yang diberikan Radhika. Di dalam kotak itu juga terdapat sebuah surat. Anggita mengambil surat itu dan membacanya. Dear, My Princess Anggita Happy belated birthday Ta, Doa Mas Dhika yang terbaik selalu terucap untuk Tata. Maaf karena tahun ini Mas Dhika justru buat kamu sedih. Mas Dhika sadar, Mas Dhika salah. Mas minta maaf, Mas janji nggak akan terulang lagi di ulang tahun kamu selanjutnya. Semoga kamu suka kado Mas tahun ini, Fr : Mas Dhika. Anggita tersenyum tipis membaca surat yang ditulis tangan oleh Radhika. Radhika memang tidak pernah berubah semenjak pertama kali Anggita mengenal Radhika. Radhika selalu memperhatikan Anggita. Radhika tidak pernah membiarkan Anggita kecewa apa lagi karena dirinya. Anggita menatap kalung hati yang Radhika berikan. Anggita mengeluarkan kalung itu dari dalam kotaknya dan Anggita pun berjalan menuju cermin yang berada di walk in closet miliknya. Anggita memakai kalung pemberian Radhika dilehernya dan tersenyum menatap pantulan dirinya dicermin. Kalung yang Radhika berikan terlihat cantik dilehernya. Anggita pun memutuskan untuk menggunakan kalung itu sebagai tanda terima kasihnya pada Radhika. Lagi pula kalau hadiah Radhika tidak ia gunakan maka Radhika bisa berfikir kalau Anggita masih marah terhadap dirinya. Anggita pun keluar dari kamarnya dan menuju dapur untuk mengambil minum. Anggita pun membuka kulkas dan mengambil air dingin dalam sebuah jar kaca yang memang diletakan di dalam kulkas. Saat hendak menutup kulkas Anggita dikejutkan dengan keberadaan Radhika yang berdiri dibelakang pintu kulkas yang terbuka. Anggita terkejut bukan main, beruntung jar kaca yang Anggita pegang tidak terlepas karena jika sampai terlepas bisa dipastikan semua akan heboh jadinya. Disaat Anggita sedang mengatur nafas dan detak jantungnya karena kaget, Radhika kini sedang tertawa dengan kencangnya. "Mas Dhika! ngagetin aja deh!" ucap Anggita dengan nada kesal. Radhika masih tertawa terpingkal-pingkal karena reaksi kaget Anggita. Namun tawa Radhika berhenti dalam sekejap ketika mendengar Anggita mulai berhitung, "Satuuu... Dua..." Radhika langsung menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangannya dan berusaha berhenti tertawa. Radhika menatap Anggita dan matanya terpaku dengan kalung yang Radhika berikan pada Anggita. Sebenarnya kalung itu adalah kalung yang memang Radhika beli beberapa waktu yang lalu untuk Anggita namun Radhika terlalu bingung bagaimana memberikannya pada Anggita karena ulang tahun Anggita masih lama. Radhika mengumpulkan uang jajannya dan ketika uangnya sudah cukup Radhika membelikan sebuah kalung emas berbentuk hati dengan bantuan Ibunya. "Mas bukannya belajar buat ujian malah isengin aku!" ucap Anggita dengan nada sebal. Radhika terkekeh dan mengacak-ngacak rambut Anggita dengan gemas. "Mas haus. Terima kasih sudah pakai kalung pemberian Mas," Anggita menyentuh kalung di lehernya dan tersenyum. "Terima kasih kadonya Mas," Radhika mengangguk. "Terima kasih juga sudah menerima permintaan maaf Mas,"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD