8

1605 Words
Nabila berjalan sendirian menuju ke parkiran mobilnya, ia tentu sadar bahwa sedari tadi banyak sekali yang menjadikan dia pusat perhatian di GOR ini. Namun Nabila bersikap biasa saja, ia tak memikirkan mereka semua. Sementara itu, Ojak yang juga sedang bermain basket itu langsung tak fokus ketika matanya menatap ke arah dimana seorang bidadari lewat. Orang itu adalah Nabila yang sedari tadi sudah dibicarakan oleh mereka semua. Kini Ojak langsung diam terpana melihat kecantikan dari Nabila, hal itu membuat beberapa temannya sadar dan langsung menatap ke titik dimana Ojak menatap, mereka pun ikut terdiam. Gemas sekali melihat ke Nabila. "Anjir tambah cantik aja sih Nabila itu, ga nyangka sih gua." ujar Putra. "Lo pada ngelihatin apa sih woy? Kenapa kompak pada berhenti mainnya?" tanya Ragil kepada teman-temannya itu, karena tak mendapatkan jawaban akhirnya ia mendekati mereka dan menepuk bahu Ojak dengan keras. "Woy sakit anjir, kenapa sih Gil Lo." ujar Ojak yang masih mengelus bahu. "Gua tanya tadi ke Lo semua, kenapa Lo semua kok diem aja berhenti mainnya. Padahal lagi seru-serunya juga." ujar Ragil yang kini bertanya lagi. "Itu loh, ada Princess kita lagi lewat. Ga mungkin lah gua ga ngeliat dia lewat di depan mata gini. Mubazir." ujar Ojak yang membuat Ragil bingung. "Princess kita mata Lo, gua ga ikut-ikutan. Lagian mana sih yang namanya Nabila itu? Jadi penasaran gua." ujar Ragil yang sudah menatap ke arah pandang teman-temannya tapi ia melihat perempuan yang bernama Nabila itu sekarang sudah masuk ke dalam mobilnya. Ia tak melihat wajahnya. "Yah telat Lo Gil, udah masuk ke mobil." ujar Ojak dan Ragil tak masalah. Lagi pula juga dirinya tidak pernah ingin tahu siapa itu Nabila, ia tadi hanya penasaran karena teman-temannya seperti sangat mengidolakan Nabila. Kini mereka melanjutkan bermain basket, tapi setengah jam kemudian perut mereka sudah keroncongan hingga akhirnya sekarang mereka pun sudah masuk ke dalam warung soto dan makan bersama-sama disana. Sementara Nabila sekarang sudah ada di jalan menuju ke rumah, ia tadi sudah membelikan beberapa makanan untuk Hasna dan Raras juga. Namun sepertinya mereka berempat belum bangun karena ini di handphonenya masih belum ada chat dari mereka. Biasanya, meskipun Bibi sudah mengatakan pada mereka bahwa dirinya pergi jogging jika mereka sudah bangun mereka akan chat Nabila. Namun sampai sekarang belum ada chat. "Gila ya mereka berdua kebo banget." ujar Nabila yang masih di jalan. Ia sudah hampir sampai di rumah tapi ia berhenti di tukang bubur sebentar karena ia ingin membelikan bubur untuk dua temannya itu. Mereka berdua memang sangat menyukai bubur yang ada di dekat rumahnya ini. "Bang buburnya dua ya." ujar Nabila dan sekarang ini ia mengantri karena memang ada beberapa orang yang telah lebih dahulu memesan sebelumnya. Saat ini Nabila mendapatkan telfon dari Raras, sepertinya ia baru saja bangun dari tidurnya. Ia pun langsung mengangkat panggilan itu juga. "Hallo, kenapa Ras?" Tanya Nabila sembari masih menunggu buburnya. "Lo jogging ga ajak-ajak ya. Btw beliin gua bubur dong, kalo ke rumah Lo tanpa makan bubur itu rasanya hampa tahu ga." ujar Raras pada Nabila. "Iya iya, gua udah ngantri nih demi Lo berdua. Ya udah sana Lo mandi, jam segini baru bangun gimana gua ajak Lo jogging coba." ujar Nabila itu. "Hahahah iya juga sih, ya udah ya Nab gua mau mandi dulu." ujar Raras dan panggilan itu pun kini sudah benar-benar berhenti. Nabila sekarang masih mengantri, sisa dua antrian saja. Ia pun sekarang lumayan tenang juga. Akhirnya setelah sudah menunggu cukup lama ia pun mendapatkan bubur itu. Kini ia membawa buburnitu masuk ke mobil dan ia langsung mengendarai mobilnya menuju ke rumahnya. Karena memang tadi ia sudah dekat dari rumahnya sekarang Nabila sudah sampai di depan rumahnya. Nabila langsung masuk membawa bubur dan jajanan yang tadi ia beli di GOR. Ia sudah sampai di ruang TV depan kamarnya dan disana sudah ada Raras. Sepertinya Hasna masih mandi sekarang karena ia tak terlihat juga. "Ah akhirnya bubur gua datang juga." ujar Raras sangat bersemangat. "a***y ya Lo, nih gua beliin jajanan juga." ujar Nabila pada Raras. Raras pun senang dan sekarang dia sudah membuka semuanya ia akan memakan. "Halo guys Hasna datang, wah makanan asyik nih. Btw Lo kok ga ajak kita sih tadi Nab." ujar Hasna dengan cemeberut, Nabila hanya memutar mata. "Udah deh ga usah pada cerewet, ini kalian tinggal makan juga." ujar Nabila pada dua temannya. Ia belum mau membahas tentang Dafa kerena jika ia membahasnya sekarang pasti mereka berdua akan bertanya terus dan jadi lupa tidak makan. Biar lah semuanya seperti ini dulu, lagi pula ia juga belum terlalu dekat dengan Dafa. Jadi ia tidak mau mengumbar itu dulu. "Btw ketemu sama siapa aja Lo tadi di GOR?" tanya Hasna memancing. "Udah makan dulu, tar setelah makan baru gua kasih tahu ke Lo gua ketemu siapa aja." ujar Nabila dan mereka berdua pun kini sudah mengangguk. Nabila sendiri sekarang pergi mandi karena badannya lengket lagi setelah tadi ia berolahraga. Kini ia sudah mandi, ia tadi mencharge handphonenya. Setelah mandi ini ia pun mencabutnya dan menghidupkan handphonenya. Ia melihat beberapa komentar, ternyata banyak yang tadi melihatnya di GOR. Entah apa mereka melihat saat Nabila sendiri atau saat bersama dengan Dafa ia juga tidak tahu. Kini ia melihat-lihat instagramnya. "Anjir woyyy. Gila!" teriak Hasna membuat Nabila terkejut, karena khawatir terjadi apa-apa dengan Hasn dan Raras, sekarang ini Nabila langsung buru-buru pergi ke ruang TV. Namun apa yang ia lihat ternyata hanya mereka berdua yang melotot sembari melihat handphonenya. Ia sangat kesal. "Ck, Lo berdua bisa ga sih ga usah keras-keras kalo ngomong. Gua kira ada apa anjir." ujar Nabila yang kini sudah duduk di dekat mereka berdua. "Emang ada apa-apa ini Nab. Sumpah ya. Ganteng parah." ujar Raras. "Apa sih Lo berdua gila ya." ujar Nabila pada dua temannya itu. "Ini tuh ga gila Nab, kita tergila-gila sama ketampanan Ragil. Btw, Lo tadi ga lihat emang Ragil sama temen-temennya? Tadi mereka juga ke GOR woy! Ah kenapa tadi gua ga ikut Lo sih ke GOR." ujar Hasna uring-uringan sendiri. "Yeee salah Lo sendiri pada ngebo. Ga lihat gua tuh, lagian juga gua ga kenal sama mereka. Gua tuh tadi malah ketemu sama Dafa." ujar Nabila memulai ceritanya dan itu berhasil membuat Raras dan Hasna berpaling dari muka tampan Ragil yang ada di dalam foto i********:. Mereka lebih penasaran ke Nabila, siapa lagi yang akan menjadi korban ghostingnya nanti. "Wait Dafa yang itu?" tanya Raras yang mana ia membicarakan tentang SMA yang tak jauh dari sekolah mereka. Nabila mengangguk menjawab Raras, kini mereka berdua benar-benar excited untuk mencari tahu lagi tentang Nabila dan Dafa, mereka tahu bahwa ini first time Nabila dan Dafa bertemu dan pasti akan membutuhkan waktu juga bagi mereka berdua pendekatan. "Dia bakalan Lo jadiin next korban Nab?" tanya Raras memastikan saja. "Maybe yes, maybe no. Who know's?" tanya Nabila membuat dua temannya itu menggelengkan kepala mereka. Selalu saja tentang Nabila dan Korban Ghostingannya membuat mereka berdua menggelengkan kepala. Mereka memang tidak bisa menebak bagaimana isi hati dan kepala dari Nabila sejak dahulu. "Udah deh terserah loh, eh tapi sih ya tadi kalo Lo ketemu sama Ragil sih the best parah. Bisa-bisa cewek sama cowok tuh pada kumpul deh mereka. Soalnya disana ada Lo sama Ragil, tapi lebih wow lagi kalo Lo sama Ragil pacaran sih. Wah ga bisa bayangin gua seberapa irinya cewek cowok diluaran sana sama Lo berdua. Ya ga Ras?" tanya Hasna kepada Raras sekarang ini. "That's right, bener banget. Tapi jangan deh, My Baby Ragil bukan untuk di ghosting." jawab Raras dan Hasna pun menepuk dirinya supaya sadar. "Sadar Lo, my baby my baby aja Lo." ujar Hasna kepada Raras itu. "Ish dasar ya Lo berdua gesreknya sama." jawab Nabila pada mereka. Dua teman Nabila itu masih saling toyor menoyor satu dengan yang lainnya membuat Nabila kini menggelengkan kepalanya karena mereka berdua sangat tidak ramah bintang satu. Jadi penasaran gua kayak apa sih Ragil itu, ah tapi kalo gua tanya sama mereka berdua nanti malah mereka nyangkutnya beda lagi. Batin Nabila itu. Sekarang mereka bertiga mengobrol sembari makan, Nabila sendiri makan cilok yang tadi ia beli di GOR. Sebenarnya sekarang ia memikirkan kira-kira dirinya tadi sebenarnya bertemu dengan Ragil dkk atau tidak karena ia juga tidak tahu bagaimana mukanya Ragil. Selain itu, tadi banyak sekali cowok bergerombolan di GOR jadi ia tidak bisa tahu yang mana yang namanya Ragil. Eh ngapain juga sih gua mikriin dia, kayak penting aja sih. Udah deh gua ga mau mikirin dia lagi pokoknya. Batin Nabila sembari melihat teman-teman. Hari itu mereka habiskan waktu mereka dengan mengobrol dan bermain basket di halaman rumah Nabila. Hingga akhirnya malam tiba dan mereka kembali pergi ke Club. Mereka akan makan malam seperti kemarin, entah apa kali ini mereka akan minum atau tidak mereka juga tidak tahu karena tidak ada yang menjaga mereka mengingat Nabila baru saja putus dari Naka. "Eh kenapa Lo ga ajak Dafa aja Nab?" tanya Hasna sembari meyetir. "Ajak Dafa? Bener juga Lo. Ya udah deh gua ajak Dafa. Biar dia juga ajak temennya." jawab Nabila, kini Nabila telah mengirim chat pada Dafa. Ia mengundang Dafa untuk datang di Club yang akan ia datangi, itu pun jika Dafa memiliki waktu free. Nabila sudah sampai setengah perjalanan dan akhirnya ia mendapatkan info bahwa ternyata Dafa dan teman-temannya juga disana. "Aman, kita nanti gabung tablenya Dafa aja, kebetulan banget dia ada disana sekarang." ujar Nabila membuat dua temannya sangat senang. "Asyik nih mantep, gas pokoknya." jawab Raras dan mereka pun sekarang sudah hampir sampai di Club yang akan mereka datangi. Tak beberapa lama mereka sudah sampai di parkiran Club. Mereka langsung turun dan menuju ke dalam club. Lumayan banyak teman yang mereka jumpai di club tersebut, banyak yang di luar dan ada pula yang ada di dalam. Mereka saling sapa juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD